LAPORAN
AKHIR
ASESMEN
KEBUTUHAN BELAJAR
DI
KARIMUN JAWA, JEPARA
(PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI)
Oleh
: Adelia Hardini (1201412045)
PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERRSITAS
NEGERI SEMARANG 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Di
zaman yang serba konsumtif ini manusia mempunyai berrmacam-macam keinginan dan
kebtuhan. Baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Bahkan karena
banyaknya pendapatan yang didapat manusia cenderung akan menggunakan uang yang
didapat utuk hal yang kurang penting baginya, dalam kata lain hanya untuk
memuaskan hasrat nafsu yang tidak pernah puas. Setiap orang mempunyai kebutuhan
yang berbeda-beda. Karena letak geografis wilayah, kultur, pangkat, pendapatan,
umur kebutuhan bisa berbeda. Misalnya kebutuhan anak usia dini dengan remaja.
Anak usia dini membutuhkan pendidikan yang didalamnya terdapat pendidikan yang
menunjang akan kesiapan dalam sosialisasi (life ready). Sedangkan remaja
membutuhkan pendidikan untuk meningkatkan potensi, dan pendidikan yang bisa
menjembatani remaja tersebut untuk tumbuh menjadi sosok dewasa yang bijaksana,
wibawa dan tanggung jawab.
Kebutuhan
bukan saja ada pada setiap individu. Justru dari individu akan terbentuk
kebutuhan kelompok atau kebutuhan sosial karena adanya kultur. Kebutuhan sosiao
ada setelah manusia berhubungan dengan manusia lain. Seperti harga diri, rasa
aman, kejasama, kasih sayang, dan lain sebagainya. Tingkat kebutuhan Maslow
dimulai dari yang dasar dan palingkuat mendorongnya untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan
berikutnya. Kebutuhan tingkat pertama mempunyai arti penting dalam
mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup. Sedangkan kebutuhan tingkat
kelima, yaitu kebutuha akan pengembangan diri, mengandung arti bahwa seseorang
mampu menampakkan dan mengembangkan potensi diri sehingga ia dapat
bertingkahlaku sebagaimana ia harus bertingkahlaku.
Untuk
membentuk program pendidikan nonformal sesuai dengan kebutuhan seseorang maupun
kelompok dibutuhkan adanya asesmen kebutuhan belajar. Daerah Karimunjawa
merupakan daerah pesisir. Mata pencaharian masyarakat setempat paling banyak
yaitu nelayan. Karena daerah yang jauh dari kota banyak pengajar maupun
fasilitator yang enggan melakukan program di Karimun jawa. Dengan perhitungan
biaya hidup (makan dan penginapan) yang mahal. Disamping itu, menurut ketua RT
01 kursus dilakukan tiga kali dalam satu tahun. Kursus yang masih ada sampai
saat ini yaitu kursus sablon. Selain itu sudah tidak ada lagi. Jika dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat kita mengandalkan pemerintah dengan biaya dari
APBD tidak akan memuaskan masyarakat bahkan tidak bisa memaksimalkan
pengembangan potensi setiap orang.
Oleh
karena itu, laporan ini dibuat sebagai gambaran atau arahan para pendidik
nonformal maupun pihak yang ingin melakukan program pendidikan non formal di
Karimunjawa.
B.
TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN
Sebagaimana
yang dijelaskan pada latar belakang bahwa asesmen kebutuhan dibutuhkan untuk
menentukan program-program nonformal. Oleh karena itu Saya susun laporan ini
bertujuan untuk :
1.
Acuan bagi pihak-pihak terkait untuk
penyusunan program pendidikan nonorma di Karimun Jawa
2.
Pengetahuan bagi mahasiswa ataupun
pembaca mengenai kebutuhan belajar di Karimun Jawa
BAB II
ORIENTASI WILAYAH
A. SEPUTAR NARA SUMBER
Nama : Kundori S.Pd
Riwayat
Pekerjaan :
1994 – 1996 : Guru
SDN 1 Parang
1996 – 2009 : Guru
SDN 1 Karimunjawa
2004 – 2007 : Merangkap
mengajar di SMKN 1 Karimunjawa
2009 – 2013 : Penilik
PNF
Peran di masyarakat : Wakil Ketua Fossimka, BPUPK di PNPM MPd, Ketua PGRI
Kecamatan,
B. VISI
DAN MISI KECAMATAN KARIMUNJAWA
1.
Visi
Terwujudnya Kecamatan
Karimunjawa yang Maju, Sejahtera,
Demokratis, Damai, Mandiri didukung oleh
Sumber Daya Manusia
yang Berkualitas, Religius, Berakhlak mulia serta Komperhensif, Kondusif, Berwawasan Lingkungan dalam Wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2.
Misi
Untuk mewujutkan Visi Kecamatan Karimunjawa kedepan dalam
pelaksanaan otonomi daerah, dirumuskan Misi sebagai berikut :
n Mewujudkan SDM yang berkualitas yang menguasahi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dilandasi iman dan taqwa .
n Mengembangkan potensi ekonomi masyarakat yang berwawasan
lingkungan .
n Memberdayakan perekonomian rakyat dan mendorong
partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan .
n Meningkatkan dan menyediakan infra struktur ( sarana
prasarana kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial ) .
n Penataan dan optimalisasi kelembagaan masyarakat dan
pengembangan jaringan kerjasama antar lembaga di Pemerintah Daerah .
n Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
dan pengembangan pariwisata lokal .
C. LETAK
GEOGRAFIS DAN LUAS WILAYAH KECAMATAN KARIMUNJAWA
Kepulauan karimunjawa di kelilingi laut jawa terletak
pada koordinat:
v 5°40΄39” - 5°55’00” LS dan 110°05΄57” - 110°31΄15”
BT
v Berjarak 45 mil laut / 83 km dari Jepara
v Berjarak 60 mil laut / 110 km dari Semarang
v Wilayah Karimunjawa meliputi:
1. 7.120 Ha daratan
2. 110.117 Ha
perairan
3. Terdiri dari 27 pulau besar dan kecil dan
4. 5 Pulau yang berpenghuni
D. DINAS INSTANSI YANG ADA DI KECAMATAN KARIMUNJAWA
-
UPTD
(PUSKESMAS,DIKPORA,SMP,LUTKAN )
-
PEL
PERIKANAN PANTAI
-
PEL
SYAHBANDAR
-
DISHUB
-
BTN
-
DINAS
NIVEAU
-
DINAS
PARIWISATA
Karimunjawa adalah bagian dari wilayah Kabupaten
Jepara, yang merupakan sebuah Kecamatan dan terdiri dari tiga desa yaitu :
v DESA KARIMUNJAWA
v DESA KEMOJAN
v DESA PARANG
v DESA NYAMUK
Meliputi 15 RW dan 54 RT
E. PULAU –PULAU DI WILAYAH DESA
KARIMUNJAWA
·
Karimunjawa : 4.302 Ha
·
Menjanangan
Besar : 56 Ha
·
Menjangan
Kecil : 46 Ha
·
Burung : 1 Ha
·
Geleang
: 24 Ha
·
Cemara
Besar :
3,5 Ha
·
Cemara
Kecil :
1,5 Ha
·
Nyawakan : 24 Ha
·
Batu : 0,5 Ha
·
Sambangan : 8 Ha
·
Seruni
:
20 Ha
·
Genting :
137 Ha
F. PENDUDUK
1. Jumlah
Penduduk : 10.210 jiwa
2. Laki-laki : 5.591 jiwa
3. Perempuan
: 4.719 jiwa
4. Suku / Etnis Di Kecamatan Karimunjawa
Meliputi :
·
Jawa,
·
Madura,
·
Bajo,
·
Bugis,
·
Buton,
·
Mandar,
dan
·
Luwu.
5. Mata
Pencaharian
·
Petani : 3763 jiwa
·
Nelayan : 5658 jiwa
·
Pedagang : 225 jiwa
·
Pengrajin : 45 jiwa
·
Buruh : 302 jiwa
·
Pns : 204 jiwa
·
tni/polri : 7 jiwa
·
pensiunan : 20 jiwa
6. Penduduk menurut pendidikan
·
Belum
sekolah : 512 jiwa
·
Tidak tamat SD :
5.378
jiwa
·
Tamat SD :
3.266
jiwa
·
Tamat SLP :
612
jiwa
·
Tamat SLA :
499
jiwa
·
Perguruan Tinggi : 116 jiwa
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Karimunjawa merupakan
salah satu kepulauan di Laut Jawa yang sekarang di kembangkan menjadi pesona
wisata Taman Laut. Keadaan daerah Kepulauan Karimunjawa
merupakan suatu dataran rendah pantai yang berpasir putih dan juga terletak di
antara pulau-pulau besar di Indonesia. Ini mengakibatkan gelombang air laut Karimunjawa
tidak terlalu tinggi seperti di laut selatan, sehingga sangat aman
untuk dikunjungi. Di tengah perairan Karimunjawa terdapat
banyak terumbu karang yang muncul di permukaan sehingga kita bisa melihat
langsung dari atas perahu.
Menilik
pada latar belakang pembuatan laporan, bahwa kebutuhan setiap orang, setiap
daerah, setiap umur, itu berbeda-beda. Begitu pun di Karimunjawa, masih banyak
orang yang belum mempunyai pendidikan yang tinggi. Berdasarkan observasi
lapangan ke pak RT setempat, penduduk Karimunjawa 90%bermata pencaharian
sebagai nelayan. Sedang yang 10% ada yang sebagai PNS, guru honorer, penilik
PNF, guide dan masih banyak lagi.
Pendidikan
di karimun jawa terutama Pendidikan Anak Usia Dini masih kurang. Padahal jika
diamati banyak anak usia dini yang ada disana. Kita tahu bahwa pendidikan anak
usia dini sangat penting untuk kelanjutan hidup anak-anak di lingkungan luar.
Dengan tujuan sebagai pengembang berbagai potensi anak sejak dini untuk
persiapan hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Berikut
merupakan data anak usia dini dan daya tampung layanan PAUD di kecamatan Karimunjawa:
No
|
Lokasi/Pulau
|
Kelompok Usia/Tahun
|
Keterangan
|
|||
0-2
|
2-4
|
4-6
|
Jumlah
|
|||
1
|
Karimunjawa
|
95
|
84
|
56
|
235
|
-
Anak usia dini
terfokus pada area tertentu dengan kelompok usia yg beragam.
-
Kampung Lg. Boyo
sangat terpencil dgn jml anak cukup banyak tapi variasi usia tidak sebaya.
|
2
|
Kemujan
|
76
|
66
|
45
|
187
|
|
3
|
Parang
|
48
|
42
|
28
|
118
|
|
4
|
Nyamuk
|
29
|
26
|
17
|
72
|
|
5
|
Genting
|
19
|
17
|
11
|
47
|
|
Jumlah
|
267
|
235
|
157
|
659
|
Tabel
1. Data Anak Usia Dini di Karimunjawa
No
|
Lokasi/Pulau
|
TK/RA
|
Paud
Nonformal
|
||
0-2 Th
|
2-4 Th
|
4-6 Th
|
|||
1
|
Karimunjawa
|
60
|
-
|
40
|
-
|
2
|
Kemujan
|
25
|
-
|
20
|
20
|
3
|
Parang
|
25
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Nyamuk
|
25
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Genting
|
0
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
135
|
0
|
60
|
20
|
Tabel 2. Daya Tampung Layanan PAUD di Karimunjawa
Tabel
1 dan 2 merupakan perbandingan yang sangat signifikan akan jumlah anak usia
dini dan layanan PAUD yang di Karimunjawa. Ini menandakan bahwa masih mininnya
pendidikan untuk anak usia dini. Jika diamati jumlah anak usia dini di
Karimunjawa sejumlah 235 anak dengan layanan PAUD yang hanya 40 lembaga dengan
ketentuan untuk anak usia 2-4 tahun saja ini sangat memprihatinkan. Wajar bila
sikap, intelektual, dan kreatifitas anak tidak tergali.
Seorang
kepala sekolah SD setempat mengatakan kepada Saya bahwa, pendidikan nonformal
di daerah Karimunjawa tidak begitu mendapat sorotan yang sangat positif dari
pihak PGRI. Terutama seorang penilik PNF juga tidak disukai pihak PGRI. Kepala
sekolah itu tidak mengatakan mengapa itu terjadi. Yang Saya tangkap selanjutnya
adalah pengangkatan PNS di daerah-daerah kota yang menggunakan sistem Nepotisme
juga terjadi di Karimunjawa. Anak yang harusnya mendapatkan pendidikan untuk
mengembangkan bangsa berubah paradigmanya karena paradigma orang-orang yang
kotor. Pendidikan di Karimunjawa bukan yang nomor satu dahulu. Tetapi lamba
laun para orang tua sadar dan mulai tergerak hatinya untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
Jumlah
pendidik PAUD di karimunjawa juga menjadi pertanyaan. Setelah terbatasnya
layanan PAUD sekarang muncul minimnya pendidik di PAUD. Saat ini kebanyakan
adalah pengasuh. Penilik PNF di Karimun mengetakan bahwa Karimun membutuhkan
mahasiswa, guru dan relawan yang dengan ikhlas mengabdikan diri untuk memajukan
anak bangsa di Karimun. Seperti di daerah perbatasan barang mahal, terbatasnya
pertokoan, dan mahalnya homestay menjadi kendala juga. Disamping jumlah yang
terbatas juga minimnya kualifikasi ijasah pendidik juga menjadi masalah disana.
Tahun 2011 pendidik yang merupakan lullusan S1 hanya ada 2 orang. Yang lain ada
yang DII dan SMA. Ini mengakibatkan adanya perbedaan pengetahuan dan
keterampilan antar pendidik.
No
|
Status Pendidik
|
Jumlah
Orang
|
Ijazah
Terakhir
|
Sertifikat
|
||
S1
|
DII
|
SMA
|
||||
1.
|
Guru
|
2
|
1
|
1
|
-
|
-
|
2.
|
Guru Pendamping
|
2
|
-
|
1
|
1
|
-
|
3.
|
Pengasuh
|
2
|
-
|
-
|
2
|
-
|
4.
|
Calon Pendidik
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
6
|
1
|
2
|
3
|
-
|
Tabel 3. Banyaknya pendidik PAUD dan klasifikasi
ijasah 2011
B.
PERMASALAHAN
1. PERMASALAHAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROSES
PEMBELAJARAN
·
Kualifikasi ijazah guru belum memenuhi
standar.
·
Semua guru PAUD nonformal belum memiliki
sertifikat kompetensi.
·
Kurang memahami teknik menyusun rencana
pembelajaran.
·
Kurang memahami karakteristik anak.
·
Kurang memahami teknik penilaian proses
hasil belajar.
·
Banyaknya alat permainan belum sesuai
dengan jumlah anak.
2. PERMASALAHAN DALAM MERINTIS PENYELENGGARAAN PROGRAM
PAUD BARU JALUR PENDIDIKAN NONFORMAL
·
Anak usia dini terfokus pada area
tertentu.
·
Pada area tertentu tingkatan usia anak
sangat bervariasi sehingga menyulitkan pengelompokan dalam membentuk kegiatan
layanan.
·
Di Kampung Legong Boyo dan Alang-alang serata beberapa tempat lainnya terdapat
anak usia dini yang cukup untuk membentuk kelompok kegiatan layanan baru tetapi
letaknya sangat terpencil dan tidak didukung oleh ketersediaan tenaga pendidik
yang memadai.
·
Keterbatasan daya tampung layanan
kegiatan PAUD yang sudah ada belum memungkinkan untuk membuka layanan baru
karena tidak didukung oleh sarana prasarana yang mencukupi.
·
PAUD belum populer di kalangan
masyarakat khususnya di Pulau Genting.
·
Pada dasarnya masyarakat Pulau Genting
setuju jika dibuka program PAUD baru namun kendala utama yang dihadapi adalah
kekurangfahaman prosedur perintisan dan minimnya sosialisasi program PAUD
nonformal.
·
Fakta lain menunjukkan bahwa hanya 8%
dari responden di Pulau Genting yang mengetahui prosedur penyelenggaraan PAUD.
BAB
IV
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Karimunjawa
yang jauh dari kota Jepara mempunyai banyak potensi alam yang harus selalu
dilestarikan. Bukan hanya potensi alam yang melimpah, potensi sumber daya
manusia juga banyak. Terutama potensi anak usia dini sebagai tonggak kemajuan
bangsa pada generasi selanjjutnya. Oleh karena itu pendidikan anak usua dini di
Karimunjawa sangat dipierlukan dan dibutuhkan dsana.
2.
SARAN
Potensi
sumber daya manusia yang tidak dikembangkan akan menimbulkan kemiskinan bangsa.
Karimunjawa mempunyai banyak anak usia dini yang berpotensi memajukan bangsa
Indonesia, namun semua itu terhambat karena kurangnya layanan PAUD dan
pendidik. Serta kualifikasi pendidik yang belum memenuhi standar. Oleh kerena
itu, saran dari Penulis untuk pemerintah agar menambah layanan pendidikan untuk
anak usia dini setempat. Diadakannya kursus bagi pendidik agar ada kesetaraan
keterampilan, pengetahuan akan karakteristik pendidik dan juga peningkatan
kesejahteraan pendidik. Ini bertujuan agar pendidik betah berada di Karimunjawa
yang indah namun jauh dari kota.
Lampiran