Senin, 01 Juli 2013

laporan Noor salamah 1201412046






 


LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
INDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR DI KARIMUNJAWA
BERDASARKAN MODEL ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR
DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Joko Sutarto, M.Pd.
Hendra Dedi K, S.Pd.

Disusun Oleh
NOOR SALAMAH                                             1201412046



PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AJARAN 2012

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Karimunjawa merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Jepara. Letaknya yang jauh yaitu 83km dari Jepara, tak dapat dipungkiri menjadi hambatan tersendiri bagi perkembangan dan pembangunan kecamatan karimunjawa. Terlebih lagi wilayah karimunjawa yang terdiri dari 7.120 Ha daratan, 110.117 Ha perairan, terdiri dari 27 pulau besar dan kecil dan 5 Pulau yang berpenghuni. Di bidang pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini. Karimunjawa memiliki persoalan tersendiri diantarnya adalah Anak usia dini terfokus pada area tertentu. Di Kampung Legong Boyo dan Alang-alang serta beberapa tempat lainnya terdapat anak usia dini yang cukup untuk membentuk kelompok kegiatan layanan baru tetapi letaknya sangat terpencil dan tidak didukung oleh ketersediaan tenaga pendidik yang memadai. Keterbatasan daya tampung layanan kegiatan PAUD yang sudah ada belum memungkinkan untuk membuka layanan baru karena tidak didukung oleh sarana prasarana yang mencukupi. PAUD belum populer di kalangan masyarakat khususnya di Pulau Genting.
Dari total penduduk 10.210 Jiwa,mayoritas penduduk berprofesi sebagai nelayan yaitu sebanyak 5658 jiwa dan sebanyak 5.378 dari total penduduk pendidikan terakhir tidak tamat SD. Karimunjawa dengan segudang potensinya telah ditetapkan menjadi daerah Taman Nasional Karimunjawa sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1990 bahwanya kawasan pelestarian alam (kpa) yang mempunyai ekosistem  asli, dikelola dengan sistem zonasi, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,  wisata alam dan rekreasi. Dijelaskan pula fungsi dari Taman Nasional Karimunjawa adalah sebagai sebagai kawasan pemanfaatan secara lestari potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.  Segudang potensi alam, permasalahan pendidikan serta kesejahteraan masyarakat karimunjawa inilah agaknya yang mendorong dinas Pendidikan Anaka Usia Dini, pendidikan non Formal dan pendidikan informal (PAUDNI) menjadikan Kecamatan Karimunjawa sebagai pulau Pasinaun. Program Pulau Pasinaun adalah progam yang ditujukan untuk menfasilitasi proses pembelajaran agar masyarakat mampu menjadi masyarakat yang mandiri dan sejahtera sesuai dengan potensi daerah masing-masing.


I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiman identifikasi kebutuhan belajar masyarakat dikelompokkan berdasarkan sumber potensi alam yang tersedia ?
2. Bagaimana indentifikasi kebutuhan belajar masyarakat dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan ?
3. Bagaimana identifikasi kebutuhan belajar masyararakat dikelompokkan berdasarkan kebutuhan perkembangan zaman ?
I.3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana identifikasi kebutuhan belajar masyarakat dikelompokkan berdasarkan sumber potensi alam yang tersedia
2. Mengetahui bagaimana indentifikasi kebutuhan belajar masyarakat dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan
3. Mengetahui bagaimana identifikasi kebutuhan belajar masyararakat dikelompokkan berdasarkan kebutuhan perkembangan zaman


BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat dikelompokkan berdasarkan potensi sumber daya alam yang tersedia
Sumber daya alam yang tersedia di Karimunjawa sangat melimpah ruah, diantaranya berupa keindahan terumbu karang, hutan mangrove, hutan dataran rendah, hutan pantai, padang lamun dan pada rumput lamun. Seperti yang ada di Taman Nasional Karimunjawa, taman nasional ini terbagi dalam beberapa zona yaitu

§  Zona Inti
§  Zona Perlindungan
§  Zona Pemanfaatan Pariwisata
§  Zona Pemukiman
§  Zona Rehabilitasi
§  Zona Budidaya
§  Zona Pemanfaatan Perikanan Tradisional


Taman Nasional Karimunjawa meliputi Desa Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk dan Parang. Luas total kawasannya adalah 111. 625 ha, dengan luas daratan 150770 ha dan luas perairan 110.117,30 ha.
Wilayah Taman Nasional Karimunjawa terbagi dalam beberapa ekosistem utama ;
1.      Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah

Di dalam ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah terdapat 124 spesies dan 5 genus flora diantaranya : Sentul, Ande-ande, Berasan, Gondorio dll (LIPI, 2003). Sedangkankan faunanya diantaranya adalah  mamalia darat (rusa jawa, monyet ekor panjang, landak, kelelawar), 16 jenis reptilia dan 2 jenis amphibia, 23 jenis dari 8 famili kupu-kupu.



 
 




Identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan model asesmen kebutuhan belajar
1.      Kesadaran masyarakat bahwa pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem hutan hujan tropis
2.      Kesadaran masyarakat untuk mengenal flora dan fauna yang dilindungi dan di lestarikan di hutan hujan tropis
3.      Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan di ekosistem hutan hujan tropis
4.      Kesadaran masyarakat untuk berprilaku konservasi
Model Belajar Makro
1.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan hutan hujan tropis kepada masyarakat dari usia dini hingga usia tua
2.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di hutan hujan tropis, kedudukannya serta kebermanfaatannya
3.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem hutan hujan tropis
Model belajar mikro
1.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan hutan hujan tropis menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (hutan hujan tropis), penyuluh yang menjelaskan pentingnya keberadaan hutan hujan tropis, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.

2.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di hutan hujan tropis beserta kedudukannya dan kebermanfaatannya menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (hutan hujan tropis), penyuluh, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.

3.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem hutan hujan tropis Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (hutan hujan tropis), penyuluh, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.

2.      Ekosistem  Hutan Mangrovee

Hutan Mangrove tersebar hampir diseluruh pulau di Kep. Karimunjawa, dengan luasan yang berbeda, Jenis mangrove yang ada di Karimunjawa sebagian besar termasuk kelas  mangrove sejati sebanyak 39 spesies dari 25 famili. (BTNKJ, 2002). Hutan mangrovee sangat penting bagi ekosistem pantai karena hutan mangrovee berfungsi sebagai panahan abrasi dan sebagai habitat biota laut. Kerena pentingnya hutan mengrovee itulah penting adanya kesadaran untuk melestarikan ekosistem hutan mangrovee.

Identifikasi kebutuhan belajar
1.      Kesadaran masyarakat bahwa pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem hutan mangrovee
2.      Kesadaran masyarakat untuk mengenal flora dan fauna yang dilindungi dan di lestarikan di hutan mangrovee
3.      Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan di ekosistem hutan mangrovee
4.      Kesadaran masyarakat untuk berprilaku konservasi demi terjaga dan lestarinya ekosistem hutan mangrovee
Model Belajar Makro
1.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan dan keseimbangan ekosistem hutan mangrovee kepada masyarakat dari usia dini hingga usia tua
2.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di hutan mangrovee, kedudukannya serta kebermanfaatannya
3.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem hutan mangrovee
Model belajar mikro
1.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan hutan mangrovee menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (hutan hujan tropis), penyuluh yang menjelaskan pentingnya keberadaan hutan mangrovee, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.

2.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di hutan mangrovee, kedudukannya serta kebermanfaatannya menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (hutan mangrovee), penyuluh, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.

3.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem hutan mangrovee menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (hutan mangarovee), penyuluh, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.





4.      Ekosistem Terumbu Karang

Luas terumbu karang yang tersebar di Taman Nasional Karimunjawa ± 7.487,55 Ha. Di dalam persebaran itu terdapat  62 general dari 15 famili karang keras berkapur(scleractinian) dan 3 general non-scleractinian (Millepora, Heliopora dan Tubipora). Rata-rata persentase penutupan karang keras di Kep. Karimunjawa sebesar 40% sedangkan Total spesies ikan karang yang ditemukan di seluruh perairan Karimunjawa adalah 342 species (Sumber data: WCS, 2003)

Identifikasi kebutuhan belajar

1.      Kesadaran masyarakat bahwa pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem terumbu karang
2.      Kesadaran masyarakat untuk mengenal flora dan fauna yang dilindungi dan di lestarikan di ekosistem terumbu karang
3.      Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan di ekosistem terumbu karang
4.      Kesadaran masyarakat untuk berprilaku konservasi demi terjaga dan lestarinya ekosistem terumbu karang
Model Belajar Makro
1.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan ekosistem terumbu karang dan rumput kepada masyarakat dari usia dini hingga usia tua
2.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di ekosistem terumbu karang kedudukannya serta kebermanfaatannya
3.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem terumbu karang
4.      Pelatihan dan penyuluhan agar potensi terumbu karang dapat optimal untuk menunjang kesejahteraan masyarakat
Model belajar mikro
1.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan terumbu karang menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (ekosistem terumbu karang), penyuluh yang menjelaskan pentingnya keberadaan ekosistem terumbu karang, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hterumbu karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.

2.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di ekosistem terumbu karang, kedudukannya serta kebermanfaatannya menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (ekosistem terumbu karang), penyuluh, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.

3.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem terumbu menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (terumbu karang), penyuluh, warga belajar, tauladan
b. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c. Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.
5.      Ekosistem Padang Lamun dan rumput laut



Terdapat banyak spesies lamun di Karimunjawa, seperti yang dikemukaan oleh Sulistyo (1999) terdapat 9 spesies lamun di Darmaga Baru, Pancuran dan Legon Lele. Sedangkan penelitiaan lain yang dilakukan oleh Sugiarianto (2000) menyatakan terdapat 8 spesies lamun di Pancuran, Legon Lele dan Ujung Gelam. Lain dengan penelitian yang dilakukan oleh WCS (2003) terdapat 6 spesies di Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Alang-Alang dan Legon Nipah.
Identifikasi kebutuhan belajar
1.      Kesadaran masyarakat bahwa pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem padang lamun dan rumput laut
2.      Kesadaran masyarakat untuk mengenal flora dan fauna yang dilindungi dan di lestarikan di ekosistem padang lamun dan rumput laut
3.      Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan di ekosistem padang lamun dan terumbu karang
4.      Kesadaran masyarakat untuk berprilaku konservasi demi terjaga dan lestarinya ekosistem padang lamun

Model Belajar Makro
1.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan ekosistempadang lamun dan rumput kepada masyarakat dari usia dini hingga usia tua
2.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di ekosistem padang lamun, kedudukannya serta kebermanfaatannya
3.      Penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem padang lamun dan rumput laut
4.      Pelatihan dan penyuluhan agar potensi padang lamun dan rumput laut dapat optimal untuk menunjang kesejahteraan masyarakat

Model belajar mikro
1.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan padang lamun dan rumput laut menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh yang menjelaskan pentingnya keberadaan ekosistem terumbu karang, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hterumbu karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas

2.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di ekosistem padang lamun dan terumbu karang, kedudukannya serta kebermanfaatannya menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.

3.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem padang lamun dan rumput laut Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, tauladan
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang kelas.

II.2. Identifikasi Kebutuhan Belajar dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan
Dalam diskusi yang disampaiakan oleh bapak Khundori seorang penilik PNF kecamatan Karimunjawa, beliau mengungkapkan bahwa di Karimunjawa penduduknya dapat dikelompokkan menurut mata pencahariannya.
Penduduk menurut mata pencaharian:
a.      Petani      

Sebanyak 3763 jiwa penduduk karimunjawa bermata pencaharian sebagai petani. Petani disini dapat berupa petani rumput laut, petani padi, atau petani yang lainnya. Penulis melihat hal ini, terdapat sisi kebutuhan masyarakat untuk belajar agar hasil pertanian dapat lebih optimal dan kehidupan lebih sejahtera.

Identifikasi kebutuhan belajar

1.      Keterampilan membudi dayakan rumput laut dengan baik
Ketika seorang nelayan mengambil hasil rumput laut tanah dan dibeli oleh petani rumput laut. Tugas petanilah yang kemudian membudidayakan hasil olahan rumput laut. Kemampuan membudi dayakan dengan baik penting untuk dimiliki seorang petani rumput laut. Mengapa pula rumput laut mesti dibudidayakan. Karena rumput laut adalah salah satu ekosistem penting di laut, tempat dimana biota laut hidup dan berlindung. Untuk tidak bijak jika rumput laut dieksplorasi secara berlebih.
2.      Keterampilan mengolah hasil produk pertanian yang inovatif
Rumput laut, beras, kelapa dan sebagainya yang diproduksi oleh petani terkadang hanya diolah sebatas produk yang itu-itu saja. Rumput laut misalnya seringkali dijadikan rumput laut awetan, minuman sederhana. Beras, dalam hal ini petani padi jumlahnya tak begitu banyak, beras yang dihasilkan pula tak seberapa banyak dan tak sebegitu bagus sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Kebanyakan masyarakat membeli beras dari Jepara. Untuk itu perlu inovasi dalam hal ini.
3.      Keterampilan untuk memasarkan hasil olahan produk
Kualitas barang bagus, inovasinya ada tapi tidak mampu memasarkannya, menjadi suatu permasalahan tersendiri. Untuk itu kemampuan untuk memasarkan adalah penting.


Model Belajar Makro
1.      Pelatihan pembudidayakan rumput laut
2.      Pelatihan olahan-olahan produk pertanian
3.      Pelatihan memasarkan produk

Model belajar mikro

1.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas pelatihan pembudidayaan rumput laut menjadi pembelajaran yang partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, lahan tempat budidaya, alat dan bahan pokok pembudidayaan,
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu alat dan bahan penunjang pembudidayaan.
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya media transportasi.

2.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas pelatihan olahan pertanian menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku, kreatifitas, dan inovasi.
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang, misalnya alat dan bahan penunjang produk olahan.
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya tempat untuk mengolah.

3.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas pelatihan memasrkan produk menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya

a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, public speaking, kejujuran,komunikatif.
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Misalnya media untuk memasarkan
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kios sendiri

b.      Nelayan     : 5658 jiwa

Identifikasi kebutuhan belajar

1.      Kesadaran untuk berprilaku yang tidak merusak lingkungan
Kekayaan alam Karimunjawa perlu dijaga.tapi disini penulis melihat berapa kebiasakan dan prilaku yang dilakukan oleh nalayan yang berpotensi untuk merusak lingkungan. Misalnya merokok dan berpijak pada karang. Merokok tanpa sadar hal ini dapat menganggu kondisi biota laut. Karena racun yang dihasilkan oleh rokok tidak hanya berpengaruh pada manusia tapi juga dapat berpengaruh pada ikan dan biota lainnya. Perilaku lainnya adalah ketika seorang nelayan dalam hal ini nelayan yang berprofesi ganda yaitu sebagai  gaet melakukan snorkling di laut dangkal dimana disana terdapat karang yang besar dan indah. Tak jarang seorang nelayan ataupun turis berpijak pada karang. Prilaku ini sebenarnya tidaklah baik karena dapat merusak karang.
2.      Keterampilan untuk mampu memperbaiki mesin kapal
Tak jarang seorang nelayan memiliki kapal sendiri, terkadang ketika iasedang melaut mesin kapal tiba-tiba hang atau error. Ketika ditengah laut tidak ada seorangpun yang ada. Keterampilan untuk memperbaiki kapal sendiri amatlah dibutuhkan.

Model Belajar Makro
1.      Penyuluhan tentang prilaku yang merusak lingkungan
2.      Pelatihan perbaikan mesin kapal

Model belajar mikro
1.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas penyuluhan perilaku yang merusak lingkungan menjadi pembelajaran yang partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya

a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, tauladan
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu video, gambar.
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin.

2.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas pelatihan perbaikan mesin kapal menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku, kapal rusak, alat pokok perbaikan
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu alat dan media penunjang
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya tempat untuk perbaikan.

c.       Pengrajin  : 45 jiwa

Banyak kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat karimunjawa diantaranya adalah kerupuk, kaos, gantungan kunci, tasbih, kalung mutiara, gelang mutiara, jam, hiasan dinding, dll. Namun penulis melihat, diantara kerajinan-kerajinan yang dihasilkan itu motif dan modelnya sama. Mungkin produk-produk dari semua toko oleh-oleh itu pembuatnya sama dan hanya satu. Penulis juga melihat sebenarnya masih banyak potensilain yang dapat dihasilkan menjadi produk kerajinan.

Identifikasi kebutuhan belajar                 

1.      Kemampuan untuk melihat potensi agar dapat dijadikan produk kerajinan
2.      Keterampilan untuk menginovasikan produk kerajinan
3.      Pelatihan desain sablon kaos  
4.      Pelatihan gantungan kunci dan hiasan dinding yang lebih inovatif        


Model Belajar Makro
1.      Pelatihan desain sablon kaos
2.      Pelatihan gantungan kunci dan hiasan dinding

Model belajar mikro
1.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas pelatihan desain sablon kaos menjadi pembelajaran yang partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas

Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, alat dan bahan pokok sablon, mesin sablon, kaos polos.
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya yaitu alat dan bahan penunjang
c.        Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya media transportasi kios sendiri

2.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas pelatihan gantungan kunci dan hiasan dinding menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas

Menurut Intensitasnya
a.        Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku, kreatifitas, dan inovasi, alat dan bahan pokok
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. misalnya alat dan bahan penunjang
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya tempat untuk mengolah kios sendiri




II.3. Identifikasi kebutuhan belajar masyararakat dikelompokkan berdasarkan kebutuhan perkembangan zaman
Zaman semakin berkembnag, setiap orang dituntut untuk menyesuaikan. Tak terkecuali warga karimunjawa. Beberapa efek yang nyata dari perkembangan zaman yang terjadi di karimunjawa adalah semakin bertambahnya jumlah pengguna sepeda motor, semakin bertambahkan jumlah sampah anorganik akibat dari semakin banyaknya turis yang berkunjung, kemajuan iptek menuntut untuk dapat mengoperasikan komputer dan mengakses internet. Dari hal tersebut dapat diidentifikasikan kebutuhan belajar diantaranya adalah
Identifikasi kebutuhan belajar
1.      Keterampilan memperbaiki mesin sepeda motor
2.      Keterampilan mengolah sampah
3.      Keterampilan mengoperasikan komputer dan mengakses internet

Model Belajar Makro
1.      Pelatihan perbaikan mesin sepeda motor
2.      Pelatihan mengolah sampah
3.      Pelatihan mengoperasikan komputer dan mengakses internet

Model belajar mikro
1.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas pelatihan perbaikan sepeda motor menjadi pembelajaran yang partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, alat dan bahan pokok perbaikan motor, motor rusak
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi.Contohnya yaitu alat dan bahan penunjang.
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya bengkel khusus

2.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas pelatihan pengolahan sampah menjadi pembelajaran yang partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas


MenurutIntensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, alat dan bahan pokok pengolah sampah, sampah
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi.Contohnya yaitu alat dan bahan penunjang
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya tempat khusus

3.      Menjadikan pembelajaran dalam kelas pelatihan pengoperasian komputer dan akses internet menjadi pembelajaran yang partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.

Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.       Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, alat dan bahan pokok, komputer/laptop, jaringan internet, modem
b.      Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi.Contohnya yaitu ruang kelas
c.       Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya ac, kipas angin.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Proses belajar dapat terjadi dimana saja kapan saja dengan apa saja. Masyarakat selalu dituntut untuk belajar, tak terkecuali belajar pada alam. Kebutuhan belajar di karimunjawa dalam dikelompokkan menjadi tiga yaitu berdasarkan potensi alam, sumber mata pencaharian dan tuntutan zaman. Dengan model asesmen kebutuhan belajar maka akan diketahui apa saja kebutuhan belajar warga belajar baik di dalam pembelajaran makro maupun mikro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar