LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
INDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR DI KARIMUNJAWA
BERDASARKAN MODEL ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ASESMEN
KEBUTUHAN BELAJAR
DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Joko Sutarto, M.Pd.
Hendra Dedi K, S.Pd.
Hendra Dedi K, S.Pd.
Disusun Oleh
NOOR SALAMAH 1201412046
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AJARAN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Dari total penduduk 10.210 Jiwa,mayoritas penduduk
berprofesi sebagai nelayan yaitu sebanyak 5658 jiwa dan sebanyak 5.378 dari
total penduduk pendidikan terakhir tidak tamat SD. Karimunjawa dengan segudang
potensinya telah ditetapkan menjadi daerah Taman Nasional Karimunjawa sesuai
dengan UU No. 5 Tahun 1990 bahwanya kawasan pelestarian alam (kpa) yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
wisata alam dan rekreasi. Dijelaskan pula fungsi dari Taman Nasional
Karimunjawa adalah sebagai sebagai kawasan pemanfaatan secara lestari potensi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Segudang potensi alam, permasalahan pendidikan
serta kesejahteraan masyarakat karimunjawa inilah agaknya yang mendorong dinas
Pendidikan Anaka Usia Dini, pendidikan non Formal dan pendidikan informal
(PAUDNI) menjadikan Kecamatan Karimunjawa sebagai pulau Pasinaun. Program Pulau
Pasinaun adalah progam yang ditujukan untuk menfasilitasi proses pembelajaran
agar masyarakat mampu menjadi masyarakat yang mandiri dan sejahtera sesuai
dengan potensi daerah masing-masing.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiman identifikasi kebutuhan belajar
masyarakat dikelompokkan berdasarkan sumber potensi alam yang tersedia ?
2. Bagaimana indentifikasi kebutuhan belajar
masyarakat dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan ?
3. Bagaimana identifikasi kebutuhan belajar
masyararakat dikelompokkan berdasarkan kebutuhan perkembangan zaman ?
I.3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana identifikasi kebutuhan
belajar masyarakat dikelompokkan berdasarkan sumber potensi alam yang tersedia
2. Mengetahui bagaimana indentifikasi
kebutuhan belajar masyarakat dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan
3. Mengetahui bagaimana identifikasi kebutuhan
belajar masyararakat dikelompokkan berdasarkan kebutuhan perkembangan zaman
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Identifikasi kebutuhan belajar
masyarakat dikelompokkan berdasarkan potensi sumber daya alam yang tersedia
Sumber daya alam yang tersedia di Karimunjawa
sangat melimpah ruah, diantaranya berupa keindahan terumbu karang, hutan
mangrove, hutan dataran rendah, hutan pantai, padang lamun dan pada rumput
lamun. Seperti yang ada di Taman Nasional Karimunjawa, taman nasional ini
terbagi dalam beberapa zona yaitu
§ Zona Inti
§ Zona Perlindungan
§ Zona Pemanfaatan
Pariwisata
§ Zona Pemukiman
§ Zona Rehabilitasi
§ Zona Budidaya
§ Zona Pemanfaatan Perikanan
Tradisional
Taman Nasional Karimunjawa meliputi Desa
Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk dan Parang. Luas total kawasannya adalah 111. 625 ha,
dengan luas daratan 150770 ha dan luas perairan 110.117,30 ha.
Wilayah Taman Nasional Karimunjawa terbagi
dalam beberapa ekosistem utama ;
1.
Hutan Hujan Tropis Dataran
Rendah
Di dalam ekosistem hutan
hujan tropis dataran rendah terdapat 124 spesies dan 5 genus flora diantaranya
: Sentul, Ande-ande, Berasan, Gondorio dll (LIPI, 2003). Sedangkankan faunanya
diantaranya adalah mamalia darat (rusa
jawa, monyet ekor panjang, landak, kelelawar), 16 jenis reptilia dan 2 jenis
amphibia, 23 jenis dari 8 famili kupu-kupu.
Identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan model asesmen kebutuhan belajar
1.
Kesadaran masyarakat bahwa
pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem hutan hujan tropis
2.
Kesadaran masyarakat untuk
mengenal flora dan fauna yang dilindungi dan di lestarikan di hutan hujan
tropis
3.
Kesadaran masyarakat untuk
menjaga kebersihan di ekosistem hutan hujan tropis
4.
Kesadaran masyarakat untuk
berprilaku konservasi
Model Belajar Makro
1.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang pentingnya keberadaan hutan hujan tropis kepada masyarakat dari usia
dini hingga usia tua
2.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang flora dan fauna yang ada di hutan hujan tropis, kedudukannya serta
kebermanfaatannya
3.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem
hutan hujan tropis
Model belajar mikro
1.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan hutan
hujan tropis menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan (hutan hujan tropis), penyuluh yang menjelaskan pentingnya
keberadaan hutan hujan tropis, warga belajar
b.
Kebutuhan
sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer
telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas, whiteboard
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas, whiteboard
c.
Kebutuhan
tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin
dalam ruang kelas.
2.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di
hutan hujan tropis beserta kedudukannya dan kebermanfaatannya menjadi
Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a.
Kebutuhan
primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu
sumber belajar lingkungan (hutan hujan tropis), penyuluh, warga belajar
b.
Kebutuhan
sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer
telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c.
Kebutuhan
tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin
dalam ruang kelas.
3.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak
boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem hutan hujan tropis Pembelajaran
Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a.
Kebutuhan
primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu
sumber belajar lingkungan (hutan hujan tropis), penyuluh, warga belajar
b.
Kebutuhan
sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer
telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c.
Kebutuhan
tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin
dalam ruang kelas.
2.
Ekosistem Hutan Mangrovee
Hutan Mangrove tersebar hampir diseluruh pulau di Kep.
Karimunjawa, dengan luasan yang berbeda, Jenis mangrove yang ada di
Karimunjawa sebagian besar termasuk kelas
mangrove sejati sebanyak 39 spesies dari 25 famili. (BTNKJ, 2002). Hutan mangrovee sangat penting bagi
ekosistem pantai karena hutan mangrovee berfungsi sebagai panahan abrasi dan
sebagai habitat biota laut. Kerena pentingnya hutan mengrovee itulah penting
adanya kesadaran untuk melestarikan ekosistem hutan mangrovee.
Identifikasi kebutuhan belajar
2.
Kesadaran masyarakat untuk
mengenal flora dan fauna yang dilindungi dan di lestarikan di hutan mangrovee
3.
Kesadaran masyarakat untuk
menjaga kebersihan di ekosistem hutan mangrovee
4.
Kesadaran masyarakat untuk
berprilaku konservasi demi terjaga dan lestarinya ekosistem hutan mangrovee
Model Belajar Makro
1.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang pentingnya keberadaan dan keseimbangan ekosistem hutan mangrovee kepada
masyarakat dari usia dini hingga usia tua
2.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang flora dan fauna yang ada di hutan mangrovee, kedudukannya serta
kebermanfaatannya
3.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem
hutan mangrovee
Model belajar mikro
1.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan hutan
mangrovee menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan (hutan hujan tropis), penyuluh yang menjelaskan pentingnya
keberadaan hutan mangrovee, warga belajar
b.
Kebutuhan
sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan
tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas,
whiteboard
c.
Kebutuhan
tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin
dalam ruang kelas.
2.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di
hutan mangrovee, kedudukannya serta kebermanfaatannya menjadi Pembelajaran
Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan (hutan mangrovee), penyuluh, warga belajar
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang
kelas.
3.
Menjadikan pembelajaran dalam
kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh
dilakukan demi terjaganya ekosistem hutan mangrovee menjadi Pembelajaran
Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan (hutan mangarovee), penyuluh, warga belajar
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telahterpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hutan hujan tropis, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang
kelas.
4.
Ekosistem Terumbu Karang
Luas terumbu karang yang tersebar di Taman Nasional
Karimunjawa ± 7.487,55 Ha. Di dalam persebaran itu terdapat 62 general dari 15 famili karang keras
berkapur(scleractinian) dan 3 general non-scleractinian (Millepora,
Heliopora dan Tubipora). Rata-rata persentase penutupan karang keras
di Kep. Karimunjawa sebesar 40% sedangkan Total spesies ikan karang yang
ditemukan di seluruh perairan Karimunjawa adalah 342 species (Sumber data: WCS,
2003)
Identifikasi kebutuhan belajar
1.
Kesadaran masyarakat bahwa
pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem terumbu karang
2.
Kesadaran masyarakat untuk
mengenal flora dan fauna yang dilindungi dan di lestarikan di ekosistem terumbu
karang
3.
Kesadaran masyarakat untuk
menjaga kebersihan di ekosistem terumbu karang
4.
Kesadaran masyarakat untuk
berprilaku konservasi demi terjaga dan lestarinya ekosistem terumbu karang
Model Belajar Makro
1.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang pentingnya keberadaan ekosistem terumbu karang dan rumput kepada
masyarakat dari usia dini hingga usia tua
2.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang flora dan fauna yang ada di ekosistem terumbu karang kedudukannya serta
kebermanfaatannya
3.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem
terumbu karang
4.
Pelatihan dan penyuluhan
agar potensi terumbu karang dapat optimal untuk menunjang kesejahteraan
masyarakat
Model belajar mikro
1.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan terumbu
karang menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan (ekosistem terumbu karang), penyuluh yang menjelaskan pentingnya
keberadaan ekosistem terumbu karang, warga belajar
b.
Kebutuhan
sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hterumbu
karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas,
whiteboard
c.
Kebutuhan
tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin
dalam ruang kelas.
2.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di
ekosistem terumbu karang, kedudukannya serta kebermanfaatannya menjadi
Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan (ekosistem terumbu karang), penyuluh, warga belajar
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya
yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang,
misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang
kelas.
3.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak
boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem terumbu menjadi Pembelajaran Parsipatif,
aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a.
Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi.
Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan (terumbu karang), penyuluh, warga
belajar, tauladan
b.
Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer
telah terpenuhi. Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan
pentingnya terumbu karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar,
buku, ruangan kelas, whiteboard
c.
Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika
kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas
angin dalam ruang kelas.
5.
Ekosistem Padang Lamun dan
rumput laut
Terdapat banyak spesies lamun di Karimunjawa,
seperti yang dikemukaan oleh Sulistyo (1999) terdapat 9 spesies lamun di
Darmaga Baru, Pancuran dan Legon Lele. Sedangkan penelitiaan lain yang
dilakukan oleh Sugiarianto (2000) menyatakan terdapat 8 spesies lamun di
Pancuran, Legon Lele dan Ujung Gelam. Lain dengan penelitian yang dilakukan
oleh WCS (2003) terdapat 6 spesies di Menjangan Besar, Menjangan Kecil,
Alang-Alang dan Legon Nipah.
Identifikasi kebutuhan belajar
1.
Kesadaran masyarakat bahwa
pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem padang lamun dan rumput laut
2.
Kesadaran masyarakat untuk
mengenal flora dan fauna yang dilindungi dan di lestarikan di ekosistem padang
lamun dan rumput laut
3.
Kesadaran masyarakat untuk
menjaga kebersihan di ekosistem padang lamun dan terumbu karang
4.
Kesadaran masyarakat untuk
berprilaku konservasi demi terjaga dan lestarinya ekosistem padang lamun
Model Belajar Makro
1.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang pentingnya keberadaan ekosistempadang lamun dan rumput kepada masyarakat
dari usia dini hingga usia tua
2.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang flora dan fauna yang ada di ekosistem padang lamun, kedudukannya serta
kebermanfaatannya
3.
Penyuluhan dan sosialisasi
tentang perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem
padang lamun dan rumput laut
4.
Pelatihan dan penyuluhan
agar potensi padang lamun dan rumput laut dapat optimal untuk menunjang
kesejahteraan masyarakat
Model belajar mikro
1.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keberadaan padang
lamun dan rumput laut menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh yang menjelaskan pentingnya keberadaan ekosistem terumbu
karang, warga belajar
b.
Kebutuhan
sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah
terpenuhi.
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hterumbu karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas, whiteboard
Contohnya yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya hterumbu karang, misalnya LCD, Proyektor, spidol, video kerusakan hutan, ruangan kelas, whiteboard
c.
Kebutuhan
tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin
dalam ruang kelas
2.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang flora dan fauna yang ada di
ekosistem padang lamun dan terumbu karang, kedudukannya serta kebermanfaatannya
menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya
yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang,
misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang
kelas.
3.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan dan sosialisasi tentang perilaku yang boleh dan tidak
boleh dilakukan demi terjaganya ekosistem padang lamun dan rumput laut
Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar, tauladan
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya
yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang,
misalnya LCD, Proyektor, spidol, video, gambar, buku, ruangan kelas, whiteboard
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin dalam ruang
kelas.
II.2. Identifikasi
Kebutuhan Belajar dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan
Dalam diskusi yang disampaiakan oleh bapak
Khundori seorang penilik PNF kecamatan Karimunjawa, beliau mengungkapkan bahwa
di Karimunjawa penduduknya dapat dikelompokkan menurut mata pencahariannya.
Penduduk menurut mata pencaharian:
a. Petani
Sebanyak
3763 jiwa penduduk karimunjawa bermata pencaharian sebagai petani. Petani
disini dapat berupa petani rumput laut, petani padi, atau petani yang lainnya. Penulis
melihat hal ini, terdapat sisi kebutuhan masyarakat untuk belajar agar hasil
pertanian dapat lebih optimal dan kehidupan lebih sejahtera.
Identifikasi
kebutuhan belajar
1. Keterampilan membudi dayakan
rumput laut dengan baik
Ketika
seorang nelayan mengambil hasil rumput laut tanah dan dibeli oleh petani rumput
laut. Tugas petanilah yang kemudian membudidayakan hasil olahan rumput laut.
Kemampuan membudi dayakan dengan baik penting untuk dimiliki seorang petani
rumput laut. Mengapa pula rumput laut mesti dibudidayakan. Karena rumput laut
adalah salah satu ekosistem penting di laut, tempat dimana biota laut hidup dan
berlindung. Untuk tidak bijak jika rumput laut dieksplorasi secara berlebih.
2. Keterampilan mengolah hasil
produk pertanian yang inovatif
Rumput
laut, beras, kelapa dan sebagainya yang diproduksi oleh petani terkadang hanya
diolah sebatas produk yang itu-itu saja. Rumput laut misalnya seringkali
dijadikan rumput laut awetan, minuman sederhana. Beras, dalam hal ini petani
padi jumlahnya tak begitu banyak, beras yang dihasilkan pula tak seberapa
banyak dan tak sebegitu bagus sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan
masyarakat. Kebanyakan masyarakat membeli beras dari Jepara. Untuk itu perlu
inovasi dalam hal ini.
3. Keterampilan untuk memasarkan
hasil olahan produk
Kualitas
barang bagus, inovasinya ada tapi tidak mampu memasarkannya, menjadi suatu
permasalahan tersendiri. Untuk itu kemampuan untuk memasarkan adalah penting.
Model Belajar Makro
1.
Pelatihan pembudidayakan
rumput laut
2.
Pelatihan olahan-olahan
produk pertanian
3.
Pelatihan memasarkan
produk
Model belajar mikro
1.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas pelatihan pembudidayaan rumput laut menjadi pembelajaran yang
partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.
Macam kebutuhan belajar
dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, lahan tempat budidaya, alat dan
bahan pokok pembudidayaan,
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya
yaitu alat dan bahan penunjang pembudidayaan.
c.
Kebutuhan
tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya media
transportasi.
2.
Menjadikan pembelajaran dalam
kelas pelatihan olahan pertanian menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif,
interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar
dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku, kreatifitas, dan inovasi.
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya
yaitu media yang mendukung untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang,
misalnya alat dan bahan penunjang produk olahan.
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya tempat untuk mengolah.
3.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas pelatihan memasrkan produk menjadi Pembelajaran Parsipatif, aktif,
interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar
dalam kelas
Menurut
Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar, public speaking, kejujuran,komunikatif.
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Misalnya media
untuk memasarkan
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kios sendiri
b.
Nelayan : 5658
jiwa
Identifikasi
kebutuhan belajar
1. Kesadaran untuk berprilaku yang
tidak merusak lingkungan

2. Keterampilan untuk mampu
memperbaiki mesin kapal
Tak
jarang seorang nelayan memiliki kapal sendiri, terkadang ketika iasedang melaut
mesin kapal tiba-tiba hang atau error. Ketika ditengah laut tidak ada
seorangpun yang ada. Keterampilan untuk memperbaiki kapal sendiri amatlah
dibutuhkan.
Model Belajar Makro
1.
Penyuluhan tentang prilaku
yang merusak lingkungan
2.
Pelatihan perbaikan mesin
kapal
Model belajar mikro
1.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas penyuluhan perilaku yang merusak lingkungan menjadi pembelajaran
yang partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.
Macam kebutuhan belajar
dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan,
penyuluh, warga belajar, buku ajar, tauladan
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya
yaitu video, gambar.
c.
Kebutuhan
tersier yaitu kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya kipas angin.
2.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas pelatihan perbaikan mesin kapal menjadi Pembelajaran Parsipatif,
aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar
dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku, kapal rusak, alat pokok perbaikan
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya
yaitu alat dan media penunjang
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya tempat untuk perbaikan.
c.
Pengrajin : 45
jiwa
Banyak
kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat karimunjawa diantaranya adalah
kerupuk, kaos, gantungan kunci, tasbih, kalung mutiara, gelang mutiara, jam,
hiasan dinding, dll. Namun penulis melihat, diantara kerajinan-kerajinan yang
dihasilkan itu motif dan modelnya sama. Mungkin produk-produk dari semua toko
oleh-oleh itu pembuatnya sama dan hanya satu. Penulis juga melihat sebenarnya
masih banyak potensilain yang dapat dihasilkan menjadi produk kerajinan.
Identifikasi
kebutuhan belajar
1. Kemampuan untuk melihat potensi
agar dapat dijadikan produk kerajinan
2. Keterampilan untuk
menginovasikan produk kerajinan
3. Pelatihan desain sablon kaos
4. Pelatihan gantungan kunci dan
hiasan dinding yang lebih inovatif
Model Belajar Makro
1.
Pelatihan desain sablon
kaos
2.
Pelatihan gantungan kunci
dan hiasan dinding
Model belajar mikro
1.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas pelatihan desain sablon kaos menjadi pembelajaran yang
partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.
Macam kebutuhan belajar
dalam kelas
Menurut
Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, alat dan bahan pokok sablon,
mesin sablon, kaos polos.
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. Contohnya
yaitu alat dan bahan penunjang
c. Kebutuhan tersier yaitu kebutuhan mewah yang
baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah
ada dan tersedia. contohnya media transportasi kios sendiri
2.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas pelatihan gantungan kunci dan hiasan dinding menjadi Pembelajaran
Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Macam kebutuhan belajar
dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang tidak
boleh tidak harus dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar lingkungan,
penyuluh, warga belajar, buku, kreatifitas, dan inovasi, alat dan bahan pokok
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi. misalnya
alat dan bahan penunjang
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya tempat untuk mengolah kios
sendiri
II.3. Identifikasi kebutuhan belajar masyararakat dikelompokkan berdasarkan
kebutuhan perkembangan zaman
Zaman semakin berkembnag, setiap orang dituntut untuk menyesuaikan. Tak
terkecuali warga karimunjawa. Beberapa efek yang nyata dari perkembangan zaman
yang terjadi di karimunjawa adalah semakin bertambahnya jumlah pengguna sepeda
motor, semakin bertambahkan jumlah sampah anorganik akibat dari semakin
banyaknya turis yang berkunjung, kemajuan iptek menuntut untuk dapat
mengoperasikan komputer dan mengakses internet. Dari hal tersebut dapat
diidentifikasikan kebutuhan belajar diantaranya adalah
Identifikasi kebutuhan belajar
1.
Keterampilan memperbaiki
mesin sepeda motor
2.
Keterampilan mengolah
sampah
3.
Keterampilan
mengoperasikan komputer dan mengakses internet
Model Belajar Makro
1.
Pelatihan perbaikan mesin
sepeda motor
2.
Pelatihan mengolah sampah
3.
Pelatihan mengoperasikan
komputer dan mengakses internet
Model belajar mikro
1.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas pelatihan perbaikan sepeda motor menjadi pembelajaran yang
partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, alat dan bahan pokok perbaikan
motor, motor rusak
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi.Contohnya
yaitu alat dan bahan penunjang.
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya bengkel khusus
2.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas pelatihan pengolahan sampah menjadi pembelajaran yang
partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan inovatif.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
MenurutIntensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, alat dan bahan pokok pengolah
sampah, sampah
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi.Contohnya
yaitu alat dan bahan penunjang
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya tempat khusus
3.
Menjadikan pembelajaran
dalam kelas pelatihan pengoperasian komputer dan akses internet menjadi
pembelajaran yang partisipatif,aktif, menyenangkan, kreatif, interaktif dan
inovatif.
Macam kebutuhan belajar dalam kelas
Menurut Intensitasnya
a. Kebutuhan primer yaitu
kebutuhan yang tidak boleh tidak dipenuhi. Contohnya yaitu sumber belajar
lingkungan, penyuluh, warga belajar, buku ajar, alat dan bahan pokok,
komputer/laptop, jaringan internet, modem
b. Kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang akan terpenuhi bila kebutuhan primer telah terpenuhi.Contohnya
yaitu ruang kelas
c. Kebutuhan tersier yaitu
kebutuhan mewah yang baru atau dirasakan dipenuhi jika kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder telah ada dan tersedia. contohnya ac, kipas angin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses belajar dapat
terjadi dimana saja kapan saja dengan apa saja. Masyarakat selalu dituntut
untuk belajar, tak terkecuali belajar pada alam. Kebutuhan belajar di
karimunjawa dalam dikelompokkan menjadi tiga yaitu berdasarkan potensi alam,
sumber mata pencaharian dan tuntutan zaman. Dengan model asesmen kebutuhan
belajar maka akan diketahui apa saja kebutuhan belajar warga belajar baik di
dalam pembelajaran makro maupun mikro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar