Senin, 01 Juli 2013

laporan Putri Rizca A 1201412044



LAPORAN HASIL PENGAMATAN
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR DI PULAU KARIMUN JAWA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asesmen Kebutuhan Belajar
Dosen Pengampu :
Dr. Joko Sutarto M.Pd.
Hendra Dedi K S.Pd.

Disusun Oleh :
Putri Rizca Ayu         1201412044

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
      Taman Nasional Karimunjawa yang terletak pada koordinat 5 40’-5 57’ LS dan 110 04’ – 110- 40’ BT mempunyai ekosistem yang asli dengan keanekaragaman hayati yang tinggi mulai dari daratan hingga perairannya. Kawasan yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah ini terdiri atas 22 pulau dengan empat pulau utama yang dihuni yaitu Pulau Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk dan Parang.
Taman Nasional Karimunjawa dapat ditempuh dari Jepara dengan menggunakan kapal Ferri selama 6 jam (45 mil laut). Pelayaran seminggu 3 kali setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu, berangkat dari pelabuhan Kartini Jepara jam 09.00 WIB.Dapat pula ditempuh dari Semarang dengan menggunakan Kapal Cepat Kartini I selama 3,5 jam. Berangkat dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang setiap Hari Sabtu jam 09.00 WIB. Melalui udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani Semarang ke Bandara Dewa Daru Kemujan Karimunjawa. Namun saat ini hanya melayani carter. Total penduduk Karimunjawa saat ini berjumlah 10.273 jiwa, yang tersebar dalam 3 desa yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Parang dan Mendiami 5 pulau utama yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting yang berada di luar Kawasan Taman Nasional Karimunjawa. 70 % penduduk Karimunjawa merupakan nelayan. Dengan populasi usia produktif sebanyak 4.518 jiwa, terdiri dari nelayan sebanyak 2.502 jiwa dan non nelayan sebanyak 2.016 jiwa.
Kebutuhan belajar di Pulau Karimunjawa sangat memprihatinkan, karena masyarakat Karimunjawa didominasi oleh tamatan SD, belum tamat SD atau belum pernah sekolah. Pengaruh yang sangat besar terhadap kurang perhatian pada kehidupan, yaitu sumber kekayaan yang menarik. Pengaruh itu membuat masyarakat terhadap pendidikan kurang diperhatikan. Melalui makalah ini akan saya identifikasi kebutuhan belajar di Kepulauan Karimunjawa.



1.2  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui kondisi geografis di Kepulauan Karimunjawa
2.      Untuk mengetahui kehidupan dan kebudayaan masyarakat di Kepulauan Karimunjawa
3.      Untuk mengetahui kebutuhan belajar akan pendidikan di Kepuluan Karimunjawa
4.      Untuk mengetahui  masalah-masalah yang ada di Kepulauan Karimunjawa




















BAB II
RUMUSAN MASALAH

2.1 RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana kondisi geografis di Kepulauan Karimunjawa?
2.      Bagaimana kehidupan dan kebudayaan masyarakat di Kepulauan Karimunjawa?
3.      Bagaimana kebutuhan belajar akan pendidikan di Kepulauan Karimunjawa?
4.      Apa saja masalah-masalah yang ada di Kepulauan Karimunjawa?























BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Geografis Kepulauan Karimunjawa
      Secara geografis Taman Nasional Karimunjawa yang terletak pada koordinat 5 40’-5 57’ LS dan 110 04’ – 110- 40’ BT mempunyai ekosistem yang asli dengan keanekaragaman hayati yang tinggi mulai dari daratan hingga perairannya. Kawasan yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah ini terdiri atas 22 pulau dengan empat pulau utama yang dihuni yaitu Pulau Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk dan Parang.
       Sebagai sebuah negara kepulauan yang terletak di daerah tropis dan dilintasi oleh garis khatulistiwa, Indonesia dianugerahi bentangan laut tropis hangat yang menjadi surga bagi berbagai terumbu karang, ikan, dan biota laut lainnya. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang masuk dalam wilayah Coral Triangle, taman laut seluas hampir setengah dari negara Amerika Serikat yang memiliki keragaman biota laut tertinggi di dunia, surga bagi sekitar 3000 spesies ikan, 500 spesies terumbu karang atau 75% dari seluruh spesies terumbu karang di dunia, dan juga habitat bagi 6 dari 7 spesies penyu laut yang ada.
      Karimunjawa, 83 km sebelah utara Pulau Jawa, adalah salah satu tempat dengan keberagaman biota laut yang sangat luar biasa. Lebih dari 69 marga karang keras dan tak kurang dari 353 spesies ikan karang hidup di perairan laut tropisnya yang jernih. Snorkeling pun menjadi favorit bagi setiap orang yang mengunjungi kepulauan cantik ini. Karimunjawa terletak di tengah Laut Jawa yang memiliki perairan dan arus cukup tenang sehingga hampir sepanjang tahun adalah waktu yang tepat untuk snorkeling, kecuali bulan November - Januari ketika musim penghujan tiba dan lautan menjadi sedikit kurang bersahabat.
Taman Nasional Karimunjawa dapat ditempuh dari Jepara dengan menggunakan kapal Ferri selama 6 jam (45 mil laut). Pelayaran seminggu 3 kali setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu, berangkat dari pelabuhan Kartini Jepara jam 09.00 WIB.Dapat pula ditempuh dari Semarang dengan menggunakan Kapal Cepat Kartini I selama 3,5 jam. Berangkat dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang setiap Hari Sabtu jam 09.00 WIB. Melalui udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani Semarang ke Bandara Dewa Daru Kemujan Karimunjawa. Namun saat ini hanya melayani carter. Total penduduk Karimunjawa saat ini berjumlah 10.273 jiwa, yang tersebar dalam 3 desa yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Parang dan Mendiami 5 pulau utama yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting yang berada di luar Kawasan Taman Nasional Karimunjawa. 70 % penduduk Karimunjawa merupakan nelayan. Dengan populasi usia produktif sebanyak 4.518 jiwa, terdiri dari nelayan sebanyak 2.502 jiwa dan non nelayan sebanyak 2.016 jiwa.
Dari 22 pulau yang berada dalam kawasan TN Karimunjawa, hanya 4 pulau yang dihuni penduduk yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang dan Pulau Nyamuk. Saat ini kawasan Taman Nasional Karimunjawa dihuni penduduk sebanyak 10.273 jiwa (Survey Sosek, 2009) Penduduk Karimunjawa tersusun atas beberapa etnis asal yaitu Jawa, Madura dan Sulawesi dengan suku Jawa, Madura, Bugis, Mandar, Bajau, Munak, Luwu. Mayoritas penduduk Karimunjawa berasal dari Jawa sehingga budaya Jawa mendominasi kebudayaan lokal, namun walau demikian kebudayaan lain nampak nyata pada kehidupan sehari-hari misalnya saja terlihat pada bentuk rumah penduduk Bugis di Pulau Kemujan.
Ada beberapa keunikan yang ada di Kepulauan Karimunjawa, antara lain :
1.      Kepulauan Karimunjawa yang terletak 230 km utara Yogyakarta terdiri atas gugusan 27 pulau, 22 di antaranya adalah pulau tak berpenghuni cantik dengan pantai berpasir putih yang menawan.
2.      Taman Laut Nasional Karimunjawa adalah salah satu Taman Laut Nasional di Indonesia dengan luas total 111.625 ha. Dari luas itu, 98,6% merupakan wilayah perairan sementara 1,4% wilayah daratan.
3.      Karimunjawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, antara lain 69 marga karang keras, 353 spesies ikan karang dan 300 hektar hutan mangrove (Nababan, Mangaraja Gunung, dkk. 2010. Status Ekosistem di Taman Nasional Karimunjawa yaitu Wildlife Conservation Society-Indonesia Program.
4.      Kepulauan Karimunjawa adalah salah satu dari sedikit tempat untuk menemukan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Hijau (Chelonia Mydas) dan Elang Laut Perut Putih (Haliaetus leucogaster) yang merupakan hewan yang terancam punah.
5.      Terdapat kolam penangkaran ikan hiu di Pulau Tengah dan Pulau Menjangan Besar yang juga menjadi salah satu daya tarik wisata. Penggemar kegiatan yang memacu adrenaline bisa mencoba kesempatan untuk berenang bersama predator berbahaya ini (15.000/orang), selain itu wisatawan juga bisa berfoto dengan penyu sisik atau ikan fugu (3.000/orang).
6.      Banyak terdapat gosong di perairan Karimunjawa, yaitu daratan pasir yang menyembul di tengah laut atau di tepi pulau yang nampak pada pagi hari dan kemudian menghilang ketika air laut pasang.
7.      Fenomena global warming menyebabkan peningkatan suhu air laut hingga 1 derajat Celcius per tahun, mengakibatkan terjadinya coral bleaching dan matinya terumbu karang, termasuk terumbu karang di perairan Karimunjawa.
8.      Penduduk Karimunjawa mempergunakan generator sebagai pembangkit tenaga listrik. Keterbatasan sumber tenaga ini menyebabkan listrik hanya menyala dari jam 6 sore hingga jam 6 pagi.
9.      Keindahan Karimunjawa yang begitu mempesona bisa dinikmati oleh siapa saja karena banyaknya tour agent yang menawarkan paket wisata murah (kurang dari Rp 500.000/orang untuk paket 4 hari 3 malam).

3.2 Kehidupan Masyarakat kepulauan Karimunjawa
Karimunjawa memiliki penduduk lebih dari 8.000 jiwa di lima pulau yang berpenghuni, antara lain :
Desa                                                                                          Populasi

Karimunjawa
(laki-laki= 2.222 + perempuan= 2.200) 4.422
Kemujan
(laki-laki= 1.374 + perempuan= 1.356) 2.730
Parang
(laki-laki= 804 + perempuan= 777) 1.581
Data berdasasarkan Hasil sensus BPS Tahun 2010
(laki-laki= 4.400 + perempuan= 4.333) 8.733




Mayoritas penduduk Kepulauan Karimunjawa bersuku Jawa yang bermata pencaharian sebagai petani, suku Bugis yang terkenal sebagai pelaut mendiami kepulauan ini dengan mata pencaharian sebagai nelayan, sedangkan suku madura bermata pencaharian sebagai pembuat ikan kering di samping profesi mereka sebagai nelayan.
Etnisitas Penduduk Karimunjawa tersusun atas beberapa etnis asal yaitu Jawa, Madura dan Sulawesi dengan suku Jawa, Madura, Bugis, Mandar, Bajau, Munak, Luwu. Mayoritas penduduk Karimunjawa berasal dari Jawa sehingga budaya Jawa mendominasi kebudayaan lokal, namun walau demikian kebudayaan lain nampak nyata pada kehidupan sehari-hari misalnya saja terlihat pada bentuk rumah penduduk Bugis di Pulau Kemujan.
Keramahan penduduk di pulau Karimunjawa menjadi ciri utama keterbukaan penduduk terhadap sesuatu yang baru bahkan yang belum dikenal sekalipun. Ciri lain dalam kemasyarakatan yang masih kental adalah gotong royong. Menolong sesama adalah kewajiban orang hidup, semangat inilah yang mendasari kerukunan dan kebersamaan masyarakat. Pada umumnya kondisi keamanan di Karimunjawa relatif berjalan dengan damai dan terkendali. Keharmonisan tetap dapat dilihat dan dirasakan di Kepulauan ini hingga saat ini. Penduduknyapun sangat terbuka dan menyambut ramah terhadap pendatang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh budaya Jawa yang cinta damai dan tidak suka dengan keributan
Umumnya penduduk Kepulauan Karimunjawa bekerja sebagai nelayan dan petani rumput laut. Sedangkan mata pencaharian penduduk kepuluan Karimunjawa lainnya adalah petani, buruh, pedagang, dan PNS serta pensiunan. Hasil perikanan dan rumput laut sebagian besar dipasarkan keluar Karimunjawa. Sedangkan untuk kebutuhan pokok sehari-hari di datangkan dari ibukota Kabupaten yaitu Jepara.
Ada beberapa acara tradisional yang dapat kita jumpai di Kepulauan Karimunjawa, antara lain :
1.      Perkawinan Suku Bugis yang dimulai dengan acara Mapuce-puce, masuro, maddupa, Mappaenre balanja dan Pesta Anggaukeng.
2.      Upacara Peluncuran Perahu. Acara syukuran yang telah selesainya pembuatan perahu.
3.      Menombak Ikan. Acara menombak ikan di pantal pada saat laut surut di malam hari, biasanya penduduk membawa lampu sebagai alat penerangan.
4.      Adanya pasar jajan yang menjual balung kethek yang terjemahan bebasnya adalah tulang monyet dan singkong bosok alias singkong busuk, Pasar tersebut tergolong unik, karena dibuka pada pukul 04.00 pagi dan tutup pukul 08.00 pagi.
3.3 Kebutuhan Belajar akan Pendidikan di Kepulan Karimunjawa
Tingkat pendidikan rata-rata di desa-desa di kepulauan Karimunjawa adalah tidak/belum tamat SD dan tamatan SD. Tingkat pendidikan yang tergolong rendah ini dikarenakan anak usia sekolah banyak bekerja membantu orang tua dan kesadaran rendah serta keterbatasan biaya. Di kecamatan Karimunjawa saat ini tercatat terdapat 14 SD, 1 SLTP di Pulau Karimunjawa dan 1 MTS di Pulau Kemujan serta 1 SMK Rumput Laut di Pulau Karimunjawa.
Kebutuhan belajar di kepulauan Karimunjawa sangat memprihatinkan, karena kebanyakan masyarakat Karimunjawa didominasi oleh tamatan SD, belum tamat SD, tidak tamat SD, dan tidak/pernah sekolah, dengan posisi ± 75% dari jumlah penduduk. Selain kondisi masyarakatnya yang rendah, juga banyak yang tidak tamat SD bahkan tidak mengikuti pendidikan. Selain itu, minimnya tenaga pendidik yang mengajar di Kepulauan Karimunjawa, serta gaji hanya Rp. 200.000/bulan membuat kebutuhan pendidikan di Karimunjawa sangat memprihatinkan.
Selain itu Pendidikan bagi Anak Usia Dini (PAUD) juga sangat sedikit yang tersebar di beberapa pulau Karimunjawa, antara lain :



No
Lokasi/Pulau
TK/RA
Paud Nonformal
0-2 Th
2-4 Th
4-6 Th
1
Karimunjawa
56
-
42
-
2
Kemujan+Lg. Lele
25
-
20
20
3
Parang
28
-
-
-
4
Nyamuk
17
-
-
-
5
Genting
0
-
-
-
Jumlah
168
0
62
20

Banyaknya pendidik PAUD dan kualifikasi ijazah 2011, yaitu :
No
Status Pendidik
Jumlah
Orang
Ijazah Terakhir
Sertifikat
S1
DII
SMA
1.
Guru
2
1
1
-
-
2.
Guru Pendamping
2
-
1
1
-
3.
Pengasuh
2
-
-
2
-
4.
Calon Pendidik
-
-
-
-
-
Jumlah
6
1
2
3
-



Dengan melihat potensi Karimunjawa sebagai daerah wisata, maka perlunya diajarkan kebutuhan belajar akan pendidikan kepariwisataan pada anak didik di jenjang SD,SMP, maupun SMA Pendidikan kepariwisataan ini bisa berisi tentang manajemen ekowisata, bahasa asing, biologi kelautan dan perikanan, konservasi, dll. Dengan terciptanya SDM yang berkualitas, harapan ke depan adalah pembangunan berkelanjutan di Taman Nasional Karimunjawa tetap terjaga dengan baik.

3.4 Masalah-masalah yang ada di Kepulauan Karimunjawa
1.      Kesehatan
Kondisi wilayah yang dikelilingi lautan dan sulitnya transportasi membuat kepulauan Karimunjawa sulit dijangkau pelayanan kesehatan. Selain itu tingkat kesadaran masyarakat yang rendah membuat kualitas kesehatan masyarakat rendah. Saat ini di wilayah Kecamatan Karimunjawa terdapat 1 Puskesmas di Pulau Karimunjawa, 1 Puskesmas pembantu di Pulau Kemujan dan 1 kapal Puskesmas keliling yang secara reguler melayani masyarakat.
2.      Sektor Pembangunan
Banyaknya masyarakat yang tidak tertarik pada program sosialisasi pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang tidak hanya tergantung dari nelayan atau sektor perikanan. Sehingga motivasi untuk mengelola sumber daya di daratan sangat rendah. Padahal, dari laut pada saat-saat tertentu pula terjadi masa panen. Permasalahan inilah yang tampaknya kurang menjadi perhatian dan menjadi tugas Pemerintah Daerah untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan pada masa yang tidak bisa diatasi.
Akibat dari keadan-keadaan diatas maka pembangunan di Kepulauan Karimunjawa kurang mendapat partisipasi dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :
1.      Kurangnya tanggapan masyarakat perihal informasi-informasi pembangunan
2.      Banyak hasil pembangunan yang telah dialokasikan namun tidak berkembang.
3.      Banyak sumber daya darat yang belum dikelola, bila dibandingkan dengan wilayah Jepara.
4.      Masyarakat sebagian besar cenderung sebagai konsumen daripada produsen , padahal kekayaan alam lokal bisa dikelola sebagai penghasil misal: tempe, tahu, cabai, sayur mayur masih didatangkan dari jepara
5.      Kurang tertarik pada program-program pemerintah yang ingin menambah wawasan pola hidup.
3.      Infrastruktur
Hal yang menjadi pembenahan utama di Karimunjawa adalah masalah infrastruktur. Memang fakta di lapangan banyak infrastruktur yang kondisinya baik dan terawat, tetapi tidak sedikit yang kondisinya rusak bahkan tidak terawat. Salah satunya adalah jalan-jalan aspal di Karimunjawa sudah banyak yang rusak. Jadi, jika hujan mengguyur daerah ini, banyak genangan air di jalan-jalan.  Adapun listrik di Kecamatan Karimunjawa diperoleh dari PLTD, informasi itu diperoleh dari perbincangan dengan warga Karimunjawa. PLTD di Karimunjawa hanya dapat beroperasi 12 jam, terhitung dari pukul 18.00-06.00 WIB. Maka untuk membenahi hal itu semua, perlu dilakukan perbaikan. Peran serta pemerintah daerah, pemangku kepentingan, akademisi, dll diperlukan, mulai dari perbaikan infrastruktur yang ada, mencari alternatif energi untuk sumber daya listrik, misalnya dengan tenaga gelombang atau ombak laut karena Karimunjawa adalah wilayah kepulauan.
4.      Pembelian Pulau oleh warga negara asing
Ada beberapa pulau yang ada di Karimunjawa dimiliki oleh warga negara asing, Menurut laporan DetikNews (Selasa, 28/02/2006), dari 8 pulau di Karimunjawa, Kabupaten Jepara yang dimilki perorangan, 3 di antaranya dimiliki orang asing. Data Departemen Kehutanan Dirjen PHKA Balai Taman Nasional Karimunjawa 2004 menyebutkan, 8 pulau di Karimunjawa memang dimiliki perorangan dan tiga di antaranya milik orang asing. Ke-8 pulau tersebut adalah Menjangan Besar dimiliki PT Raja Besi Semarang, Menjangan Kecil (PT Awani Dream), Tengah (PT Raja Besi), Sintok (Hendrawan TS), Cilik (PT Raja Besi), Cemara Besar (SUPM Tegal), Menyawakan (Mr Luck dan Mr Hans) dan Kumbang (Mr Jel). Dari laporan tersebut, regulasi tentang hukum dan politik di TNKJ agaknya di benahi kembali. Status kepemilikan usaha dan tanah memang harus dilandasi payung hukum yang kuat agar tidak saling tumpang tindih antar kepentingan. Kalau terus seperti itu, maka Karimunjawa bisa dikeluarkan dari statusnya sebagai Taman Nasional
























BAB 1V
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Taman Nasional Karimunjawa merupakan Kepulauan yang terletak di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, memiliki luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara. Karimunjawa yang terdiri dari 27 gugusan pulau ini termasuk daerah administrasi Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Surga bagi biota laut, hutan bakau, hutan pantai, serta beberapa fauna langka, menjadikan Kepulauan Karimunjawa ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Jepara sebagai Taman Nasional sejak 15 Maret 2001.
Etnisitas Penduduk Karimunjawa tersusun atas beberapa etnis asal yaitu Jawa, Madura dan Sulawesi dengan suku Jawa, Madura, Bugis, Mandar, Bajau, Munak, Luwu. Mayoritas penduduk Karimunjawa berasal dari Jawa sehingga budaya Jawa mendominasi kebudayaan local yang sebagian bermata pencahariaan sebagai nelayan.
Kebutuhan belajar di Kepulauan Karimunjawa sangat memprhatinkan, karena kebanyakan masyarakat Karimunjawa didominasi oleh tamatan SD, belum tamat SD, tidak tamat SD, dan tidak/pernah sekolah, dengan posisi ± 75% dari jumlah penduduk. Selain kondisi masyarakatnya yang rendah, juga banyak yang tidak tamat SD bahkan tidak mengikuti pendidikan.


4.2  Saran
1.      Karang dan hewan-hewan laut di Karimunjawa memang sangat indah, tetapi beberapa diantaranya menyimpan racun. Diantaranya bulu babi, karang api, ikan batu. Jadi, jangan sembarangan menyentuhnya.
2.      Jangan lepas alas kaki selama berkunjung ke pantai-pantai dan pulau di Karimunjawa apabila anda tidak ingin disengat ubur-ubur yang terdampar dbawah pasir pantai, atau terkena karang api yang sangat menyakitkan.
3.      Jangan dekati ikan pari, apabila bertemu dengannya saat snorkeling. Sabetan ekor berdurinya bisa membuat badan panas dingin.
4.      Waktu snorkeling jangan sekali-kali menginjak karang, karena mudah patah, dan kalo sudah patah, tumbuhnya membutuhkan waktu yang sangat lama. #SaveTheOcean
5.      Ketika hoping island, sampah plastik dari botol air mineral, snack dan sebangsanya JANGAN dibuang sembarangan. Harus dijaga dan baru dibuang di tempat sampah sepulang dari tour laut. Membuang sampah plastik di laut akan merusak karang & biota laut lainnya.



























DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, A. 2000. Sistem Zonasi Pengelolaan Taman Nasional Laut Berdasarkan
Indeks Kepekaan Lingkungan. Studi Kasus Di Kepulauan Karimunjawa
2006. Gambaran Umum Kepulauan Karimunjawa.
Unissula Pres. Semarang
2009. Statistik. Taman Nasional Karimunjawa. Jepara. Departemen
Kehutanan Bekerjasama dengan BTNKJ. Semarang.


























LAMPIRAN






 




 























Tidak ada komentar:

Posting Komentar