LAPORAN HASIL PENGAMATAN
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR DI
PULAU KARIMUN JAWA
Disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Asesmen Kebutuhan Belajar
Dosen Pengampu :
Dr. Joko Sutarto M.Pd.
Hendra Dedi K S.Pd.
Disusun Oleh :
Putri Rizca Ayu 1201412044
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Taman Nasional Karimunjawa yang terletak pada koordinat 5 40’-5
57’ LS dan 110 04’ – 110- 40’ BT mempunyai ekosistem yang asli dengan keanekaragaman
hayati yang tinggi mulai dari daratan hingga perairannya. Kawasan yang secara
administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah ini
terdiri atas 22 pulau dengan empat pulau utama yang dihuni yaitu Pulau
Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk dan Parang.
Taman Nasional Karimunjawa dapat ditempuh dari Jepara
dengan menggunakan kapal Ferri selama 6 jam (45 mil laut). Pelayaran seminggu 3
kali setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu, berangkat dari pelabuhan Kartini Jepara
jam 09.00 WIB.Dapat pula ditempuh dari Semarang dengan menggunakan Kapal Cepat
Kartini I selama 3,5 jam. Berangkat dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang setiap
Hari Sabtu jam 09.00 WIB. Melalui udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani Semarang ke
Bandara Dewa Daru Kemujan Karimunjawa. Namun saat ini hanya melayani carter. Total penduduk
Karimunjawa saat ini berjumlah 10.273 jiwa, yang tersebar dalam 3 desa yaitu
Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Parang dan Mendiami 5 pulau utama yaitu
Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting
yang berada di luar Kawasan Taman Nasional Karimunjawa. 70 % penduduk
Karimunjawa merupakan nelayan. Dengan populasi usia produktif sebanyak 4.518
jiwa, terdiri dari nelayan sebanyak 2.502 jiwa dan non nelayan
sebanyak 2.016 jiwa.
Kebutuhan
belajar di Pulau Karimunjawa sangat memprihatinkan, karena masyarakat
Karimunjawa didominasi oleh tamatan SD, belum tamat SD atau belum pernah
sekolah. Pengaruh yang sangat besar terhadap kurang perhatian pada kehidupan,
yaitu sumber kekayaan yang menarik. Pengaruh itu membuat masyarakat terhadap
pendidikan kurang diperhatikan. Melalui makalah ini akan saya identifikasi
kebutuhan belajar di Kepulauan Karimunjawa.
1.2 TUJUAN
1. Untuk
mengetahui kondisi geografis di Kepulauan Karimunjawa
2. Untuk
mengetahui kehidupan dan kebudayaan masyarakat di Kepulauan Karimunjawa
3. Untuk
mengetahui kebutuhan belajar akan pendidikan di Kepuluan Karimunjawa
4. Untuk
mengetahui masalah-masalah yang ada di
Kepulauan Karimunjawa
BAB
II
RUMUSAN
MASALAH
2.1
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
kondisi geografis di Kepulauan Karimunjawa?
2. Bagaimana
kehidupan dan kebudayaan masyarakat di Kepulauan Karimunjawa?
3. Bagaimana
kebutuhan belajar akan pendidikan di Kepulauan Karimunjawa?
4. Apa
saja masalah-masalah yang ada di Kepulauan Karimunjawa?
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Kondisi Geografis Kepulauan Karimunjawa
Secara geografis Taman Nasional
Karimunjawa yang terletak pada koordinat 5 40’-5 57’ LS dan 110 04’ – 110- 40’
BT mempunyai ekosistem yang asli dengan keanekaragaman hayati yang tinggi mulai
dari daratan hingga perairannya. Kawasan yang secara administratif termasuk
dalam wilayah Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah ini terdiri atas 22 pulau
dengan empat pulau utama yang dihuni yaitu Pulau Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk
dan Parang.
Sebagai sebuah negara kepulauan yang terletak
di daerah tropis dan dilintasi oleh garis khatulistiwa, Indonesia dianugerahi
bentangan laut tropis hangat yang menjadi surga bagi berbagai terumbu karang,
ikan, dan biota laut lainnya. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang
masuk dalam wilayah Coral Triangle, taman laut seluas hampir setengah dari
negara Amerika Serikat yang memiliki keragaman biota laut tertinggi di dunia,
surga bagi sekitar 3000 spesies ikan, 500 spesies terumbu karang atau 75% dari
seluruh spesies terumbu karang di dunia, dan juga habitat bagi 6 dari 7 spesies
penyu laut yang ada.
Karimunjawa, 83 km sebelah utara Pulau
Jawa, adalah salah satu tempat dengan keberagaman biota laut yang sangat luar
biasa. Lebih dari 69 marga karang keras dan tak kurang dari 353 spesies ikan
karang hidup di perairan laut tropisnya yang jernih. Snorkeling pun menjadi
favorit bagi setiap orang yang mengunjungi kepulauan cantik ini. Karimunjawa
terletak di tengah Laut Jawa yang memiliki perairan dan arus cukup tenang
sehingga hampir sepanjang tahun adalah waktu yang tepat untuk snorkeling,
kecuali bulan November - Januari ketika musim penghujan tiba dan lautan menjadi
sedikit kurang bersahabat.
Taman Nasional Karimunjawa dapat ditempuh dari Jepara
dengan menggunakan kapal Ferri selama 6 jam (45 mil laut). Pelayaran seminggu 3
kali setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu, berangkat dari pelabuhan Kartini Jepara
jam 09.00 WIB.Dapat pula ditempuh dari Semarang dengan menggunakan Kapal Cepat
Kartini I selama 3,5 jam. Berangkat dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang setiap
Hari Sabtu jam 09.00 WIB. Melalui udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani Semarang ke
Bandara Dewa Daru Kemujan Karimunjawa. Namun saat ini hanya melayani carter. Total penduduk
Karimunjawa saat ini berjumlah 10.273 jiwa, yang tersebar dalam 3 desa yaitu
Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Parang dan Mendiami 5 pulau utama yaitu
Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting
yang berada di luar Kawasan Taman Nasional Karimunjawa. 70 % penduduk
Karimunjawa merupakan nelayan. Dengan populasi usia produktif sebanyak 4.518
jiwa, terdiri dari nelayan sebanyak 2.502 jiwa dan non nelayan
sebanyak 2.016 jiwa.
Dari
22 pulau yang berada dalam kawasan TN Karimunjawa, hanya 4 pulau yang dihuni
penduduk yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang dan Pulau Nyamuk.
Saat ini kawasan Taman Nasional Karimunjawa dihuni penduduk sebanyak
10.273 jiwa (Survey Sosek, 2009) Penduduk Karimunjawa tersusun
atas beberapa etnis asal yaitu Jawa, Madura dan Sulawesi dengan suku Jawa,
Madura, Bugis, Mandar, Bajau, Munak, Luwu. Mayoritas penduduk Karimunjawa
berasal dari Jawa sehingga budaya Jawa mendominasi kebudayaan lokal, namun
walau demikian kebudayaan lain nampak nyata pada kehidupan
sehari-hari misalnya saja terlihat pada bentuk rumah penduduk Bugis di Pulau
Kemujan.
Ada beberapa keunikan yang ada di Kepulauan Karimunjawa, antara lain :
1. Kepulauan Karimunjawa yang terletak 230 km utara Yogyakarta terdiri
atas gugusan 27 pulau, 22 di antaranya adalah pulau tak berpenghuni cantik
dengan pantai berpasir putih yang menawan.
2. Taman Laut Nasional Karimunjawa adalah salah satu Taman Laut
Nasional di Indonesia dengan luas total 111.625 ha. Dari luas itu, 98,6%
merupakan wilayah perairan sementara 1,4% wilayah daratan.
3. Karimunjawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi,
antara lain 69 marga karang keras, 353 spesies ikan karang dan 300 hektar hutan
mangrove (Nababan, Mangaraja Gunung, dkk. 2010. Status Ekosistem di Taman
Nasional Karimunjawa yaitu Wildlife Conservation Society-Indonesia Program.
4. Kepulauan Karimunjawa adalah salah satu dari sedikit tempat untuk
menemukan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Hijau (Chelonia
Mydas) dan Elang Laut Perut Putih (Haliaetus leucogaster) yang
merupakan hewan yang terancam punah.
5. Terdapat kolam penangkaran ikan hiu di Pulau Tengah dan Pulau
Menjangan Besar yang juga menjadi salah satu daya tarik wisata. Penggemar
kegiatan yang memacu adrenaline bisa mencoba kesempatan untuk berenang bersama
predator berbahaya ini
(15.000/orang), selain itu wisatawan juga bisa berfoto dengan penyu sisik atau
ikan fugu (3.000/orang).
6. Banyak terdapat gosong di perairan Karimunjawa, yaitu daratan
pasir yang menyembul di tengah laut atau di tepi pulau yang nampak pada pagi
hari dan kemudian menghilang ketika air laut pasang.
7. Fenomena global warming menyebabkan peningkatan suhu air laut
hingga 1 derajat Celcius per tahun, mengakibatkan terjadinya coral bleaching
dan matinya terumbu karang, termasuk terumbu karang di perairan Karimunjawa.
8. Penduduk Karimunjawa mempergunakan generator sebagai pembangkit
tenaga listrik. Keterbatasan sumber tenaga ini menyebabkan listrik hanya
menyala dari jam 6 sore hingga jam 6 pagi.
9. Keindahan Karimunjawa yang begitu mempesona bisa dinikmati oleh
siapa saja karena banyaknya tour agent yang menawarkan paket wisata
murah (kurang dari Rp 500.000/orang untuk paket 4 hari 3 malam).
3.2 Kehidupan Masyarakat kepulauan Karimunjawa
Karimunjawa memiliki
penduduk lebih dari 8.000 jiwa di lima pulau yang berpenghuni, antara lain :
Desa
Populasi
|
|
|
Karimunjawa
|
(laki-laki=
2.222 + perempuan= 2.200) 4.422
|
|
Kemujan
|
(laki-laki=
1.374 + perempuan= 1.356) 2.730
|
|
Parang
|
(laki-laki= 804
+ perempuan= 777) 1.581
|
|
Data
berdasasarkan Hasil sensus BPS Tahun 2010
|
(laki-laki=
4.400 + perempuan= 4.333) 8.733
|
|
Mayoritas penduduk Kepulauan Karimunjawa bersuku Jawa
yang bermata pencaharian sebagai petani, suku Bugis yang terkenal sebagai
pelaut mendiami kepulauan ini dengan mata pencaharian sebagai nelayan,
sedangkan suku madura bermata pencaharian sebagai pembuat ikan kering di
samping profesi mereka sebagai nelayan.
Etnisitas Penduduk Karimunjawa tersusun
atas beberapa etnis asal yaitu Jawa, Madura dan Sulawesi dengan suku Jawa,
Madura, Bugis, Mandar, Bajau, Munak, Luwu. Mayoritas penduduk Karimunjawa
berasal dari Jawa sehingga budaya Jawa mendominasi kebudayaan lokal, namun
walau demikian kebudayaan lain nampak nyata pada kehidupan
sehari-hari misalnya saja terlihat pada bentuk rumah penduduk Bugis di Pulau
Kemujan.
Keramahan penduduk di pulau Karimunjawa
menjadi ciri utama keterbukaan penduduk terhadap sesuatu yang baru bahkan yang
belum dikenal sekalipun. Ciri lain dalam kemasyarakatan yang masih kental adalah gotong royong.
Menolong sesama adalah kewajiban orang hidup, semangat inilah yang mendasari
kerukunan dan kebersamaan masyarakat. Pada umumnya kondisi keamanan di
Karimunjawa relatif berjalan dengan damai dan terkendali. Keharmonisan tetap
dapat dilihat dan dirasakan di Kepulauan ini hingga saat ini. Penduduknyapun
sangat terbuka dan menyambut ramah terhadap pendatang. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh budaya Jawa yang cinta damai dan tidak suka dengan keributan
Umumnya
penduduk Kepulauan Karimunjawa bekerja sebagai nelayan dan petani rumput laut.
Sedangkan mata pencaharian penduduk kepuluan Karimunjawa lainnya
adalah petani, buruh, pedagang, dan PNS serta pensiunan. Hasil perikanan dan
rumput laut sebagian besar dipasarkan keluar Karimunjawa. Sedangkan untuk
kebutuhan pokok sehari-hari di datangkan dari ibukota Kabupaten yaitu Jepara.
Ada
beberapa acara tradisional yang dapat kita jumpai di Kepulauan Karimunjawa,
antara lain :
1. Perkawinan
Suku Bugis yang dimulai dengan acara Mapuce-puce, masuro, maddupa, Mappaenre
balanja dan Pesta Anggaukeng.
2. Upacara
Peluncuran Perahu. Acara syukuran yang telah selesainya pembuatan perahu.
3. Menombak
Ikan. Acara menombak ikan di pantal pada saat laut surut di malam hari,
biasanya penduduk membawa lampu sebagai alat penerangan.
4. Adanya
pasar jajan yang menjual balung kethek yang terjemahan bebasnya adalah tulang
monyet dan singkong bosok alias singkong busuk, Pasar tersebut tergolong unik,
karena dibuka pada pukul 04.00 pagi dan tutup pukul 08.00 pagi.
3.3 Kebutuhan Belajar akan Pendidikan di Kepulan Karimunjawa
Tingkat
pendidikan rata-rata di desa-desa di kepulauan Karimunjawa adalah tidak/belum
tamat SD dan tamatan SD. Tingkat pendidikan yang tergolong rendah ini dikarenakan
anak usia sekolah banyak bekerja membantu orang tua dan kesadaran rendah serta
keterbatasan biaya. Di kecamatan Karimunjawa saat ini tercatat terdapat
14 SD, 1 SLTP di Pulau Karimunjawa dan 1 MTS di Pulau Kemujan serta 1 SMK
Rumput Laut di Pulau Karimunjawa.
Kebutuhan belajar di kepulauan Karimunjawa sangat memprihatinkan, karena
kebanyakan masyarakat Karimunjawa didominasi oleh tamatan SD, belum tamat SD,
tidak tamat SD, dan tidak/pernah sekolah, dengan posisi ± 75% dari jumlah
penduduk. Selain kondisi masyarakatnya yang rendah, juga banyak yang tidak
tamat SD bahkan tidak mengikuti pendidikan. Selain itu, minimnya tenaga
pendidik yang mengajar di Kepulauan Karimunjawa, serta gaji hanya Rp.
200.000/bulan membuat kebutuhan pendidikan di Karimunjawa sangat
memprihatinkan.
Selain itu Pendidikan bagi Anak Usia Dini (PAUD) juga sangat sedikit yang
tersebar di beberapa pulau Karimunjawa, antara lain :
No
|
Lokasi/Pulau
|
TK/RA
|
Paud
Nonformal
|
||
0-2 Th
|
2-4 Th
|
4-6 Th
|
|||
1
|
Karimunjawa
|
56
|
-
|
42
|
-
|
2
|
Kemujan+Lg. Lele
|
25
|
-
|
20
|
20
|
3
|
Parang
|
28
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Nyamuk
|
17
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Genting
|
0
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
168
|
0
|
62
|
20
|
Banyaknya pendidik PAUD dan kualifikasi ijazah 2011, yaitu :
No
|
Status Pendidik
|
Jumlah
Orang
|
Ijazah Terakhir
|
Sertifikat
|
||
S1
|
DII
|
SMA
|
||||
1.
|
Guru
|
2
|
1
|
1
|
-
|
-
|
2.
|
Guru Pendamping
|
2
|
-
|
1
|
1
|
-
|
3.
|
Pengasuh
|
2
|
-
|
-
|
2
|
-
|
4.
|
Calon Pendidik
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
6
|
1
|
2
|
3
|
-
|
Dengan melihat potensi Karimunjawa sebagai daerah
wisata, maka perlunya diajarkan
kebutuhan belajar akan pendidikan kepariwisataan pada
anak didik di jenjang SD,SMP, maupun SMA Pendidikan kepariwisataan
ini bisa berisi tentang manajemen ekowisata, bahasa asing, biologi kelautan dan
perikanan, konservasi, dll. Dengan terciptanya SDM yang berkualitas, harapan ke
depan adalah pembangunan berkelanjutan di Taman Nasional Karimunjawa tetap
terjaga dengan baik.
3.4 Masalah-masalah yang ada di Kepulauan Karimunjawa
1.
Kesehatan
Kondisi wilayah yang dikelilingi
lautan dan sulitnya transportasi membuat kepulauan Karimunjawa sulit dijangkau pelayanan kesehatan. Selain
itu tingkat kesadaran masyarakat yang rendah membuat kualitas kesehatan masyarakat rendah. Saat ini
di wilayah Kecamatan Karimunjawa terdapat 1 Puskesmas di Pulau Karimunjawa, 1 Puskesmas pembantu di
Pulau Kemujan dan 1 kapal Puskesmas keliling yang secara reguler melayani masyarakat.
2.
Sektor Pembangunan
Banyaknya masyarakat yang tidak tertarik pada
program sosialisasi pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, yang tidak hanya tergantung dari nelayan atau sektor perikanan.
Sehingga motivasi untuk mengelola sumber daya di daratan sangat rendah.
Padahal, dari laut pada saat-saat tertentu pula terjadi masa panen.
Permasalahan inilah yang tampaknya kurang menjadi perhatian dan menjadi tugas
Pemerintah Daerah untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan pada masa yang tidak bisa
diatasi.
Akibat dari keadan-keadaan diatas maka pembangunan
di Kepulauan Karimunjawa kurang mendapat partisipasi dari masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :
1. Kurangnya tanggapan masyarakat perihal
informasi-informasi pembangunan
2. Banyak hasil pembangunan yang telah dialokasikan
namun tidak berkembang.
3. Banyak sumber daya darat yang belum dikelola, bila
dibandingkan dengan wilayah Jepara.
4. Masyarakat sebagian besar cenderung sebagai
konsumen daripada produsen , padahal kekayaan alam lokal bisa dikelola sebagai
penghasil misal: tempe, tahu, cabai, sayur mayur masih didatangkan dari jepara
5. Kurang tertarik pada program-program pemerintah
yang ingin menambah wawasan pola hidup.
3.
Infrastruktur
Hal yang menjadi pembenahan utama di Karimunjawa adalah masalah
infrastruktur. Memang fakta di lapangan banyak infrastruktur yang kondisinya
baik dan terawat, tetapi tidak sedikit yang kondisinya rusak bahkan tidak
terawat. Salah satunya adalah jalan-jalan aspal di Karimunjawa sudah banyak
yang rusak. Jadi, jika hujan mengguyur daerah ini, banyak genangan air di jalan-jalan. Adapun listrik di Kecamatan
Karimunjawa diperoleh dari PLTD, informasi itu diperoleh dari perbincangan dengan warga
Karimunjawa. PLTD di Karimunjawa hanya dapat beroperasi 12 jam, terhitung dari
pukul 18.00-06.00 WIB. Maka untuk membenahi hal itu semua, perlu
dilakukan perbaikan. Peran serta pemerintah daerah, pemangku kepentingan,
akademisi, dll diperlukan, mulai dari perbaikan infrastruktur yang ada, mencari
alternatif energi untuk sumber daya listrik, misalnya dengan tenaga
gelombang atau ombak laut karena Karimunjawa adalah wilayah kepulauan.
4.
Pembelian Pulau oleh warga negara asing
Ada beberapa pulau yang ada di Karimunjawa
dimiliki oleh warga negara asing, Menurut laporan DetikNews (Selasa,
28/02/2006), dari 8 pulau di Karimunjawa, Kabupaten Jepara yang dimilki
perorangan, 3 di antaranya dimiliki orang asing. Data Departemen Kehutanan
Dirjen PHKA Balai Taman Nasional Karimunjawa 2004 menyebutkan, 8 pulau di
Karimunjawa memang dimiliki perorangan dan tiga di antaranya milik
orang asing. Ke-8 pulau tersebut adalah Menjangan Besar dimiliki PT Raja Besi
Semarang, Menjangan Kecil (PT Awani Dream), Tengah (PT Raja Besi), Sintok
(Hendrawan TS), Cilik (PT Raja Besi), Cemara Besar (SUPM Tegal), Menyawakan (Mr
Luck dan Mr Hans) dan Kumbang (Mr Jel). Dari laporan tersebut, regulasi tentang
hukum dan politik di TNKJ agaknya di benahi kembali. Status kepemilikan usaha
dan tanah memang harus dilandasi payung hukum yang kuat agar tidak saling
tumpang tindih antar kepentingan. Kalau terus seperti itu, maka Karimunjawa
bisa dikeluarkan dari statusnya sebagai Taman Nasional
BAB 1V
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Taman Nasional Karimunjawa merupakan Kepulauan yang terletak di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah, memiliki luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000
hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang
mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara. Karimunjawa
yang terdiri dari 27 gugusan pulau ini termasuk daerah administrasi Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah. Surga bagi biota laut, hutan bakau, hutan pantai, serta
beberapa fauna langka, menjadikan Kepulauan Karimunjawa ditetapkan oleh
pemerintah Kabupaten Jepara sebagai Taman Nasional sejak 15 Maret 2001.
Etnisitas Penduduk Karimunjawa tersusun
atas beberapa etnis asal yaitu Jawa, Madura dan Sulawesi dengan suku Jawa,
Madura, Bugis, Mandar, Bajau, Munak, Luwu. Mayoritas penduduk Karimunjawa
berasal dari Jawa sehingga budaya Jawa mendominasi kebudayaan local yang
sebagian bermata pencahariaan sebagai nelayan.
Kebutuhan belajar di Kepulauan Karimunjawa sangat memprhatinkan, karena
kebanyakan masyarakat Karimunjawa didominasi oleh tamatan SD, belum tamat SD,
tidak tamat SD, dan tidak/pernah sekolah, dengan posisi ± 75% dari jumlah
penduduk. Selain kondisi masyarakatnya yang rendah, juga banyak yang tidak
tamat SD bahkan tidak mengikuti pendidikan.
4.2
Saran
1. Karang dan hewan-hewan laut di Karimunjawa memang sangat indah, tetapi beberapa
diantaranya menyimpan racun. Diantaranya bulu babi, karang api, ikan
batu. Jadi, jangan sembarangan menyentuhnya.
2. Jangan lepas alas kaki selama berkunjung ke pantai-pantai dan pulau
di Karimunjawa apabila anda tidak ingin disengat ubur-ubur yang terdampar
dbawah pasir pantai, atau terkena karang api yang sangat menyakitkan.
3. Jangan dekati ikan pari, apabila bertemu dengannya saat snorkeling.
Sabetan ekor berdurinya bisa membuat badan panas dingin.
4. Waktu snorkeling jangan sekali-kali menginjak karang, karena mudah
patah, dan kalo sudah patah, tumbuhnya membutuhkan
waktu yang sangat lama. #SaveTheOcean
5. Ketika hoping island, sampah plastik dari botol air mineral, snack
dan sebangsanya JANGAN dibuang sembarangan. Harus dijaga dan baru dibuang di tempat sampah
sepulang dari tour laut. Membuang sampah plastik di laut akan merusak karang
& biota laut lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, A. 2000. Sistem Zonasi
Pengelolaan Taman Nasional Laut Berdasarkan
Indeks Kepekaan Lingkungan. Studi Kasus Di Kepulauan Karimunjawa
2006. Gambaran Umum Kepulauan
Karimunjawa.
Unissula Pres. Semarang
2009. Statistik. Taman Nasional
Karimunjawa. Jepara. Departemen
Kehutanan Bekerjasama dengan BTNKJ. Semarang.
LAMPIRAN

Tidak ada komentar:
Posting Komentar