Senin, 01 Juli 2013

laporan Rahmad iskandar 1201412041



eksotika pulau karimunujawa

Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Berdasarkan legenda yang beredar di kepulauan, Pulau Karimunjawa ditemukan oleh Sunan Muria. legenda  itu berkisah tentang Sunan Muria yang prihatin atas kenakalan putranya, Amir Hasan. Dengan maksud mendidik, Sunan Muria kemudian memerintahkan putranya untuk pergi ke sebuah pulau yang nampak "kremun-kremun" (kabur) dari puncak Gunung Muria agar si anak dapat memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya. Karena tampak "kremun-kremun" maka dinamakanlah pulau tersebut Pulau Karimun.
              Mungkin banyak orang yang menganggap Pulau Karimunjawa hanya sekedar dermaga ataupun tempat singgah sementara. Dermaga utama Karimunjawa memang terletak di pulau seluas 4302,5 hektar ini, menjadikannya sebagai tempat pertama yang disinggahi oleh setiap orang yang datang. Pulau ini juga merupakan tempat sebagian besar masyarakat tinggal sehingga fasilitas yang ada relatif lebih lengkap dibandingkan pulau-pulau yang lain. Homestay dan hotel yang banyak bertebaran membuat kebanyakan wisatawan memilih pulau ini sebagai homebase mereka, tempat untuk pulang dan beristirahat seusai menghabiskan hari snorkeling dan menjelajah pulau-pulau kecil yang eksotik. Banyak yang tidak sadar bahwa Pulau Karimunjawa juga menyimpan potensi keindahan luar biasa.
              Pertamakali menginjakkan kaki, YogYES langsung terkesima dengan jernihnya air laut di dermaga dan puluhan ikan kecil yang berenang di dalamnya. Walau kecil, dermaga ini terlihat bersih dan rapi. Sebuah kantor pusat informasi wisata berdiri di dalam kompleks pelabuhan. Becak, ojek, dan beberapa mobil pick up terbuka siap menjadi alat transportasi menuju homestay ataupun penginapan. Suasana desa kecil yang akrab begitu terasa. Rumah-rumah penduduk berderet mengapit jalan-jalan sempitnya. Senyum simpul dan sapa ramah warga seolah menyambut siapa saja dengan keakraban yang khas dan bersahaja.
Barisan pegunungan hijau berdiri kokoh di tengah pulau. Merupakan hutan hujan tropis dataran rendah, pegunungan ini adalah habitat dari rusa, puluhan jenis burung, monyet ekor panjang, dan berbagai jenis hewan lainnya. Pohon Dewadaru (Mesua ferrea L), pohon khas Karimunjawa yang dianggap keramat oleh penduduk setempat juga tumbuh dengan suburnya di hutan ini. Jalur trekking yang cukup menantang menjadi daya tarik tersendiri bagi yang memiliki jiwa petualang. Menunggu terbitnya mentari dari atas bukit atau turun hingga ke pantai-pantai perawan nan indah di sebelah timur pulau sangat layak untuk dicoba.
           Meski tak terlalu besar, Alun-alun Karimunjawa yang berada di dekat laut menjadi tempat utama warga untuk beranjangsana, duduk di bawah Pohon Kenari sambil berbincang atau mengawasi anak-anak bermain bola dan bersepeda. Tak berapa jauh di sebelah barat, terdapat sebuah dermaga nelayan. Duduk santai di atas perahu yang tertambat sambil menikmati lautan tenang yang membentang di hadapan terasa sangat menenangkan. Ketika senja tiba dan langit perlahan berubah jingga, sinar terang sang surya mulai mereda untuk kemudian turun dan menghilang di balik cakrawala. Wow, keindahannya sulit diungkapkan dengan kata-kata.
           Saat malam tiba, Alun-alun kembali menjadi pusat kehidupan warga. Berbagai warung yang menjual kuliner khas Karimunjawa dipenuhi oleh penduduk setempat dan juga para wisatawan. Mampir di kompleks toko souvenir menjadi alternatif untuk berburu oleh-oleh. Berbagai gantungan kunci, gelang kayu stigi dan kalimasada, kaos, hingga ikan asin dan rumput laut kering dijual disini. Ingin mencoba sesuatu yang berbeda? Dermaga nelayan menawarkan pengalaman yang tak terlupakan, duduk di atas perahu sambil menikmati damainya malam dan menatap kerlip ribuan bintang.
              Pemanfaatan potensi wisata Pulau Karimunjawa

              Akan tetapi, pemanfaatan potensi wisata tersebut belum tergarap secara maksimal. Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah mengungkap potensi wisata di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, yang tergarap belum mencapai 50 persen dari keseluruhan. Di kepulauan ini sendiri terdapat sekitar 27 gugus pulau dengan keunikan tersendiri dan semua berpasir putih yang membentang di sepanjang pesisir pantai.Luas teritorialnya kurang lebih 107.225 hektare dan kekayaan alam laut yang masih alami dan indah dengan banyaknya terumbu karang dan biota laut yang bisa dilihat dengan kasat mata. Dari puluhan gugus pulau tersebut hanya terdapat lima pulau yang sudah dihuni sekitar 9.000 jiwa, yakni tinggal di Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting.Sebanyak 80 persen penduduk lokal setempat menggantungkan hidupnya dari kekayaan alam yang ada di pulau tersebut.Sebagai destinasi wisata, kawasan ini bisa dibilang masih minim dengan fasilitas, antara lain, untuk transportasi menuju pulau tersebut yang tidak bisa setiap saat.Selain itu, pasokan listrik yang hanya mengandalkan pembangkit listrik diesel (PLTD) dan hanya hidup pada malam hari. Hal ini juga terkendala jika mesin diesel rusak, bisa berhari-hari kawasan ini tanpa penerangan yang memadai pada malam hari. Pemanfaatan kawasan ini sebenarnya bukan hanya sebagai lokasi wisata, melainkan juga untuk penelitian dan pendidikan. Karimunjawa mempunyai lima ekosistem, yaitu hutan pantai, hutan bakau, hutan dataran rendah, hutan terumbu karang, dan lamun (rumput laut).
              Kepulauan Karimunjawa memiliki 18 titik menyelam, antara lain, di Pulau Geleang, Pulau Sintok, Pulau Tengah, Pulau Menyawakan, Pulau Cemara Besar, Pulau Legan Moto, Pulau Tanjung Gelam, Pulau Katang, Pulau Kumbang, dan Pulau Menjangan Kecil.
Di Pulau Karimunjawa, kata dia, juga terdapat potensi wisata darat, yakni "hiking", "tracking", berjalan kaki di kawasan hutan bakau, berkemah, wisata religi, dan wisata budaya, itu terus dikembangkan.


               Kendala transportasi


              Terdapat salah satu kendala penting terkait dengan angkutan transportasi untuk wisatawan menuju kawasan Karimunjawa yang masih minim dan berpengaruh terhadap minat berkunjung wisatawan. Saat ini, para wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa dapat menggunakan Kapal Motor Cepat Kartini 1, Kapal Mesin Penumpang Muria, Kapal Cepat Express Cantika 89, dan pesawat jenis Cassa 212.
            Ke depan, Dinbudpar Jateng akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan provinsi setempat guna menambah frekuensi jadwal keberangkatan KMC Kartini 1 dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menjadi tiga kali keberangkatan dalam satu minggu.


            Pasokan listrik


            Terkait dengan pasokan listrik, Bibit mengatakan bahwa pihaknya sudah merencanakan adanya pemasangan kabel bawah laut oleh PLN. Namun, hal itu memang perlu perencanaan dan kajian matang sebab harus melihat kondisi laut, pemantauan arus air, dan lainnya. Pada prinsipnya, masyarakat Karimunjawa berhak atas pasokan listrik yang cukup, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk mendukung perkembangan pariwisata serta kegiatan masyarakat sekitar.

            Kalau (kabel bawah laut, red.) terwujud, ini akan sangat luar biasa dan masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari listrik yang cukup, dan investasi pariwisata di Karimunjawa akan terdukung.
Saat ini, pulau yang memanfaatkan listrik dari diesel di Kecamatan Karimunjawa adalah Pulau Karimunjawa, Parang, Nyamuk, Kemujan, dan Genting. Di Pulau Karimunjawa listrik mengalir dari pukul 18.00 hingga 06.00 WIB, sedangkan empat pulau lainnya dari pukul 17.30 WIB hingga 24.00 WIB. Untuk kebutuhan listrik sehari-hari, masyarakat Karimunjawa hanya bisa mengandalkan subsidi dari Pemerintah Kabupaten Jepara karena setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2012, Karimunjawa tidak memperoleh subsidi BBM jenis solar untuk tenaga diesel.

            Berbagai pendukung objek wisata saat ini juga terlihat terus dikembangkan. Meski begitu, warga sekitar berharap tetap diikutkan dan bersama-sama dalam mengembangkan kawasan ini. Diharapkan semua pihak untuk bekerja sama memajukan Karimunjawa karena tanpa kesadaran dan kerja sama antarpihak kawasan ini tidak akan menjadi tempat yang terkenal dan berkesan. Pengembangan tersebut, kata dia, harus tetap memperhatikan kondisi alam dan melestarikannya sehingga bukan hanya mengekplorasi sebab penduduk sekitar banyak menggantungkan hidup dari kekayaan alam yang ada dan juga mempertahankannya. Pelestarian alam dan biota laut dengan kondisi perairan yang jernih dan bersih ini harus tetap dipertahankan dan hal ini tentu akan menarik wisatawan.




NAMA : RAHMAD ISKANDAR
NIM: 1201412041

Tidak ada komentar:

Posting Komentar