Jumat, 28 Juni 2013

Laporan Adining Astuti 1201412004

Laporan Identifikasi Kebutuhan Belajar Masyarakat Karimunjawa melalui Kegiatan KKL
Guna Untuk Memenuhi Tugas Asesmen Kebutuhan Belajar






Dosen Pengampu :Prof.Dr. Joko Sutarto M.Pd.
Hendra Dedi K S.Pd

Disusun oleh :

Adining Astuti 1201412004



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan tugas dari mata kuliah Asesmen Kebutuhan Belajar yang telah di sahkan pada tanggal 27 Juni 2013 dengan melakukan identifikasi tentang kebutuhan belajar masyarakat Karimunjawa melalui kegiatan KKL yang di ikuti oleh seluruh mahasiswa/i Pendidikan Luar Sekolah semester 2-6 dan sebagian dosen. Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat membantu untuk memberikan laporan tentang kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dengan melakukan pengidentifikasian kebutuhan belajar masyarakat di Karimunjawa.
Akhirnya, saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat selesai tepat waktu.




Semarang,27 Juni 2013
Penyusun







BAB I
Pendahuluan
  1. Nama Kegiatan
    Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat a Karimunjawa melalui kegiatan KKL
  2. Latar Belakang
    Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sejak lahir selalu dihadapkan dengan kebutuhanya. Dalam memenuhi kebutuhanya itu sangat bergantung pada lingkungan, baik lingkungan keluarga, geografi, tetangga, teman dan lain sebagainya. Dalam lingkungan itu manusia dihadapkan dengan benda-benda, anggapan-anggapan dan nilai-nilai. Kebutuhan manusia banyak sekali ragamnya, salah satunya yaitu kebutuhan belajar. Salah satu penyebab timbulnya kebutuhan belajar karena adanya perubahan dalam masyarakat sebagai konsekuensi akan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah di rasakan oleh masyarakat Karimunjawa, oleh sebab itu melalui kegiatan KKL kami mengidentifikasi kebutuhan belajar apa saja yang ada di masyarakat Karimunjawa.
  3. Tujuan Kegiatan
    1. Mengetahui kebutuhan belajar masyarakat Karimunjawa
    2. Mengetahui kondisi pendidikan di Karimunjawa
    3. Mengetahui perkembangan teknologi yang sudah ada di Karimunjawa
  4. Target
    Kita dapat mengetahui kebutuhan belajar masyarakat di Karimunjawa melalui kegiatan KKL
  5. Sasaran
    Seluruh masyarakat Karimunjawa
  6. Waktu Pelaksanaan
    Hari : Senin-Kamis
    Tanggal : 17-20 Juni 2013
    Tempat : Karimunjawa








Bab II
Rumusan Masalah
  1. Pengertian identifikasi kebutuhan belajar
  2. Kondisi masyarakat Karimunjawa
  3. Kebutuhan belajar masyarakat Karimunjawa
  4. Kendala-kendala yang di hadapi oleh masyarakat Karimunjawa
  5. Bagaimana keseharian warga di Karimunjawa






















Bab III
Pembahasan Masalah
  1. Menurut Witkin (1984:3) dinyatakan bahwa identifikasi kebutuhan adalah proses dan sekaligus prosedur yang sistematis untuk menentukan prioritas kebutuhan dan pengambilan keputusan tentang program dan alokasi sumberdaya yang diperlukan bagi keberlangsungan satu program layanan pendidikan atau layanan sosial.
  2. Karimunjawa adalah bagian dari wilayah Kabupaten Jepara, yang merupakan sebuah Kecamatan dan terdiri dari tiga desa yaitu desa Karimunjawa, desa Kemojan, desa Parang dan desa Nyamuk yang terdiri dari 15 RW dan 54 RT. Jumlah penduduk di Karimunjawa berjumlah 10210 jiwa dengan jumlah laki-laki 5491 jiwa dan perempuan berjumlah 4719 jiwa. Letak geografis dan luas wilayah Karimunjawa , kepulauan jawa terletak di kordinat : 5°40΄39” - 5°55’00” LS dan 110°05΄57” - 110°31΄15” BT. Berjarak 45 mil laut / 83 km dari Jepara ,berjarak 60 mil laut / 110 km dari Semarang Wilayah Karimunjawa meliputi: 7.120 Ha daratan , 110.117 Ha perairan , Terdiri dari 27 pulau besar dan kecil dan 5 Pulau yang berpenghuni. Karena wilayah perairan lebih banyak dibandingkan daratanya maka sebagian besar penduduk di Karimunjawa bekerja sebagai nelayan atau memanfaatkan hasil laut dan pariwisata. Karimunjawa sebagai aset wisata Jawa Tengah sehingga sudah ada kemajuan dibidang pembangunan, misalkan dalam bentuk bangunan rumah, jalan dan internet. Selain itu pengolahan wisata juga sudah teratur dengan baik, terlihat ketika saya menginap di suatu home stay yang merupakan rumah penduduk yang di sewakan. Meskipun listrik hanya nyala mulai pukul 18.00 dan tarif listrik yang cukup mahal namun itu benar-benar dimanfaatkan masyarakat Karimunjawa. Masyarakat Karimun juga sudah menerima modernisasi, terlihat dari barang-barang yang ada berada di home stay lengkap dengan barang-barang elektronik dan mempunyai kendaraan bermotor mmenjadi tanda bahwa Karimunjawa sudah mengalami kemajuan.
  3. Karena sebagian besar wilayah Karimunjawa adalah lautan maka kebanyakan mata pencaharian masyarakat Karimunjawa adalah sebagai nelayan atau memanfaatkan hasil laut. Maka mereka butuh pelatihan atau hal-hal mengenai Laut. Misalkan tentang bengkel kapal, pelatihan selam untuk guide untuk snorkling atau diving, pelatihan masakan untuk turis, pelatihan pengolahan home stay , pelatihan membuat kerajinan untuk oleh-oleh wisatawan, pemberdayaan perempuan, pendidikan ketrampilan, dan mengembangkan ketrampilan lokal sektor yang dikembangkan yaitu pariwisata, perikanan, industri rumah tangga. Sehingga peran PNF sangat dibutuhkan disana untuk memfasilitasi masyarakat Karimunjawa. Kondisi pendidikan di kepulauan Karimunjawa masih terjadi ketimpangan di bidang pendidikan. Antara jumlah penduduk dan jumlah lembaga pendidikan. Dari lebih kurang 9.000 jiwa, hanya terdapat 14 SD dan satu SLTP. Ke-14 SD itu tersebar di empat desa, sedangkan satu SLTP hanya terdapat di Desa Karimunjawa. dari 14 bangunan SD hanya beberapa yang berfungsi dengan baik. Banyak bangunan yang tidak layak sebagai tempat belajar. Akibatnya, ada sejumlah SD terpaksa mengikuti proses belajar mengajar ndompleng di bangunan madrasah diniyah (Madin) atau TPQ.Secara demografis, masyarakat yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi hanya 2,5 %, SLTA 6,3 %, SLTP 8,11%, tamat SD sebanyak 62,16% dan tidak tamat SD sebanyak 1,3%. Mata pencaharian mereka umumnya nelayan dan petani (Harian umum Suara Merdeka, 2003). Di Karimunjawa hanya terdapat 1 SMK yang di khususkan untuk menjuruskan anak didik ke bidang laut misalkan jurusan perkapalan yang bertujuan
  4. Karena letak Karimunjawa cukup jauh dan transportasi yang terbatas maka ada kendala-kendala yang dihadapkan oleh masyarakat Karimunjawa. Karena Karimunjawa merupakan pulau yang dikelilingi oleh lautan, masyarakat mengalami kesulitan di bidang listrik. Listrik yang hanya menyala pada pukul 18.00 dan padam pukul 06.00, masyarakat mengalami kesulitan untuk menjalankan aktifitas. Untuk dunia pendidikan terdapat kendala-kendala yang dihadapi, salah satunya tenaga pendidik, fasilitas belajar. Kurangnya pendidik atau pengajar juga menjadi pengendala PNF untuk membuka pelatihan, sehingga di Karimunjawa sangat dibiutuhkan tenaga pengajar dan pendidik baik formal maupun non formal.
  5. Karimunjawa yang di kelilingi oleh lautan dan memiliki sumber daya laut yang luar biasa dan hasil laut yang melimpah, maka keseharian masyarakat di Karimunjawa sebagian besar bekerja di bidang kelautan misalnya nelayan, industri ikan asin. Dan Karimunjawa juga sebagai tempat pariwisata, sehingga dimanfaatkan masyarakat untuk menjadi pemandu wisata laut. Oleh sebab itiu mereka harus mempunyai ketrampilan. Namun ada beberapa masyarakat juga bekerja sebagai pegawai atau bekerja di swasta. Dan ini merupakan penduduk menurut mata pencaharian: petani :3763, nelayan : 5658,pedagang : 225, pengrajin : 45, buruh : 302, pns : 204, tni/polri : 7, pensiunan : 20.









Bab IV
Penutup
  1. Kesimpulan
    Dari kegiatan KKL saya dapat menyimpulkan bahwa kebutuhan belajar yang dibutuhkan masyarakat Karimunjawa mengarah ke sektor bagaimana memanfaatkan sumber daya laut dan bidang pariwisata.
  2. Daftar Pustaka
    1.Sutarto Joko.2008.Identifikasi
    Kebutuhan dan Sumber Belajar.2008.UNNES Press.2. http://karimunjawablogkosuto.blogspot.com/2010/07/potret-pendidikan-jepara.html


































Bab V
Lampiran













Tidak ada komentar:

Posting Komentar