Jumat, 28 Juni 2013

laporan retno widawati 1201412073



LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
Disusun Guna Menmenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Asesmen Kebutuhan Belajar
" Identifikasi kebutuhan masyarakat Pulau Pasinaun Melalui Kuliah Kerja Lapangan "

Dosen Pengampu :

  1. Prof. Dr. Joko Sutarto, M.Pd
  2. Hendra Dedi, S.Pd



Disusun :
Nama : Retno Widawati
NIM :1201412073

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


KATA PENGANTAR
Assalamu'alikum wr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada 17-20 Juni 2013 bertempat di Kepulauan Karimunjawa. Kuliah Kerja Lapangan merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah FIP UNNES. Penulis sampaikan terima kasih kepada :
  1. Orang tua yang senantiasa mendukung
  2. Dinas kecamatan KarimunJawa
  3. Ketua Jurusan PLS UNNES
  4. Para Dosen pembimbing mahasiswa pada saat KKL
  5. Penilik PNF kecamatan Karimunjawa
  6. Panitia kegiatan KKL
  7. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah UNNES
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga kegiatan Kuliah Kerja Lapangan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu'alaikum wr.wb
Semarang, Juni 2013

Penulis





i




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA










ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pulau pasinaon ini yaitu sebutan dari sebuah kepulauan Laut Jawa yang masih termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pulauan Karimunjawa berjarak 45 mil laut / 83 km dari kota Jepara dan berjarak 60 mil laut / 110 km dari kota Semarang. Wilayah Karimunjawa meliputi : 7.120 Ha daratan, 110.117 Ha perairan, Terdiri dari 27 pulau besar dan kecil dan 5 Pulau yang berpenghuni.
Karimunjawa adalah bagian dari wilayah kabupaten Jepara, merupakan sebuah kecamatan yang terdiri dari empat desa, memiliki 15 RW dan 54 RT. Empat desa tersebut diantaranya antara lain : Desa Karimunjawa, desa Kemojan, desa Parang dan desa Nyamuk. Penduduk yang mendiami pulau berjumlah sekitar 10.210 jiwa. Penduduk laki-laki 5.491 jiwa dan penduduk perempuan 4719 jiwa. Sebagian penduduk di pulau ini bermata pencaharian sebagai nelayan.
Banyak hal yang harus diketahui dan dipelajari di pulau ini. Dibalik keelokan pulau Pasinanon, banyak yang harus diperbaiki dan diperhatikan agar kehidupan tetap terjaga seimbang. Meliputi pendidikan, kesehatan, dan kehidupan masyarakat, untuk menunjang kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi bahkan tertinggal oleh daerah-daerah di pulau Jawa lainnya.
Seperti halnya pendidikan, di Pulau Pasinanaon rata-rata tidak tamat sekolah dasar, sebab ketersediaan sekolah sangatlah terbatas. Sekolah hanya bisa dijumpai di desa Karimunjawa saja. Anak- anak yang tinggal di desa selain Karimunjawa sulit untuk menjangkau sekolah tersebut. Karena akses menuju sekolah pun memakan waktu yang lama, dan harus menempuh perjalanan laut. Pendidikan yang sudah bisa dinikmati oleh seluruh generasi muda adalah pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini sudah menjangkau desa-desa di kecamatan Karimunjawa. Namun tidak jarang terganjal banyak permasalahan dalam merintis penyelenggaraan Program PAUD, misalnya adalah pada area tertentu tingkatan usia anak sangat bervariasi sehingga menyulitkan pengelompokan dalam membentuk kegiatan layanan. Hal ini menunjukkan bahwa sarana prasarana yang
kurang memadai dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan yang harus diterapkan sedini mungkin.
Sama halnya seperti sarana kesehatan masyarakat, mengidentifikasi tentang kesehatan masyarakat dirasa kurang memadai untuk menangani penduduk pulau ini. Karena sarana prasarana kesehatan terbatas. Terdapat satu pusat kesehatan di kepulauan ini. Puskesmas hanya bisa dijumpai di desa Karimunjawa, dengan jumlah perawat yang seadanya.
Mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Semarang berkesempatan melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke pulau Pasinaon guna mengidentifikasi kebutuhan masyarakat kepulauan Karimun Jawa. Kegiatan KKL berlangsung selama 4 hari 3 malam mulai dari tanggal 17 sampai 20 Juni 2013. Pada kegiatan KKL penyampaian materi sekaligus pemberi informasi mengenai karimun jawa di berikan oleh penilik PNF kecamatan Karimun Jawa Bapak Kundori, S.Pd.

1.2 TUJUAN
  1. Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan mahasiswa dalam menentukan kebutuhan masyarakat suatu daerah.
  2. Mahasiswa mendapatkan pelajaran dari kondisi masyarakat yang telah dikinjungi.
  3. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang di dapatkan saat kuliah dan KKL dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di masyarakat.
1.3 MANFAAT
Hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapangan jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang dilaksanakan pada 17-20 Juni 2013 diharapkan mempunyai manfaat baik secara teorits dan praktis. Manfaat kegiatan ini, mahasiswa diharapkan menguraikan hasil yang diperoleh baik secara teoritis maupun praktis dari kegiatan KKL. Uraian manfaat kegiatan KKL hendaknya relevan dengan tujuan kegiatan KKL. Manfaat yang diuraikan harus sesuai dengan minat masing-masing mahasiswa, sehingga diharapkan mahasiswa dapat memperoleh hasil yang nyata dari kegiatan KKL yang dilaksanakan.


BAB II
PEMBAHASAN


Selamat datang di Pulau Pasinanon. Sebelum mengenal lebih jauh tentang pulau ini, mari ketahui apa itu pulau Pasinanon ? Pulau pasinaon yaitu sebutan dari sebuah kepulauan Laut Jawa yang masih termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pulau Pasinaon ini adalah pulau Karimunjawa. Pulauan Karimunjawa terletak pada koordinat 5°40΄39” - 5°55’00” LS dan 110°05΄57” - 110°31΄15” BT. Berjarak 45 mil laut / 83 km dari kota Jepara dan berjarak 60 mil laut / 110 km dari kota Semarang. Wilayah Karimunjawa meliputi :
  • 7.120 Ha daratan
  • 110.117 Ha perairan
  • Terdiri dari 27 pulau besar dan kecil dan
  • 5 Pulau yang berpenghuni
Karimunjawa adalah bagian dari wilayah kabupaten Jepara, merupakan sebuah kecamatan yang terdiri dari empat desa, memiliki 15 RW dan 54 RT. Kecamatan Karimunjawa mempunyai visi dan misi lho ? Apa visi dan misinya ? Inilah visi kecamatan di pulau Pasinanon ini antara lain: Terwujudnya Kecamatan Karimunjawa yang Maju, Sejahtera, Demokratis, Damai, Mandiri didukung oleh Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Religius, Berakhlak mulia serta Komperhensif, Kondusif, Berwawasan Lingkungan dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalau ada visi pastinya ada misi juga, untuk mewujudkan Visi Kecamatan pulau ini kedepan dalam pelaksanaan otonomi daerah, dapat dirumuskan Misi sebagai berikut :
  1. Mewujudkan SDM yang berkualitas yang menguasahi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi iman dan taqwa .
  2. Mengembangkan potensi ekonomi masyarakat yang berwawasan lingkungan .
  3. Memberdayakan perekonomian rakyat dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan .
  4. Meningkatkan dan menyediakan infrastruktur ( sarana prasarana kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial ) .
  5. Penataan dan optimalisasi kelembagaan masyarakat dan pengembangan jaringan kerjasama antar lembaga di Pemerintah Daerah .
  6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata lokal .
Pulau Karimunjawa terdiri dari 27 pulau. Pulau yang sudah dihuni oleh masyarakat yang biasanya disebut desa ada lima,antara lain :
  1. Desa Karimunjawa,
  2. Desa Kemujan,
  3. Desa Nyamuk,
  4. Desa Parang,
  5. Desa Genting
22 pulau lainnya belum berpenghuni dan masih terjaga keperawanannya. Adapun pulau yang tidak berpenghuni antara lain :
  1. Menjangan Besar 12. Mrican
  2. Menjangan Kecil 13. Sintok
  3. Cemara Besar 14. Pinggir
  4. Cemara Kecil 15. Cilik (2 ha)
  5. Geleyang (30 ha) 16. Gundul
  6. Burung 17. Seruni
  7. Bengkoang (92 ha) 18. Tambangan
  8. Kembar (11,2 ha) 19. Cendekian
  9. Katang (2,8 ha) 20. Kumbang (8,8 ha)
  10. Krakal Besar (2,8 ha) 21. Mencawakan atau Menyawakan
  11. Krakal Kecil (2,8 ha) 22. Tengah
Pulau-pulau yang tidak berpenghuni tersebut termasuk dalam sebuah desa di kecamatan Karimunjawa. Adapun pulau-pulau yang berada di wilayah desa Karimunjawa antara lain :
  1. Karimunjawa : 4.302 Ha 7. Cemara Kecil : 1,5 Ha
  2. Menjangan Besar : 56 Ha 8. Nyawakan : 24 Ha
  3. Menjanagan kecil : 46 Ha 9. Batu : 0,5 Ha
  4. Burung : 1 Ha 10. Sambangan : 8 Ha
  5. Geleang : 24 Ha 11. Seruni : 20 Ha
  6. Cemara Besar : 3,5 Ha 12. Genting : 137 Ha
Pulau-pulau yang ada di wilayah Desa Kemojan, antara lain :
  1. Kemujan : 1.501 Ha
  2. Mrica : 1 Ha
  3. Bengkoang : 105 Ha
  4. Sintok : 21 Ha
  5. Gundul : 2 Ha
  6. Tengah : 4 Ha
  7. Cendekian : 13 Ha
  8. Cilik : 2 Ha
Pulau-pulau yang ada di wilayah Desa Parang,antara lain :
  1. Parang : 690 Ha
  2. Kembar : 6,7 Ha
  3. Kumbang : 12,5 Ha
  4. Krakal Besar : 3,2 Ha
  5. Krakal Kecil : 1,5 Ha
Pulau-pulau yang ada di wilayah Desa Nyamuk,antara lain :
  1. Katang : 2,5 Ha
  2. Nyamuk : 125 Ha
Jumlah penduduk di Kecamatan Karimunjawa berjumlah 10.210 jiwa. Penduduk laki-laki 5.491 jiwa dan penduduk perempuan 4719 jiwa. Pada tahun 2010 terdapat 2.791 KK di kecamatan Karimun Jawa. Mata pencarian masyarakat sebagian besar adalah sebagai nelayan. Karena daerah Karimunjawa dikelilingi oleh hamparan laut yang sangat luas juga kaya potensi akan hasil lautnya. Selain bermata pencaharian sebagai nelayan, masyarakat bekerja sebagai petani, pedagang, pengrajin, buruh, PNS, dan TNI serta POLRI. Angka pengangguran di Karimunjawa relatif sedikit bahkan tidak ada, karena masyarakat dapat bekerja sebagai tour guide bagi wisatawan. Penduduk yang telah mencapai usia produktif dan belum bekerja dikarenakan status pendidikannya yang rendah dapat mengikuti pelatihan keterampilan sebagai salah satu usaha yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat karimunjawa. Pelatihan Keterampilan atau kursus yang menunjang pengembangan daerah Karimunjawa sebagai salah satu sektor pariwisata sangat dibutuhkan oleh masyarakat Karimunjawa. Karena sejak tanggal 15 Maret 2001, Karimunjawa ditetapkan sebagai taman nasional oleh pemerintah Jepara. Karimujawa kini telah dikembangkan menjadi pulau yang serbaguna memiliki nilai positif di berbagai bidang. Bukan hanya pada wisata bawah lautnya saja. Hal ini bertujuan untuk menarik turis lokal dan mancanegara untuk mau berkunjung ke pulau ini. Sebab Karimun tidak sepopuler seperti pulau Lombok, Bali dan Bunaken. Maka masih di butuhkan pengenalan dari mulut ke mulut atau bahkan media untuk mengenalkan salah satu surga Indonesia yang terpencil ini.
Sarana transportasi menuju surga Karimun ini dapat diakses menggunakan 2 jalur, yaitu dengan menggunakan kapal dan pesawat. Ketersediaan sarana transportasi ini dirasa kurang memadai bagi masyarakat Karimun, sebab jumlahnya sangat terbatas. Transportasi antar pulau yang berpenghuni pun demikian, sarananya masih sangat kurang dan jarak tempuh yang sangat memakan waktu lama. Alat transportrasi yang di gunakan untuk menuju kecamatan Karimunjawa adalah dengan menggunakan kapal dan pesawat carteran. Menurut sumber seorang ibu di kapal yang kebetulan bareng dengan rombongan PLS, transportasi dulu sangatlah minim daripada sekarang. Dulu transportasi laut yang kini di ganti menjadi KMP Muria, hanya prahu sedang biasa. Masa perjalanan pun dapat ditempuh dengan waktu 8 jam lebih, itu kalau ombak sedang bersahabat. Kini transportasi sudah ada pilihan, namun diantara transportasi pilihan yang tersedia hanya KMP Muria yang dapat bersahabat dengan kantong masyarakat sekitar. Untuk menikmati kapal ekspress di butuhkan baya lebih dan harus memesan tiket jauh- jauh hari, apalagi jika naik pesawat, berat diongkos mbak, ujar Ibu tadi. Jumlah armada dan pelayanan KMP Muria harus ditambah. Alat transportasi di kecamatan Karimunjawa menggunakan mobil pribadi, motor, sepeda, becak dan untuk antar desa yang terpisah dengan laut masyarakat menggunakan kapal. Jadi kebutuhan akan transportasi butuh penambahan armada.
Selanjutnya pada bidang Pendidikan, di Kecamatan karimun Jawa sudah terdapat sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, SMP/MTs, dan SMK/MA. Belum terdapat SMA di pulau Karimunjawa karena anak-anak di dorong untuk mengembangkan keterampilan guna mengembangkan dan membangun potensi daerah Karimunjawa.
Di Kecamatan Karimun Jawa sudah di dirikan PAUD yang berjumlahnya 4 buah yaitu :
  1. PAUD Akhlakhul Karimah,
  2. PAUD Permata gunda 1,
  3. PAUD permata Gunda 2,
  4. PAUD Lukmanul Hakim.
Rata-rata 1 PAUD menampung 30-40 anak. Biaya PAUD di kecamatan karimun jawa terhitung murah, yaitu kurang dari 15.000/bulan. Oleh karena itu orang tua disana memilih untuk memasukkan anaknya di PAUD agar anak dapat mengembangkan potensinya lebih cepat dan juga orang tua dapat sembari bekerja pada saat anaknya sedang sekolah. Biasanya masyarakat karimun jawa mulai memasukkan anaknya ke PAUD mulai dari umur 4 tahun. Namun dalam menjalankan Program PAUD, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Permasalahan dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran, antara lain :

  1. Kualifikasi ijazah guru belum memenuhi standar.
  2. Semua guru PAUD nonformal belum memiliki sertifikat kompetensi.
  3. Kurang memahami teknik menyusun rencana pembelajaran.
  4. Kurang memahami karakteristik anak.
  5. Kurang memahami teknik penilaian proses hasil belajar.
  6. Banyaknya alat permainan belum sesuai dengan jumlah anak.
Banyak permasalahan yang mengganjal dalam merintis penyelenggaraan Program PAUD baru jalur pendidikan nonformal, antara lain :
  1. Anak usia dini terfokus pada area tertentu.
  2. Pada area tertentu tingkatan usia anak sangat bervariasi sehingga menyulitkan pengelompokan dalam membentuk kegiatan layanan.
  3. Di Kampung Legong Boyo dan Alang-alang serata beberapa tempat lainnya terdapat anak usia dini yang cukup untuk membentuk kelompok kegiatan layanan baru tetapi letaknya sangat terpencil dan tidak didukung oleh ketersediaan tenaga pendidik yang memadai.
  4. Keterbatasan daya tampung layanan kegiatan PAUD yang sudah ada belum memungkinkan untuk membuka layanan baru karena tidak didukung oleh sarana prasarana yang mencukupi.
  5. PAUD belum populer di kalangan masyarakat khususnya di Pulau Genting.
  6. Pada dasarnya masyarakat Pulau Genting setuju jika dibuka program PAUD baru namun kendala utama yang dihadapi adalah kekurangfahaman prosedur perintisan dan minimnya sosialisasi program PAUD nonformal.
  7. Fakta lain menunjukkan bahwa hanya 8% dari responden di Pulau Genting yang mengetahui prosedur penyelenggaraan PAUD.
Untuk mengatasi permasalahan yang mengganjal, saat ini diperlukan kampanye sadar akan pendidikan anak usia dini. Anak usia dini adalah usia emas. Usia emas merupakan fase penting dimana dapat mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku anak dimasa depan. Para tutor dan pendidik harus mempunyai rancangan yang jelas dan praktis untuk menarik dan memajukan pendidikan di desa tersebut. Tutor dan pendidik dapat menjelaskan dan menyakinkan masyarakat akan pentingnya PAUD. Selain itu, harus mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang diperlukan. Ketersediaan tempat pendidikan yang menunjang nilai edukasi pun musti di tingkatkan, agar masyarakat benar-benar percaya menitipkan anaknya. Para tutor dan pendidik yang mumpuni juga harus ditingkatkan di desa-desa yang jauh dari Kecamatan Karimunjawa.
Di Pulau Pasinanon ini terdapat 14 Sekolah Dasar. Sekolah Dasar tersebar di tiga desa yaitu tujuh Sekolah Dasar di desa Karimun Jawa, empat Sekolah Dasar di desa Kemujan, dan tiga Sekolah Dasar di desa Parang. Dalam pelaksanaan sekolah dasar, dirasa sudah mencukupi. Pendidiknya sudah mencukupi dan berkualitas, gedung dan ruang kelas juga sudah memenuhi, hanya sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan pembelajar yang belum memadai.
Untuk jenjang SMP di kecamatan Karimun Jawa terdapat dua SMP negeri yaitu di desa Karimun Jawa dan Parang, serta satu MTs di desa Kemujan. Kebutuhan terletak pada guru yang masih sedikit. Gedung sekolah pun kurang untuk menampung para siswa. Menurut ibu yang berjualan di Pulau ... Anak-anak usia SMP di pulau itu jarang yang melanjutkan pendidikan SMP. Menurutnya jarak menuju sekolah sangat jauh dan memakan waktu lama. Untuk menempuh sekolah, anak-anak harus menempuh perjalanan laut. Jadi anak-anak hanya lulusan sekolah dasar saja.
Untuk jenjang selanjutnya terdapat satu SMK negeri yang terdapat di desa Karimunjawa dan satu Madrasah Aliyah di desa Kemujan. Terbatasnya sekolah lanjut atas, tidak menyurutkan anak-anak yang ingin tetap melanjutkan, walaupun butuh perjuaangan yang sangat ekstra, demi mengenyam pendidikan lanjut atas yang selanjutnya ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Selanjutnya keadaan sosial masyarakat Karimunjawa. Menurut Bapak Kundori, terdapat suku atau etnis yang mendiami kawasan Karimunjawa. Suku atau etnis itu yaitu Jawa, Madura, Bajo, Bugis, Boton, Mandar dan Luwu. Menurut beliau Karimunjawa mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang apapun. Menurutnya sekitar tahun 2002 belum ada listrik masuk di pulau ini. Penerangan malam hari masih seadanya dan tradisional. Karimunjawa kini sudah ada pasokan listrik. Namun sangat terbatas, listrik nyala pukul 18.00 WIB dan akan padam pukul 06.00 WIB. Pasokan listrik di Karimunjawa berasal tidak dari PLN. Masyarakat tidak menggunakan listrik dari PLN dikarenakan abonemennya mahal mencapai 30.000 baik di gunakan ataupun tidak digunakan. Jika masyarakat menggunakan listrik PLN maka per meternya akan dikenai RP. 2.500,- . Beliau mengatakan bahwa dinas Karimunjawa dan PLN sudah ada perencanaan dan kesepakatan bersama untuk membuat gardu sendiri. Untuk pelaksanaan akan dilakukan tahun 2014.
Sarana dan prasarana yang ada di Karimunjawa cukup memadai. Terdapat satu SPBU tua yang berada di dekat pelabuhan Karimunjawa. Kondisi jalan pun sudah beraspal. Namun sudah mulai berlubang di titik-titik tertentu. Kemudian di Karimun Jawa juga sudah terdapat pasar dan bangunan pasarnya sudah permanen.
Karimunjawa mempunyai satu Puskesmas. Dari segi sarana kesehatan puskesmas dirasa kurang memadai untuk melayani semua masyarakat yang ada. Begitu juga dengan perawatnya , serta gedung puskesmas itu sendiri. Tetapi ada puskesmas keliling yang menggunakan mobil dan juga kapal yang berguna untuk berkeliling dari desa ke desa dan pulau ke pulau. Dengan hal itu, diharapkan masyarakat dapat terlayani secara merata. Jika puskesmas tidak bisa menangani penyakit yang di derita pasien, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit. Namun proses menuju rumah sakit membutuhkan waktu lama, sebab harus ke menyebrang pulau dahulu atau menggunakan jasa pesawat charter yang memerlukan biaya mahal.
 
Alat komunikasi yang tersedia di sana adalah radio,telkom, relay pemancar telkomsel, relay pemancar Indosat, relay pemancar XL. Gunanya memancarkan sinyal SIM card untuk telefon genggam (HP). Telkom bagi yang menggunakan telefon rumah dan Wifi. Namun pemancar sinyal tidak bisa di nikmati di sebagian pulau-pulau di sekitar Karimunjawa. Mungkin karena jaraknya terlalu jauh dan tidak dapat di jangkau oleh sinyal.
Perlengkapan rumah tangga masyarakat Karimunjawa sudah lengkap, seperti televisi, kulkas, magic com dsb. Walaupun penggunaan perlengkapan hanya bisa dinikmati saat malam hari saja.
Warnet juga sudah ada di Pulau Pasinanon ini, tetapi hanya beroperasi pada malam hari dikarenakan listrik hanya tersedia pada malam hari. Ada juga kantor pos bagi masyarakat yang tidak mempunyai alat komunikasi seperti telefon. Kantor pos dapat digunakan oleh masyarakat karimun khususnya bagi masyarakat yang berada pada pulau-pulau yang terpencil. Layanan bank pun juga sudah bisa dinikmati masyarakat Karimunjawa. Bank yang ada hanya BRI..






Dengan masuknya fasilitas-fasilitas kebutuhan masyarakat seperti warnet, kantor pos, sinyal telefon dan bank, diharapkan dapat lebih mempermudah masyarakat mengakses informasi dari luar dan menambah wawasannya. Supaya Karimunjawa yang modern bukan hanya desain dan impian saja tetapi dapat terwujud nyata.









Karimunjawa di masa datang



















BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pulau pasinaon yaitu sebutan dari sebuah kepulauan Laut Jawa yang masih termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pulau Pasinanon adalah pulau Karimunjawa. Pulau ini memiliki potensi yang sangat besar dan harus di kembangkan secara berkesinambungan. Pendidikan untuk anak-anak harus selalu ditingkatkan, karena untuk menunjang perkembangan Karimunjawa. Berdasarkan Kuliah Kerja Lapangan PLS, identifikasi kebutuhan masyarakat Karimunjawa yang dibutuhkan adalah sarana prasarana pendidikan, kesehatan, dan pelatihan keterampilan. Pelatihan Keterampilan atau kursus yang menunjang pengembangan daerah Karimunjawa sebagai salah satu sektor pariwisata sangat dibutuhkan oleh masyarakat Karimunjawa.



3.2 SARAN
Penulis mempunyai saran agar kita semua lebih memperhatikan pendidikan di pulau Pasinanon ini, supaya generasi muda tidak tertinggal jauh dengan anak-anak Indonesia lainnya. Dan tidak lupa juga mari tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem Karimunjawa, agar tetap bisa dinikmati sampai kapanpun.











DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Karimunjawa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar