Jumat, 28 Juni 2013

laporan yudi siswanto 1201412024







LAPORAN
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELEJAR
DI PULAU KARIMUNJAWA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Asesmen Kebutuhan Belajar

Dosen Pengampu :
Prof. Joko Sutarto, M.Pd
Hendra Dedi K, S.Pd


Oleh :
Yudi Siswanto 1201412024



PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
    1. LatarBelakang
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak pernah lepas dari kegiatan yang menunjang hidupnya dan juga berinteraksi dengan sesamanya sebagai bagiaan dari mahlik social. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari kegiatan belajar, karena dengan belajar manusia dapat berkembang dan tumbuh menjadi sosok yang istimewa daria pada manusia lainya. Manusaia juga di takdirkan lahir ke dunia dalam keadaan bodoh dan tidak tahu apa – apa tentang hidup.

Hidup merupakan rentetan panjang dari manusia dan dalam hidupnya itu pasti ada banyak hal yang belum mereka ketahui dan memerlukan suatu proses supaya menjadi tahu yaitu proses belajar dengan kata lain belajar itu adalah kewajiban bagi manusia dari ia lahir hingga pada saatnya nanti akhir hayat.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Berhasil tidaknya proses pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Oleh karena itu, kegiatan belajar haruslah mendapat perhatian lebih dan diupayakan semaksimal mungkin agar tujuan dari proses pendidikan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Kegiatan belajar siswa dalam melaksanakan proses pendidikan memerlukan peran guru dalam pembelajaran di sekolah agar tercapai tujuan pendidikan. Hal ini tentu akan beerbeda bila kita meninjau pada suatu tempat yang jauh dari jangkauan seperti di Karimunjawa. Banyak hal yang masih perlu dibenahi dalam bidang pendidikan di sana. Seperti sumber belajar, kesadaran dari masyarakat dan juga masih banyak lagi. Perkembangan pendidikan yang diharapkan seolah masih terhambat oleh banyak masalah-masalah social. Berdasarkan hal diatas maka laporan ini bertujuan untuk menjadikan bahan referensi untuk perkembangan selanjutnya bidang pendidikan di pulau karimunjawa tersebut.




    1. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang saya lakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah diantaranya :
  1. Bagimanakah perkembangan pendidikan dikarimunjawa untuk saat ini?
  2. Apakah kebutuhan dan sumber belajar yang ada di karimun jawa yang belum terpenuhi untuk saat ini?
  3. Usaha apa yang mereka, baik pemerintah atau masyarakat setempat lakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dalam jangka dekat?























BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Pulau Karimunjawa
  1. Secara Goegrafis
Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Privinsi Jawa Tenggah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, kecamatan karimunjawa terdiri dari 4 desa diantaranya desa karimunjawa, desa kemujan, desa parang, serta desa nyamuk. karimunjawa mempunyai jumlah masyarakat sejumlah 8. 732 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sejumlah 2. 547 kk ( bps jepara, 2010 ). Komposisi jumlah masyarakat karimunjawa terbanyak ada di desa karimunjawa. kian lebih 50% masyarakat karimunjawa mempunyai mata pencaharian sebagai petani serta nelayan. type suku asal yang menempati karimunjawa datang dari sebagian suku di indonesia diantaranya jawa, madura, bugis, mandar, bajo, buton, batak, makassar, muna, serta luwu. mayoritas masyarakat karimunjawa datang dari suku jawa, tetapi beberapa besar suku sudah berbaur serta berhubungan dengan etnis lain
(Sumber : Kudhori, penilik PNF di Karimunjawa).


  1. Transportasi
Transportasi paling umum digunakan untuk ke Karimunjawa adalah kapal dari Semarang dan Jepara. Dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, kapal Kartini I (kapal cepat) berangkat setiap Sabtu pukul 9 pagi ke Karimunjawa dan kembali dari Karimunjawa setiap Minggu siang, lama penyebrangan 2-3 jam. Dari Pelabuhan Pantai Kartini,Jepara terdapat Kapal Muria yang berangkat setiap dua hari sekali,lama penyebrangan kapal ekonomi ini +/- 6 jam pelayaran. perlu diperhatikan untuk jadwal kapal dari pelabuhan Jepara biasanya berangkat hari selasa,kamis,sabtu jam 9 pagi dan dari karimunjawa menuju jepara rabu,jumat,minggu jam 8 pagi. jadwal ini bisa berubah sesuai dengan cuaca atau ombak di laut jawa. seandainya terjadi gelombang tinggi maka pihak perhubungan di pelabuhan tidak akan memberikan izin pelayaran, dan jadwal keberangkatan kapal akan berubah mengikuti perubahan cuaca. Pelabuhan jepara juga bisa membawa Mobil dan motor untuk diseberangkan ke Karimunjawa. Jalur udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani, Semarang menuju Bandar Udara Dewa Daru di Pulau Kemujan dengan pesawat sewa jenis CASA 212 yang disediakan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-Kura Resort). Waktu tempuh kurang lebih 30 menit.
(Sumber : Kudhori, penilik PNF di Karimunjawa).


  1. Segi Pendidikan
Penduduk menurut pendidikan :
- Belum sekolah : 512
- Tidak tamat SD : 5.378
- Tamat SD : 3.266
- Tamat SLP : 612
- Tamat SLA : 499
- Perguruan Tinggi : 116


Pendidikan Formal yang ada di Karimunjawa :


Pendidikan Non formal yang ada di Karimunjawa :
  1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
  2. Program Pemberdayaan Masyarakat (berjumlah 10 Program)
(Sumber : Kudhori, penilik PNF di Karimunjawa).


  1. Segi Ekonomi


Penduduk menurut mata pencaharian :
-petani : 3763
-nelayan : 5658
-pedagang : 225
-pengrajin : 45
-buruh : 302
-pns : 204
-tni/polri : 7
-pensiunan : 20
(Sumber : Kudhori, penilik PNF di Karimunjawa).


  1. Dinas Instasi yang ada Di Karimunjawa


  • UPTD (PUSKESMAS,DIKPORA,SMP,LUTKAN )
  • PEL PERIKANAN PANTAI
  • PEL SYAHBANDAR
  • DISHUB
  • BTN
  • DINAS NIVEAU
  • DINAS PARIWISATA
(Sumber : Kudhori, penilik PNF di Karimunjawa).










    1. Kebutuhan dan Sumber Belajar yang belum terpanuhi di Karimunjawa dan Upaya Pemenuhannya dalam jangka dekat


Berdasarka wawancara yang saya lakukan terhadap seorang warga di karimunjawa, saya dapat mengetahui bahwa banyak kebutuhan dan sumber belajar yang kurang. Salah satunya adalah listrik. Dikarimun listrik hanya menyala saat jam enam sore sampai enam pagi. Jadi untuk media informasi yang seharusnya bisa menjadi kebutuhan pokok dan sumber belajar menjadi berkurang. Selain itu belum banyak terdapat media-media yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar disana. Kebanyakan mereka hanya mendapat suatu informasi atau berita dari orang-orang yang habis dari daratan jepara dan sekitarnya. Itulah sebabnya disana informasi sangat susah masuk.


Kurangnya jumlah dan kualitas guru serta tidak meratanya sarana pendidikan. Sejak digulirkannya Sertifikasi guru dalam jabatan, maka dampak yang terjadi adalah meningkatnya usulan mutasi dari Karimunjawa ke daratan Jepara. Salah satu alasan yang dipakai adalah agar mereka memperoleh kesempatan belajar ke jenjang S1 sebagai langkah persiapan mengajukan sertifikasi. Karena dengan cara inilah para guru mendapatkan pengakuan profesi dan meningkat kesejahteraannya. Di sisi lain tentu saja memicu para guru mengikuti kegiatan pelatihan, penataran, seminar, workshop, dan kegiatan-kegiatan serupa di daratan. Meskipun sampai sekarang belum tampak nyata, tapi jika hal ini benar-benar terjadi maka layak menimbulkan suatu kekhawatiran tersendiri. Karena efeknya banyak guru yang meninggalkan kelas untuk alasan tersebut. Jika hal ini tidak segera di imbangi dengan kebijakan yang cermat maka dapat dipastikan akan berpengaruh terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Hal diatas tentu tidak dapat disalahkan karena mutasi adalah hak dari seorang guru. Yang jadi pemikiran kita saat ini adalah, bagaimana kita bisa memenuhi sumber belajar dikarimunjawa bila keadaan seperti itu? Memang guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Masih banyak sumber belajar yang bisa ditemui disekitar kita. Tapi tentu saja itu semua tidak akan berarti tanpa adanya seorang pendamping yang siap membimbing.

Kendala lain yang terdapat disana adalah kurangnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan untuk masa depan
. Serta sebagian besar dari masyarakat disana kurang tertarik untuk belajar, karena tanpa belajar pun mereka merasa sudah mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan warisan pekerjaan sebagai nelayan dan bertani.




Untuk pendidikan non formal yang ada dikarimunjawa hanya ada PAUD dan Program Pemberdayaan Masyarakat, sedangkan di karimun sendiri masih banyak orang yang berpendidikan rendah seperti hanya tamat SD bahkan banyak juga yang tidak mengenyanm bangku pendidikan sama sekali. Tentunya ini perlu adanya penyetaraan pendidikan yang harus dilaksanakan disana sebagai penunjang pengetahuan warga masyarakat karimun dan peningkatan sumberdaya manusia. Program PAUD di Karimun juga masih ada kendala di antaranya :
  • Anak usia dini terfokus pada area tertentu.
  • Pada area tertentu tingkatan usia anak sangat bervariasi sehingga menyulitkan pengelompokan dalam membentuk kegiatan layanan.
  • Di Kampung Legong Boyo dan Alang-alang serata beberapa tempat lainnya terdapat anak usia dini yang cukup untuk membentuk kelompok kegiatan layanan baru tetapi letaknya sangat terpencil dan tidak didukung oleh ketersediaan tenaga pendidik yang memadai.
  • Keterbatasan daya tampung layanan kegiatan PAUD yang sudah ada belum memungkinkan untuk membuka layanan baru karena tidak didukung oleh sarana prasarana yang mencukupi.
  • PAUD belum populer di kalangan masyarakat khususnya di Pulau Genting.
  • Pada dasarnya masyarakat Pulau Genting setuju jika dibuka program PAUD baru namun kendala utama yang dihadapi adalah kekurangfahaman prosedur perintisan dan minimnya sosialisasi program PAUD nonformal.
  • Fakta lain menunjukkan bahwa hanya 8% dari responden di Pulau Genting yang mengetahui prosedur penyelenggaraan PAUD.
Untuk Program Pemberdayaan Masyarakat seperti, Pelatihan Gait Profesional, Pelatihan Perbengkelan Mesin Kapal dan yang lainpun juga masih banyak kendala, hampir semua program hanya berjalan awal saja tanpa ada kelanjutan hingga akhir program dan tentunya juga masih banyak dibutuhkan Program Pemberdayaan yang sekirannya sangat menunjang masyarakat sekitar.


Untuk jangka dekat ini pemerintahan dan instansi di karimunjawa mengusahakan diantaranya :
  1. Mencanangkan untuk tahun 2014 listrik hidup terus menerus
  2. Memberantas buta aksara dengan mengadakan pendidikan penyetaraan walau dengan pendidik yang minim pengetahuan
  3. Melanjutkan Program Pemberdayaan Masyarakat dengan baik.






























BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari laporan adalah, bahwa Sumber Daya Alam di Karimunjawa yang sangat baik tentunya harus terdapat Sumber Daya Manusia yang baik pula. Tentunya dengan usaha pemenuhan kebutuhan dan memperbanyak sumber belajar yang belum ada. pemenuhan kebutuhan di Karimunjawa baik pendidikan dan sarana prasaranna masih dalam proses pengembangan yang tentunya memerlukan adanya dukungan dari berbagai pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat sendiri. Jadi, perlu adanya pendampingan atau menyadarkan pemikiran masyarakat karimunjawa akan pentingnya pendidikan untuk masa berkelanjutan.





LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar