Laporan
Identifikasi Kebutuhan Belajar di Kepulauan Karimunjawa
Laporan
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asesmen Kebutuhan Belajar
Dosen
Pengampu :
Prof
Dr Joko Sutarto, M Pd
Hendra
Dedi K, S Pd
Disusun Oleh :
Rahmawati Setiya
Wulandari
1201412020
Pendidikan Luar
Sekolah
Fakultas Ilmu
Pendidikan
Universitas Negeri
Semarang
BAB
1
- Latar Belakang
Karimunjawa adalah
bagian dari wilayah Kabupaten Jepara,yang merupakan sebuah Kecamatan
dan terdiri dari tiga desa yaitu,Desa Karimunjawa,Desa Kemujan,Desa
Parang dan Desa Nyamuk yang meliputi 54 RT dan 15 RW.Jumlah penduduk
yang ada di Karimunjawa berjumlah 10.210 Jiwa yang terdiri dari
laki-laki 5.491 Jiwa dan Perempuan 4.719 Jiwa. Pendidikan merupakan
kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap warga negara. Di
Karimunjawa sendiri saya melihat beberapa sekolah berdiri disana,
diantaranya dari jenjang SD,SMP,SMA dan yang sederajat tetapi,di
Karimunjawa itu sendiri masih sangat terbatas mutu pendidikannya.oleh
karena itu perlu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang perlu
untuk diajarkan kepada masyarakat di Karimunjawa. Hal ini bertujuan
agar pendidikan lebih berkembang dan mempunyai tujuan yang jelas.
Untuk itu, perlu
diadakannya suatu proses identifikasi kebutuhan belajar. Melalui
makalah ini, Penulis akan membahas mengenai hasil observasi dan
wawancara mengenai identifikasi kebutuhan belajar di Kepulauan
Karimunjawa.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian Pendidikan?
2.
Apa saja Kebutuhan-kebutuhan belajar yang dibutuhkan di Karimunjawa?
3.
Bagaimana cara mengatasi Permasalahan dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran di Karimunjawa?
BAB
2
Pembahasan
Kepulauan
Karimunjawa terletak pada 5o 40’ LS dan 110o 40’ BT,berjarak 45
mil atau kurang lebih 83 Km arah Barat Laut Kabupaten Jepara,jika
dari Semarang berjarak 60 Mil atau 110 Km Laut.Wilayah Karimunjawa
yang terdiri dari 7.120 ha daratan dan 110.117,30 ha
perairan,memiliki 27 (dua puluh tujuh) pulau,yang terdiri dari
Karimun,Kemujan,Parang,Genting,Nyamuk,Bengkoang,Menjangan
Besar,Menjangan
Kecil,Galeang,Menyawakan,Seruni,Merica,Kembar,Katang,Kumbang,Krakal
Besar,Krakal Kecil,Batu,Cemara Besar,Cemara
Kecil,Burung,Sintok,Tengah Kecil,Gundul,Cendikian dan Sambangan.
Pendidikan
merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia.
Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik
pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu
mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya
dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar
mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan
administrator kelas.
Pendidikan
merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap warga negara. Di
Karimunjawa sendiri saya melihat beberapa sekolah berdiri disana,
diantaranya dari jenjang SD,SMP,SMA dan yang sederajat.Akan
tetapi,penduduk yang menurut pendidikannya belum bersekolah 512,tidak
tamat SD 5.378,tamat SD 3.266,tamat SLP 612,tamat SLA 499,perguruan
tinggi 116.
Pendidikan di Karimunjawa sudah menjangkau sampai tingkat SMU.
Selain memiliki sekitar 10 SD (lima
di Karimun, tiga di Kemujan dan masing-masing satu di Parang dan
Genting),Karimunjawa juga
memiliki satu SMP, MTSdan SMK Negeri
jurusan Budidaya Rumput Laut serta Teknologi Pengolahan Hasil
Perikanan yang merupakan sekolah gratis, serta satu Madrasah
Aliyah di
Kemujan.Ada
teori menyebutkan bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus
memasukkan manusia di dalam sistemnya. Hubungan ini berbanding lurus,
karena pembangunan yang baik tentu membutuhkan SDM yang baik pula.
SDM-SDM yang berkualitas itu dihasilkan dari proses pendidikan yang
tentunya berkualitas juga. Dengan melihat potensi Karimunjawa sebagai
daerah wisata, maka perlunya diajarkan tentang pendidikan
kepariwisataan pada anak didik di jenjang SD,SMP, maupun SMA.
Pendidikan kepariwisataan ini bisa berisi tentang manajemen
ekowisata, bahasa asing, biologi kelautan dan perikanan, konservasi,
dll. Dengan terciptanya SDM yang berkualitas, harapan ke depan adalah
pembangunan berkelanjutan di Taman Nasional Karimunjawa tetap terjaga
dengan baik.
Berdasarkan
hasil pengamatan yang Penulis lakukan selama di Karimunjawa,ada
beberapa permasalahan dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran,yaitu:
- Kualifikasi ijazah guru belum memenuhi standar.
Agar guru
mempunyai kemampuan mengajar yang profesional dan dapat memenuhi
standar sebagai seorang guru mempunyai prinsip prinsip yaitu :
- memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
- memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia
- memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas
- memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
- memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
- memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
- memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
- memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan
- memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
- Semua guru PAUD nonformal belum memiliki sertifikat kompetensi.
Seorang
guru harus memiliki Kompetensi Guru yaitu:
- Penguasaan Kompetensi Personal/Kepribadian
Kompetensi
yang berkaitan dengan terbangunnya konsep diri positif pada diri
seorang guru sehingga bisa menjadi model ataupun contoh yang baik
bagi anak didiknya seperti sifat terpuji,cara
berbicara,berpakaian,dan sebagainya.Dapat pula kita artikan sebagai
pengembangan attitude.
- Penguasaan Kompetensi Sosial
Kemampuan
guru dalam menjalin hubungan yang sehat,baik dengan rekan kerja
,orangtua murid,maupun relasi yang terkait.Serta kompetensi dalam
memberikan service excellent bagi orangtua muridnya.Masih dalam
kompetensi sosial,kompetensi ini juga membiasakan agar para guru
dapat membangun kerja sama yang efektif.
- Penguasaan Kompetensi Profesional
Kompetensi
yang berhubungan dengan optimalisasi guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan.Melalui proses KBM beserta unsur-unsur yang terkait di
dalamnya UU nomor 14 tahun 2005 menjelaskan secara terperinci terkait
dengan prinsip profesionalitas guru yang termaktub di dalam pasal 7
yang berbunyi ‘profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip.
- Kurang memahami teknik menyusun rencana pembelajaran.
Beberapa
teknik-teknik untuk membentuk rencana pembelajaran yaitu:
1.Harus
memiliki tujuan pembelajaran yang jelas,sehingga memungkinkan target
penyampaian materi yang berdasarkan standar kompetensi akan tercapai
secara optimal.
2.Harus
menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik.
3.Harus
mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya,sehingga materi akan
mudah dipahami oleh siswa.
4.
Harus memiliki pemilihan media yang tepat,agar siswa dapat tertarik
dengan materi yang disampaikan.
5.Harus
memiliki standar yang jelas dalam memberikan evaluasi kepada siswa.
- Kurang memahami karakteristik anak
Beberapa
upaya dalam memahami karakteristik anak yaitu,seorang guru harus
memahami keadaan individu si anak,lingkungan keluarga si
anak,lingkungan sekitar si anak,lingkungan sekolah si anak,dan pola
asuh orangtua si anak itu sendiri.
- Kurang memahami teknik penilaian proses hasil belajar.
Agar
dapat memahami teknik penilaian hasil belajar siswa guru harus
menentukan Tujuan
pengajaran atau instruksional,Bahan
pengajaran,Kondisi
siswa dan kegiatan belajarnya,Kondisi guru dan kegiatan
belajarnya,Alat dan sumber belajar yang digunakan,Teknik dan
cara pelaksanaan penilaianya.
- Banyaknya alat permainan belum sesuai dengan jumlah anak.
Ada
beberapa Permasalahan
dalam merintis penyelenggaraan Program PAUD bagi
jalur pendidikan nonformal:
- Anak usia dini terfokus pada area tertentu.
- Pada area tertentu tingkatan usia anak sangat bervariasi sehingga menyulitkan pengelompokan dalam membentuk kegiatan layanan.
- Di Kampung Legong Boyo dan Alang-alang serata beberapa tempat lainnya terdapat anak usia dini yang cukup untuk membentuk kelompok kegiatan layanan baru tetapi letaknya sangat terpencil dan tidak didukung oleh ketersediaan tenaga pendidik yang memadai.
- Keterbatasan daya tampung layanan kegiatan PAUD yang sudah ada belum memungkinkan untuk membuka layanan baru karena tidak didukung oleh sarana prasarana yang mencukupi.
- PAUD belum populer di kalangan masyarakat khususnya di Pulau Genting.
- Pada dasarnya masyarakat Pulau Genting setuju jika dibuka program PAUD baru namun kendala utama yang dihadapi adalah kekurangfahaman prosedur perintisan dan minimnya sosialisasi program PAUD nonformal.
BAB
3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendidikan
merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia.
Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik
pada diri seseorang.Di Karimunjawa kebutuhan belajar sangat
dibutuhkan karena kualitas pendidikan di Karimunjawa masih kurang.
Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu
sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.Dalam menghadapi
permasalahan pembelajaran pemerintah harus memberikan pendidik yang
berkualitas.
3.2
Saran
Penulis
berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kualitas pendidikan di
Karimunjawa yang sangat membutuhkan fasisitas ataupun pendidik agar
kebutuhan belajarnya terpenuhi dengan baik dan dapat mengembangkan
kreativitas ketrampilan masyarakatnya dengan cara memberikan pengajar
agar melatih masyarakatnya agar mengembangkan kreativitasnya lebih
banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar