Jumat, 28 Juni 2013

laporan whyu azimah 1201412039

BAB I
GAMBARAN UMUM KEPULAUAN KARIMUNJAWA

  1. Wilayah Administratif Kepulauan Karimunjawa
Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Karimunjawa memiliki letak koordinat 5°40΄39” - 5°55’00” LS dan 110°05΄57” - 110°31΄15” BT. Berjarak 45 mil laut / 83 km dari Jepara dan 60 mil laut / 110 km dari Semarang. Wilayah Karimunjawa memiliki luas daratan 7.120 Ha dan perairan 110.117 Ha yang terdiri dari 27 pulau besar dan kecil dan 5 Pulau yang berpenghuni.

  1. Kondisi Kependudukan Karimunjawa
Jumlah penduduk Karimunjawa 10.210 jiwa. Adapun jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5.491 jiwa dan perempuan 4.719 jiwa. Sebagian besar penduduk Karimunjawa bermata pencaharian sebagai nelayan.
  • nelayan : 5658
  • Petani : 3763
  • Pedagang : 225
  • Pengrajin : 45
  • Buruh : 302
  • pns : 204
  • tni/polri : 7
  • pensiunan : 20


Aktifitas Nelayan

Aktifitas Pedagang
 
BAB II
TAHAPAN PEMETAAN SWADAYA
Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan partisipatif dari masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi dan potensi yang dimiliki sehingga dapat mengidentifikasi masalah dan mengkompilasi pemecahannya .
Pemetaan Swadaya PLP BK akan difokuskan pada kegiatan pengumpulan data dan peta-peta tematik serta melakukan pengamatan lapangan untuk mencermati dan memahami kondisi fisik/pola ruang, sosial dan ekonomi wilayah kelurahan/desa saat ini.
Pemetaan swadaya ini dilakukan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang berkaitan dengan penataan ruang, pengembangan jaringan jalan, saluran/drainase dan jembatan, sistem air bersih dan sanitasi, pelayanan ekonomi, pelayanan sosial /publik dan kelembagaan.
Menurut Witkin (1984:3) dinyatakan bahwa identifikasi kebutuhan adalah proses dan sekaligus prosedur yang sistematis untuk menentukan prioritas kebutuhan dan pengambilan keputusan tentang program dan alokasi sumber daya yang diperlukan bagi keberlangsungan satu program layanan pendidikan atau layanan sosial, pengidentifikasian di Karimunjawa menggunakan teknik wawancara dan pertemuan kelompok.























BAB III
PEMETAAN SWADAYA KEPULAUAN KARIMUNJAWA

  1. Identifikasi Jaringan Komunikasi
Identifikasi jaringan komunikasi yang berada di Wilayah Karimunjawa
  • TELKOM
  • RELAY PEMANCAR TELKOMSEL
  • RELAY PEMANCAR INDOSAT
  • RELAY PEMANCAR PRO XL
  • KANTOR POS
  • WIFI

  1. Identifikasi Sarana Pelayanan Publik
Untuk menunjang aktivitas masyarakat di Karimunjawa dilengkapi sarana pelayanan public diantaranya sarana pendidikan, ekonomi, kesehatan, peribadatan, fasilitas umum, jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telepon, jaringan persampahan, KM/ WC umum. Di Karimunjawa telah tersedia fasilitas pendidikan seperti TK, SD, SMA, SMK, DAN MA. Selain itu juga terdapat bank, mushola, masjid dan juga terdapat lapangan olahraga seperti :
  • LAPANGAN TENIS
  • LAPANGAN BADMINTON
  • TENIS MEJA
  • LAPANGAN SEPAKBOLA
  • LAPANGAN VOLY

  1. Identifikasi Aktivitas Ekonomi Potensial
Di Karimunjawa terdapat beberapa aktivitas ekonomi potensial, diantaranya kegiatan wisata laut, perdagangan, produksi dan jasa. Kegiatan wisata seperti Diving, snorkling dan mengunjungi pulau pasir putih. Kegiatan perdagangan yang ada antara lain perdagangan oleh-oleh dan pernak-pernik Karimunjawa. Kegiatan produksi berupa pembuatan krupuk kerapu, pengolahan rumput laut.
Aktivitas Ekonomi Potensial

  1. Identifikasi Kelembagaan
Di Karimunjawa terdapat beberapa lembaga kemasyarakatan baik yang sifatnya formal maupun informal.
DINAS INSTANSI YANG ADA DI KECAMATAN KARIMUNJAWA
  • UPTD (PUSKESMAS,DIKPORA,SMP,LUTKAN )
  • PEL PERIKANAN PANTAI
  • PEL SYAHBANDAR
  • DISHUB
  • BTN
  • DINAS NIVEAU
  • DINAS PARIWISATA
  1. Identifikasi Kependidikan
Untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satunya melalui jalur pendidikan, kondisi pendidikan di Karimunjawa sebagai berikut :
Penduduk menurut pendidikan
- Belum sekolah : 512
- Tidak tamat SD : 5.378
- Tamat SD : 3.266
- Tamat SLP : 612
- Tamat SLA : 499
- Perguruan Tinggi : 116
Kondisi ini sangat menghawatirkan sekali hampir 50% lebih penduduknya tidak tamat SD.
  1. Identifikasi Sarana Prasarana
Untuk menunjang aktifitas penduduk terdapat sarana prasarana antara lain :
  • BANDAR UDARA 1 BUAH ( DEWA DARU )
  • JALAN KABUPATEN
  • DERMAGA PENYEBERANGAN
  • DERMAGA PERINTIS 2 ( DUA ) BUAH
  • DERMAGA RAKYAT 4 ( EMPAT ) BUAH
  • PASAR KARIMUNJAWA


BAB IV
IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA
Dari pemetaan swadaya yang dilakukan diperoleh gambaran mengenai kondisi Karimunjawa. Selain itu, juga diperoleh gambaran mengenai potensi dan kendala yang ada di Karimunjawa. Identifikasi terhadap potensi dan kendala ini dilakukan melalui FGD dengan menggunakan pohon masalah.
Potensi yang ada di Karimunjawa ini diantaranya:
  1. Sumber daya alam. Karimunjawa memiliki 32 pulau yang dapat digunakan untuk wisata laut.
  2. Sumber daya ekonomi. Terdapat kegiatan home industri yang tersebar di Kelurahan Karimunjawa diantaranya pembuatan kaos sablonan, pernak-pernik, kerupuk kerapu asli Karimunjawa, dan rumput laut.

Permasalahan yang teridentifikasi dalam pemetaan swadaya ini diantaranya:
  1. Susahnya akses ke Karimunjawa karena hanya menggunakan transportasi laut dan udara saja, transportasi laut menggunakan kapal yang dapat dijangkau biayanya dengan kapal Muria hanya dua sekali penyeberangan, dan kapal cepat Express dengan biaya yang lumayan tinggi.
  2. Ketersediaan air bersih yang kurang memadai untuk kebutuhan penduduk.
  3. Ketersediaan listrik yang hanya menyala saat pukul 18.00 hingga 06.00 WIB.
  4. Kurang lengkapnya jaringan komunikasi hingga menyebabkan gangguan
  5. Kegiatan ekonomi belum berkembang dan belum mampu menyerap tenaga kerja.
  6. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pendidikan.
  7. Kualitas SDM rendah.
  8. Permasalahn dalan peningkatan kualitas proses pembelajaran PAUD diantaranya :
  • Kualifikasi ijazah guru belum memenuhi standar.
  • Semua guru PAUD nonformal belum memiliki sertifikat kompetensi.
  • Kurang memahami teknik menyusun rencana pembelajaran.
  • Kurang memahami karakteristik anak.
  • Kurang memahami teknik penilaian proses hasil belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar