Jumat, 28 Juni 2013

laporan lintang setyowati 1201412072



ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR DI KARIMUN JAWA
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Asesmen Kebutuhan Belajar
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Joko Sutarto
Hendra Dedi S.Pd


Oleh
Lintang Setyowati 1201412072

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

BAB 1

Latar Belakang
Karimunjawa merupakan wilayah kepulauan yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Disana telah berdiri beberapa sekolah diantaranya dari jenjang SD, SMP, SMA, dan yang sederajat. Memang dalam dewasa ini pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. Akan tetapi di Karimunjawa ini walaupun telah berdiri beberapa sekolah, namun pendidikan disini masih sangat kurang efektif. Hal ini dikarenakan sampai saat ini fasilitas-fasilitas atau sarana dan prasarana serta tenaga-tenaga untuk mengajar disana masih sangat minim. Dan didukung juga oleh letak geografisnya yang sembilan puluh persennya adalah perairan itu menyebabkan sebagian besar penduduk karimunjawa bekerja sebagai nelayan. Dan banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pekerjaan nelayan tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi.
Namun tidak sedikit pula masyarakat di karimunjawa ini yang telah berfikiran modern, yakni berfikiran bahwa pendidikan itu penting dan pendidikan merupakan sesuatu hal yang sanggup mendukung kesejahteraannya. Hanya saja di jaman sekarang ini pendidikan membutuhkan biaya yang sangat mahal, sehingga hal tersebut menjadi salah satu kendala juga bagi masyarakat di Karimunjawa untuk lebih bisa mengembangkan dan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di Karimunjawa, entah itu sumber daya manusianya maupun dengan sumber daya alamnya yang tersedia.





RumusanMasalah
  1. Bagaimana pendidikan di Karimunjawa ?
  2. Apa kendala di Karimunjawa dalam memenuhi kebutuhan belajar ?


Manfaat
  1. Mengetahui bagaimana kondisi pendidikan di karimunjawa
  2. Mengetahui kendala-kendala apa saja di Karimunjawa dalam memenuhi kebutuhan belajar


BAB 2


Pembahasan
Suara burung yang menari-nari, gemercik ombak yang menghempas pantai, merdunya suara kapal yang mengiasi dermaga, lautan biru yang sangat menggoda, itulah sedikit gambaran suasana riuh di Karimunjawa. Karimunjawa merupakan wilayah kepulauan yang termasuk dalam kabupaten Jepara yang terdiri dari 4 desa, yakni desa Karimunjawa, desa Kemojan, desa Parang dan desa Nyamuk yang meliputi 15 RW dan 54 RT. Dengan luas dataran kurang lebih 7.120 Ha dan perairan kurang lebih 110.117 Ha.
Menurut penuturan dari Bapak Kundori, S.Pd Karimunjawa ini mempunyai jumlah penduduk 102.110 jiwa dengan jumlah laki-laki 5.491 jiwa dan perempuan 4.719 jiwa. Di Karimunjawa ini juga terdapat beberapa suku, yakni suku jawa, madura, baja, bugis, buton, mandar dan luwu. Di karenakan sebagian besar dari kawasan kepulauan karimunjawa ini adalah perairan menyebabkan sebagian besar penduduk di Karimunjawa ini bermata pencaharian sebagai nelayan. Hanya nelayan, sehingga mayoritas penduduk di Karimunjawa ini berangapan bahwa pekerjaan sebagai nelayan tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi, toh mereka juga masih bisa membiayai hidupnya. Padahal dalam dewasa ini pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap warga negara agar dapat meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupan setiap warga negara dan meningkatkan potensi sumber daya manusia.
Bapak Kundori, S.Pd juga menyatakan bahwa penduduk di Karimunjawa yang belum menempuh jalur pendidikan di jenjang apapun berjumlah 512, tidak tamat SD berjumlah 5.378, tamat SD berjumlah 3.366, tamat SMP berjumlah 612 dan tamat SMA berjumlah 499 serta perguruan tinggi hanya ada 116. Hal ini terjadi karena fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran, sarana dan prasarana serta tenaga untuk mengajar disana sangat kurang. Sehingga menyebabkan banyak penduduk yang tidak tamat sekolah. Bukan karena itu saja rasa butuh akan pendidikan itu sendiri masih kurang dan masih banyak pula penduduk yang pola pikirnya belum modern, sehingga hal-hal seperti itu terjadi. Padahal di Karimunjawa sendiri sekarang ini telah berdiri beberapa sekolah diantaranya terdapat 5 tk, 14 sd, 2 smp, 1 smk dan 1 sma, namun belum ada perguruan tinggi. Hanya saja jumlahnya yang terbatas, hal itu menjadi kendala yang dihadapi saat ini.
Di Karimunjawa ini bukan hanya terdapat pendidikan formal seperti yang di atas, namun juga ada jalur pendidikan non formalnya, yakni :
  1. PAUD
Terdapat 4 PAUD di Karimunjawa namun masih banyak permasalahan yang ada dalam proses peningkatan pembelajarannya, yaitu kualifikasi ijasah guru belum memenuhi standar, guru paud non formal belum memiliki sertifikasi kompetensi, kurangnya pemahaman dalam menyusun rencana pembelajaran, banyak alat permainan yang belum sesuai dengan anak, kurangnya pengetahuan tentang paud itu sendiri.
  1. Pelatihan Keterampilan
Di Karimunjawa ini ada beberapa pelatihan keterampilan guna mengembangkan potensi yang ada di Karimunjawa tersebut, antara lain :
  • Pelatihan Bengkel
Di Karimunjawa terdapat pelatihan bengkel motor dan juga bengkel untuk mesin kapal. Di dirikannya pelatihan ini karena penduduk karimunjawa sekarang sudah banyak yang mempunyai motor dan mayoritas bekerja sebagai nelayan sehingga pelatihan bengkel dapat membantu masyarakat setempat mengenai perawatan motor dan juga kapal.
  • Sablon
Di sini juga di buka pelatihan sablon yang melatih warga agar bisa lebih terampil dan sablon juga melatih penduduk untuk meningkatkan taraf ekonomi.
  • Pemberdayaan Wanita
Di sini wanita dilatih untuk membuat pernak pernik atau handmade agar wanita di Karimun lebih terampil dan para wanita juga bisa membantu meningkatkan perekonomian keluarganya.
Sesungguhnya potensi alam yang terdapat di Karimunjawa ini sangat beragam. Namun karena minimnya pengetahuan penduduk karimunjawa menyebabkan potensi yang ada di kepulauan tersebut kurang meningkat. Padahal di Karimunjawa juga sudah ada radio, internet, bank, dan listrik yah walaupun listriknya hanya menyala 12 jam mengingat sedikit sulitnya akses jalan menuju karimun sehingga menyebabkan hal itu. Nah berarti di Karimunjawa ini masih mempunyai banyak kendala, baik kendala mengenai letak geografisnya, kendala jarak dan transportasi, sumber daya manusianya yang lemah dan sedikitnya tenaga pendidik yang berkualitas disana, maka sekarang ini sangat dibutuhkan tenaga-tenaga pendidikan yang dengan suka rela membantu memajukan Karimunjawa agar Karimunjawa mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang bisa berperan dalam meningkatkan pembangunan. Serta kesejahteraan penduduk dan potensi-potensi yang di miliki penduduk Karimunjawa pun lebih meningkat.

BAB 3
Kesimpulan
Penduduk di Karimunjawa mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan karena sebagian besar wilayah atau kawasan dari Karimunjawa adalah perairan. Mengingat hanya sebagai nelayan, banyak penduduk Karimunjawa yang berangapan bahwa mereka tidak memerlukan pendidikan yang tinggi, dan itu menyebabkan angka pendidikan di Karimunjawa masih rendah. Bukan karena itu saja tapi karena letak geografisnya, jarak, sumber daya manusia yang rendah,sarana dan prasarana yang minim, kurangnya tenaga pengajar itu juga penyebab dari rendahnya pendidikan di kepulauan Karimunjawa ini.
Di Karimunjawa sekarang ini tidak hanya terdapat pendidikan formal saja melainkan juga sudah terdapat jalur pendidikan non formal, seperti paud dan pelatihan keterampilan. Hal ini dikarenakan banyak penduduk yang tidak bisa menikmati pendidikan formal, sehingga lebih memilih mengikuti kegiatan non formal karena mereka bisa memenuhi kebutuhan belajarnya dan juga dapat mengembangkan potensinya. Di pendidikan non formal ini warga tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan belajarnya saja tetapi warga juga bisa membantu perekonomian keluarganya karena pendidikan keterampilan ini mengajarkan banyak hal. Misalnya saja pelatihan pembuatan pernak-pernik untuk ibu-ibu. Selain para ibu-ibu bisa membuat kerajinan tangan sendiri mereka juga bisa menjual hasil karya mereka, dan apabila laku maka akan menambah pemasukan ekonomi bagi ibu-ibu tersebut.
Dengan demikian setiap penduduk dapat belajar dimana saja, maksudnya bukan hanya belajar di pendidikan formal saja seperti persekolahan, namun bisa juga di pendidikannon formal dan apabila seseorang merasa butuh belajar maka dia akan mencari sumber belajar dimana saja. Karena pada hakekatnya belajar itu bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.




Daftar Pustaka




Tidak ada komentar:

Posting Komentar