LAPORAN
ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR
KECAMATAN
KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA
Disusun
oleh :
Bravo
Ichsanudin Hidayat ( 1201412019 )
PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Asesmen Kebutuhan Belajar di Kecamatan
Karimunjawa Kabupaten Jepara”.Sesuai dengan waktu yang di tentukan.
Laporan ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Asesmen Kebutuhan Belajar.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Asesmen
Kebutuhan Belajar setelah mahasiswa mengikuti kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) yang bertempat di Kepulauan Karimunjawa.
Penulis menyadari
bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semarang, Juni 2013
Penulis
Bravo
Ichsanudin Hidayat
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL i
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN 1
BAB
II KARIMUNJAWA 3
2.1
Sejarah Singkat Mengenai Karimunjawa 3
2.2
Visi dan Misi Karimunjawa 4
2.3
Ekosistem 5
2.4
Geografis 5
2.5
Kependudukan 5
2.6
Sarana dan Prasarana 6
2.7
Potensi Wisata Karimun Jawa 7
BAB III LAPORAN
ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR DI KARIMUN JAWA 8
3.1
Pendidikan
Anak Usia Dini 8
3.2
Wajib
Belajar 12 Tahun 10
3.3
Pendidikan Vokasional 10
3.4
Teknologi 11
BAB
IV EVALUASI 13
BAB
V PENUTUP 14
FOTO
DOKUMENTASI
BAB
I
PENDAHULUAN
Pendidikan Luar
Sekolah adalah salah satu jurusan yang ada di Fakultas Ilmu
Pendidikan Unniversitas Negeri Semarang. Program studi Pendidikan
Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri semarang
sesuai dengan visi dan misinya adalah menghasilkan tenaga
kependidikan akademik professional yang memiliki kemampuan menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam pengelolaan lembaga dan
program pendidikan, serta memberdayakan masyarakat diluar system
persekolahan sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Karimunjawa
adalah kepulauan di Laut
Jawa
yang termasuk dalam Kabupaten
Jepara,
Jawa
Tengah.
Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare,
Karimunjawa
kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak
digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Saya menyusun
laporan sebagai bentuk pertanggung jawaban Kuliah Kerja Lapangan yang
telah dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2013 sampai dengan 19 Juni
2013, adapun tujuan di tingkat ini adalah melakukan kegiatan asesmen
kebutuhan belajar di Kepulauan Karimunjawa sebagai Pulau Pasinaon
serta untuk mengembangkan sikap ketrampilan dan kepekaan mahasiswa
dalam melakukan identifikasi terhadap proses pembangunan ,pendidikan
dan ke sosial budaya juga dapat memperoleh Mahasiswa mampu
berinteraksi langsung dengan masyarakat dan tokoh masyarakat di
Kepulauan Karimunjawa, Mahasiswa dapat mempraktekkan ilmu yang
diperolehnya selama masa perkuliahan, Mahasiswa dapat memperoleh
pengalaman yang berkaitan dengan program-program ke-PLS an, Mahasiswa
memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata tentang keadaan
sasaran PNF yang sebenarnya di lapangan.
Teknik pengumpulan
data yang saya gunakan dalam kegiatan KKL di Karimunjawa sebagai
berikut :
- Diskusi
- Wawancara
- Observasi
- Studi Dokumentasi
Untuk memahami
laporan ini, maka saya menyusun sistematika laporan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Karimunjawa
BAB III
:
Laporan
Asesmen Kebutuhan Belajar di Karimunjawa
BAB
IV : Evaluasi
BAB
V : Penutup
BAB
II
KARIMUNJAWA
2.1
SEJARAH SINGKAT MENGENAI KARIMUNJAWA
Karimunjawa adalah
kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000
hektare,
Berdasarkan legenda
yang beredar di kepulauan, Pulau Karimunjawa ditemukan oleh Sunan
Muria. Legenda itu berkisah tentang Sunan Muria yang prihatin atas
kenakalan putranya, Amir Hasan. Dengan maksud mendidik, Sunan Muria
kemudian memerintahkan putranya untuk pergi ke sebuah pulau yang
nampak "kremun-kremun" (kabur) dari puncak Gunung Muria
agar si anak dapat memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya.
Karena tampak "kremun-kremun" maka dinamakanlah pulau
tersebut Pulau Karimun.
Pulau Karimunjawa
memiliki keindahan laut dan pemandangan alam yang luar biasa,
sehingga saat ini pemerintah terus mengembangkan pesona wisata taman
laut pulau ini. Pulau Karimunjawa merupakan suatu dataran yang
berpasir pantai putih berada di Laut Jawa. Posisi pulau ini yang
berada di antara pulau-pulau besar di Indonesia membuat gelombang air
laut tidak terlalu tinggi, sehingga kawasan ini sangat aman dan
menarik untuk dikembangkan. Awalnya kawasan ini menjadi cagar alam
laut di Indonesia. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kemudian
dikembangkan menjadi taman nasional dan menjadi salah satu tujuan
wisata, baik lokal maupun mancanegara.
2.2
VISI DAN VISI KARIMUNJAWA
2.2.1 Visi
Terwujudnya
Kecamatan Karimunjawa yang Maju, Sejahtera, Demokratis, Damai,
Mandiri didukung oleh Sumber Daya Manusia yang Berkualitas,
Religius, Berakhlak mulia serta Komperhensif, Kondusif, Berwawasan
Lingkungan dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.2.2 Misi
Untuk mewujutkan
Visi Kecamatan Karimunjawa kedepan dalam pelaksanaan otonomi daerah,
dirumuskan Misi sebagai berikut :
- Mewujudkan SDM yang berkualitas yang menguasahi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi iman dan taqwa .
- Mengembangkan potensi ekonomi masyarakat yang berwawasan lingkungan .
- Memberdayakan perekonomian rakyat dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan .
- Meningkatkan dan menyediakan infra struktur ( sarana prasarana kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial ) .
- Penataan dan optimalisasi kelembagaan masyarakat dan pengembangan jaringan kerjasama antar lembaga di Pemerintah Daerah .
- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata lokal .
2.3
EKOSISTEM
Sejak tanggal 15
Maret 2001, Karimunjawa ditetapkan oleh pemerintah Jepara sebagai
Taman Nasional. Karimunjawa adalah rumah bagi terumbu karang, hutan
bakau, hutan pantai, serta hampir 400 spesies fauna laut, di
antaranya 242 jenis ikan hias. Beberapa fauna langka yang berhabitat
disini adalah elang laut dada putih, penyu sisik, dan penyu
hijau.
Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman Nasional Karimunjawa yaitu dewadaru (Crystocalyx macrophyla) yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah.
Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman Nasional Karimunjawa yaitu dewadaru (Crystocalyx macrophyla) yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah.
Ombak di Karimunjawa
tergolong rendah dan jinak, dibatasi oleh pantai yang kebanyakan
adalah pantai pasir putih halus
2.4
GEOGRAFIS
Kepulauan
Karimun Jawa, secara geografis, terletak antara 5' 40" - 5' 57"
LS dan 110' 4" - 110' 40" BT, berada di perairan Laut Jawa
yang jaraknya ± 45 mil laut dari kota Jepara, termasuk ke dalam
wilayah administratif Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Dati II
Jepara. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 161/Menhut/1988,
Kepulauan Karimun Jawa ditunjuk sebagai taman nasional dengan luas
wilayahnya sekitar 111.625 Ha, terdiri dari luas daratan 7.033 Ha dan
luas perairan 104.592 Ha.
2.5
KEPENDUDUKAN
Karimunjawa adalah
bagian dari wilayah Kabupaten Jepara, yang merupakan sebuah Kecamatan
dan terdiri dari tiga desa yaitu :
- Karimunjawa
- Kemujan
- Nyamuk
- Parang
Karimunjawa
berpenduduk lebih dari 8.000 jiwa di lima pulau yang berpenghuni.
Tiga suku utama yang menghuni Karimunjawa adalah suku Jawa yang
bertani dan memproduksi alat kebutuhan rumah tangga, suku Bugis yang
adalah pelaut andal sehingga berprofesi sebagai nelayan, dan suku
Madura yang juga berprofesi sebagai nelayan tetapi memiliki kelebihan
membuat ikan kering. Penduduk menurut mata pencaharian yaitu petani:
3763, nelayan: 5658, pedagang: 225, pengrajin: 45, buruh: 302, pns:
204, tni/polri : 7, pensiunan : 20.
Pendidikan di
Karimunjawa sudah menjangkau sampai tingkat SMU. Selain memiliki
sekitar 10 SD (lima di Karimun, tiga di Kemujan dan masing-masing
satu di Parang dan Genting), Karimunjawa juga memiliki satu SMP,
Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMK Negeri jurusan Budidaya Rumput
Laut serta Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang merupakan
sekolah gratis, serta satu Madrasah Aliyah di Kemujan.
Penduduk
menurut pendidikan
yaitu Belum
sekolah:
512,
Tidak
tamat SD:
5.378,
Tamat
SD:
3.266,
Tamat
SLP: 612,
Tamat
SLTA:
499,
Perguruan
Tinggi:
116.
2.6
SARANA DAN PRASARANA
2.6.1
Sarana
- Sarana Udara
PESAWAT CARTER
KAPASITAS PENUMPANG 4 – 8
ORANG
,BIAYA
CARTER ± RP. 30.000.000,-
- Sarana Laut
KMP Muria JARAK
TEMPUH 5 – 6 JAM. RESERVATION: ASDP JEPARA ( 0291) 591048. Harga
Tiket:
VIP : Rp.
60.000,-
BISNIS : Rp.
30.000,-
MOBIL : Rp.
215.000,-
SEPEDA MOTOR :
Rp. 27.000,-
BARANG CURAH :
Rp. 50.000,-/TON
2.6.2 Prasarana.
- BANDAR UDARA 1 BUAH ( DEWA DARU )
- JALAN KABUPATEN
- DERMAGA PENYEBERANGAN
- DERMAGA PERINTIS 2 ( DUA ) BUAH
- DERMAGA RAKYAT 4 ( EMPAT ) BUAH
- POTENSI WISATA KARIMUNJAWA
- Legon Lele, di Karimunjawa
- Pulau Menjangan Kecil (Snorkeling dan Camping)
- Kolam Hiu, di Pulau Menjangan Besar
- Pulau Cemara Besar (sunbathing dan snorkling)
- Pulau Cemara Kecil (diving, snorkling)
- Tracking Hutan Mangrove, di Desa Kemojan
- Pantai Batu Karang Pengantin, di dukuh Karang lawang, desa Kemojan, Pulau Kemojan
- Pantai Ujung Gelam,
- Pantai Barakuda
- Pantai Nirwana
- dll.
BAB III
LAPORAN ASESMEN
KEBUTUHAN BELAJAR
DI KARIMUN JAWA
- PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
3.1.1
Data
Anak Usia Dini di Karimunjawa
Pendidikan Anak Usia
Dini selanjutnya kita sebut PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani maupun rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.PAUD
dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Namun hingga sekarang
ini masyarakat masih beranggapan bahwa PAUD merupakan tahapan awal
sebelum anak memasuki Taman Kanak-Kanak (TK).
3.1.2 Permasalahan
yang Dihadapi Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran.
- Kualifikasi ijazah guru belum memenuhi standar.
- Semua guru PAUD nonformal belum memiliki sertifikat kompetensi.
- Kurang memahami teknik menyusun rencana pembelajaran.
- Kurang memahami karakteristik anak.
- Kurang memahami teknik penilaian proses hasil belajar.
- Banyaknya alat permainan belum sesuai dengan jumlah anak.
3.1.3
Permasalahan
Dalam
Merintis
Penyelenggaraan
Program PAUD Baru
Jalur
Pendidikan
Nonformal.
- Anak usia dini terfokus pada area tertentu.
- Pada area tertentu tingkatan usia anak sangat bervariasi sehingga menyulitkan pengelompokan dalam membentuk kegiatan layanan.
- Di Kampung Legong Boyo dan Alang-alang serata beberapa tempat lainnya terdapat anak usia dini yang cukup untuk membentuk kelompok kegiatan layanan baru tetapi letaknya sangat terpencil dan tidak didukung oleh ketersediaan tenaga pendidik yang memadai.
- Keterbatasan daya tampung layanan kegiatan PAUD yang sudah ada belum memungkinkan untuk membuka layanan baru karena tidak didukung oleh sarana prasarana yang mencukupi.
- PAUD belum populer di kalangan masyarakat khususnya di Pulau Genting.
- Pada dasarnya masyarakat Pulau Genting setuju jika dibuka program PAUD baru namun kendala utama yang dihadapi adalah kekurangfahaman prosedur perintisan dan minimnya sosialisasi program PAUD nonformal.
- Fakta lain menunjukkan bahwa hanya 8% dari responden di Pulau Genting yang mengetahui prosedur penyelenggaraan PAUD.
3.2
WAJIB BELAJAR 12 TAHUN
Pendidikan
di Karimunjawa sudah menjangkau sampai tingkat SMU. Selain memiliki
sekitar 10 SD (lima di Karimun, tiga di Kemujan dan masing-masing
satu di Parang dan Genting), Karimunjawa juga memiliki satu SMP,
Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMK Negeri jurusan Budidaya Rumput
Laut serta Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang merupakan
sekolah gratis, serta satu Madrasah Aliyah di Kemujan.
3.3 PENDIDIKAN
NON FORMAL
Kampung
Literasi adalah model paradigma baru tentang keaksaraan. Keaksaraan
(literasi) tidak lagi diartikan sekedar kemampuan baca tulis hitung,
tetapi masyarakat harus literate yang mampu memahami multi aksara
sesuai tantangan dan penerapan fungsi-fungsi kehidupannya. Seperti,
literasi kesehatan, literasi multi media, literasi pertanian,
kewirausahaan, lansia dll yang kesemuanya memungkinkan dapat
meningkat-kan derajat kehidupan masyarakat. Kepada warga juga telah
diperkenalkan internet dan cara memanfaatkannya secara tepat guna.
Dan pada tahun 2013 Karimun Jawa akan dijadikan pulau pasinaon
(pasinaon; bahasa Jawa artinya pembelajaran). Yang penelitian awalnya
sudah dilakukan pada tahun 2012, bahkan beberapa program PAUDNI pun
sudah dilaksanakan di 3 pulau kawasan Karimun Jawa. Kepulauan
Karimunjawa memiliki potensi sumberdaya arkeologi bawah air yang
melimpah yang dapat digunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi
sejarah dan budaya bahari masa lalu. Sayang sekali, sampai saat ini
potensi tersebut belum mulai ditangani. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan SDM arkeologi yang mampu melaksanakan penelitian
arkeologi bawah air. Kegiatan penelitian arkeologi bawah air sebagai
langkah awal rangkaian kegiatan pengelolaan BCB
(penelitian-pelestarian-pemanfaatan)
belum pernah dilakukan.
Untuk
itu, pelatihan dan sertifikasi selam ini bertujuan :
1. Meningkatkan
kuantitas dan kualitas potensi SDM arkeologi bawah air agar mampu
melaksanakan kegiatan pengelolaan BCB Bawah Air meliputi penelitian,
pelestarian, danpemanfaatan
2. Menggali
potensi BCB Bawah Air di wilayah kerja
3.
Merumuskan model pengembangan BCB Bawah Air agar dapat bermanfaat
bagi masyarakat
Pengembangan kawasan
wisata membawa dampak yang positif kepada kondisi sosial termasuk
dunia pendidikan, adanya wisata membuka peluang untuk para pemuda
menjadi guide
(pemandu wisata), untuk itu pemerintah sudah mengadakan pelatihan
untuk para pemuda yang bergabung dalam HPI, pendidikan ini bersifat
non formal dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan loka karya,
sekaligus dibekali menjadi tim SAR yang bertujuan untuk menjadi
penyelamat jika terjadi kecelakaan pada wisatawan.
Pengembangan
kawasan Karimunjawa sebagai daerah wisata akan meningkatkan
pengunjung yang berasal dari mancanegara, untuk para pengelola,
pemilik toko souvenir, mereka dituntut untuk bisa berbahasa asing
minimal Inggris jika tidak maka mereka harus mendatangkan orang lain
atau pekerja yang mampu berbahasa asing, ini merupakan kesempatan
bagi generasi muda yang ingin bergerak dalam jasa guide
atau yang lain.Kurangnya tingkat pendidikan masyarakat yang bermminat
menjadi Guide inilah yang menyebabkan kendala dalam bercakap cakap
dengan turis asing, dan tidak tersedianya pelatihan yang
bersertifikasi dalam bidang bahasa asing,sehingga para guide lokal
cenderung Learn
by Doing,
atau hanya dengan pembiasaan saja.Dalam segi kerajinan sebenarnya
masyrakat memiliki kerajinan khas yaitu ukiran kayu,akan tetapi
kurang lengkapnya sarana dan harga jual yang terlalu tinggi
dibandingkan dengan daerah Jepara yang sudah terkenal dengan
kerajinan Ukirnya.Bahkan di tempat penjualan souvenir, barang –
barang yang di jual malah berasal dan di produksi di
Jepara.Sebenarnya antusias masyarakat sangat baik terhadap masuknya
lembaga lembaga pendidikan dan pelatihan, karena menurut para
penduduk memang sangat penting.
3.4
TEKNOLOGI
Dunia
pendidikan dewasa ini tidak lepas dari yang namanya teknologi, karena
dengan teknologi jaman sekarang yang sangat cepat perkembangan nya
yang diakibatkan oleh era Globalisasi. Dengan kemajuan teknologi kita
dapat mencari sebuah ilmu dari luar yang belum pernah kita ketahui
secara cepat, mudah dan praktis. Permasalahan yang ada di pulau
karimun yaitu kurangnya sarana untuk melakukan kegiatan yang
berbentuk alat elektronik mulai dengan sinyal telepone yang kadang
menghilang, pasokan
listrik yang hanya mengandalkan pembangkit listrik diesel (PLTD) dan
hanya hidup pada malam hari. Hal ini juga terkendala jika mesin
diesel rusak, bisa berhari-hari kawasan ini tanpa penerangan yang
memadai pada malam hari.Hal ini mengakibatkan nya hambatan dalam
masyarakat untuk mencari pengetahuan.Diperlukanya tenaga tenaga
penyuluh yang dapat memberikan pengetahuan terhadap masyarakat
karimunjawa.
BAB IV
EVALUASI
Selama KKL
selama 3 hari efektif saya telah melakukan pengamatan pengamatan
yang berkaitan dengan kebutuhan belajar masyarakat karimunjawa
dimana sangat melimpahnya sumber daya alam dan masih kurangnya SDM
yang mengolahnya.
Praktikan menemui
keberhasilan, kegagalan serta hambatan yang terjadi selama
menangani masalah “AM” yaitu :
- Keberhasilan yang dicapai
Saya mendapatkan
data yang akurat yang berasalkan dari tokoh setempat yang mengetahui
keadaan karimunjawa.melalui teknik wawancara terhadap masyarakat
langsung ,media diskusi saat acara inti KKL dan melakukan Pengamatan.
- Kegagalan yang dialami
Dalam melakukan
pelaksanaan, Saya
mengalami kesulitan karena pengetahuan terbatas, serta Saya
kekurangan
waktu untuk mengumpulkan data yang banyak dan lebih mendalam.
- Hambatan – hambatan yang terjadi
Hambatan yang
dialami selama
KKL yaitu terlalu padatnya acara rekreasi senhingga dalam melakukan
kegiatan pengumpulan data kurang dari segi narasumber.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
|
Keindahan
panorama alam seperti terumbu karang, rumput laut, dan padang
lamun dengan biota laut yang beraneka ragam, hutan mangrove,
gunung dan sisa hutan tropis dataran rendah, semuanya dalam
hamparan yang masih alami sehingga menjadikan kepulauan
Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut. Kepulauan ini secara
administratif merupakan kecamatan dari wilayah kabupaten Jepara,
yang berlokasi sekitar 45 mil arah barat laut kota Jepara.Masih
terdapatnya kekurangan dalam hal bidang pendidikan yang
mengakibatkan penurunan kualitas ekonomi dan pola hidup
masyarakat.Sehingga diperlukan adanya lembaga untuk memberikan
pengetahuan terhadap masyarakat untuk memecahkan masalahnya dan
akhirnya dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan dapat hidup
sesuai perkembangan zaman.
|
- SARAN
Demikianlah laporan
yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan memenuhi terhadap
tugas yang diberikan. Apabila ada kekeliruan dalam penyusunan makalah
ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar