Jumat, 28 Juni 2013

laporan bravo ichsanudin 1201412019


LAPORAN ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR
KECAMATAN KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA




Disusun oleh :
Bravo Ichsanudin Hidayat ( 1201412019 )



PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Asesmen Kebutuhan Belajar di Kecamatan Karimunjawa Kabupaten Jepara”.Sesuai dengan waktu yang di tentukan.
Laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Asesmen Kebutuhan Belajar. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Asesmen Kebutuhan Belajar setelah mahasiswa mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang bertempat di Kepulauan Karimunjawa.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Semarang, Juni 2013
Penulis

Bravo Ichsanudin Hidayat






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II KARIMUNJAWA 3
2.1 Sejarah Singkat Mengenai Karimunjawa 3
2.2 Visi dan Misi Karimunjawa 4
2.3 Ekosistem 5
2.4 Geografis 5
2.5 Kependudukan 5
2.6 Sarana dan Prasarana 6
2.7 Potensi Wisata Karimun Jawa 7
BAB III LAPORAN ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR DI KARIMUN JAWA 8
3.1 Pendidikan Anak Usia Dini 8
3.2 Wajib Belajar 12 Tahun 10
3.3 Pendidikan Vokasional 10
3.4 Teknologi 11
BAB IV EVALUASI 13
BAB V PENUTUP 14
FOTO DOKUMENTASI


BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan Luar Sekolah adalah salah satu jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan Unniversitas Negeri Semarang. Program studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri semarang sesuai dengan visi dan misinya adalah menghasilkan tenaga kependidikan akademik professional yang memiliki kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam pengelolaan lembaga dan program pendidikan, serta memberdayakan masyarakat diluar system persekolahan sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Saya menyusun laporan sebagai bentuk pertanggung jawaban Kuliah Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2013 sampai dengan 19 Juni 2013, adapun tujuan di tingkat ini adalah melakukan kegiatan asesmen kebutuhan belajar di Kepulauan Karimunjawa sebagai Pulau Pasinaon serta untuk mengembangkan sikap ketrampilan dan kepekaan mahasiswa dalam melakukan identifikasi terhadap proses pembangunan ,pendidikan dan ke sosial budaya juga dapat memperoleh Mahasiswa mampu berinteraksi langsung dengan masyarakat dan tokoh masyarakat di Kepulauan Karimunjawa, Mahasiswa dapat mempraktekkan ilmu yang diperolehnya selama masa perkuliahan, Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman yang berkaitan dengan program-program ke-PLS an, Mahasiswa memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata tentang keadaan sasaran PNF yang sebenarnya di lapangan.
Teknik pengumpulan data yang saya gunakan dalam kegiatan KKL di Karimunjawa sebagai berikut :
  1. Diskusi
  2. Wawancara
  3. Observasi
  4. Studi Dokumentasi
Untuk memahami laporan ini, maka saya menyusun sistematika laporan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Karimunjawa
BAB III : Laporan Asesmen Kebutuhan Belajar di Karimunjawa
BAB IV : Evaluasi
BAB V : Penutup










BAB II
KARIMUNJAWA

2.1 SEJARAH SINGKAT MENGENAI KARIMUNJAWA
Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare,
Berdasarkan legenda yang beredar di kepulauan, Pulau Karimunjawa ditemukan oleh Sunan Muria. Legenda itu berkisah tentang Sunan Muria yang prihatin atas kenakalan putranya, Amir Hasan. Dengan maksud mendidik, Sunan Muria kemudian memerintahkan putranya untuk pergi ke sebuah pulau yang nampak "kremun-kremun" (kabur) dari puncak Gunung Muria agar si anak dapat memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya. Karena tampak "kremun-kremun" maka dinamakanlah pulau tersebut Pulau Karimun.
Pulau Karimunjawa memiliki keindahan laut dan pemandangan alam yang luar biasa, sehingga saat ini pemerintah terus mengembangkan pesona wisata taman laut pulau ini. Pulau Karimunjawa merupakan suatu dataran yang berpasir pantai putih berada di Laut Jawa. Posisi pulau ini yang berada di antara pulau-pulau besar di Indonesia membuat gelombang air laut tidak terlalu tinggi, sehingga kawasan ini sangat aman dan menarik untuk dikembangkan. Awalnya kawasan ini menjadi cagar alam laut di Indonesia. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kemudian dikembangkan menjadi taman nasional dan menjadi salah satu tujuan wisata, baik lokal maupun mancanegara.


2.2 VISI DAN VISI KARIMUNJAWA
2.2.1 Visi
Terwujudnya Kecamatan Karimunjawa yang Maju, Sejahtera, Demokratis, Damai, Mandiri didukung oleh Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Religius, Berakhlak mulia serta Komperhensif, Kondusif, Berwawasan Lingkungan dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.2.2 Misi
Untuk mewujutkan Visi Kecamatan Karimunjawa kedepan dalam pelaksanaan otonomi daerah, dirumuskan Misi sebagai berikut :
  • Mewujudkan SDM yang berkualitas yang menguasahi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi iman dan taqwa .
  • Mengembangkan potensi ekonomi masyarakat yang berwawasan lingkungan .
  • Memberdayakan perekonomian rakyat dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan .
  • Meningkatkan dan menyediakan infra struktur ( sarana prasarana kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial ) .
  • Penataan dan optimalisasi kelembagaan masyarakat dan pengembangan jaringan kerjasama antar lembaga di Pemerintah Daerah .
  • Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata lokal .




2.3 EKOSISTEM
Sejak tanggal 15 Maret 2001, Karimunjawa ditetapkan oleh pemerintah Jepara sebagai Taman Nasional. Karimunjawa adalah rumah bagi terumbu karang, hutan bakau, hutan pantai, serta hampir 400 spesies fauna laut, di antaranya 242 jenis ikan hias. Beberapa fauna langka yang berhabitat disini adalah elang laut dada putih, penyu sisik, dan penyu hijau.
Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman Nasional Karimunjawa yaitu dewadaru (Crystocalyx macrophyla) yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah.
Ombak di Karimunjawa tergolong rendah dan jinak, dibatasi oleh pantai yang kebanyakan adalah pantai pasir putih halus
2.4 GEOGRAFIS
Kepulauan Karimun Jawa, secara geografis, terletak antara 5' 40" - 5' 57" LS dan 110' 4" - 110' 40" BT, berada di perairan Laut Jawa yang jaraknya ± 45 mil laut dari kota Jepara, termasuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Dati II Jepara. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 161/Menhut/1988, Kepulauan Karimun Jawa ditunjuk sebagai taman nasional dengan luas wilayahnya sekitar 111.625 Ha, terdiri dari luas daratan 7.033 Ha dan luas perairan 104.592 Ha.

2.5 KEPENDUDUKAN
Karimunjawa adalah bagian dari wilayah Kabupaten Jepara, yang merupakan sebuah Kecamatan dan terdiri dari tiga desa yaitu :
  • Karimunjawa
  • Kemujan
  • Nyamuk
  • Parang
Karimunjawa berpenduduk lebih dari 8.000 jiwa di lima pulau yang berpenghuni. Tiga suku utama yang menghuni Karimunjawa adalah suku Jawa yang bertani dan memproduksi alat kebutuhan rumah tangga, suku Bugis yang adalah pelaut andal sehingga berprofesi sebagai nelayan, dan suku Madura yang juga berprofesi sebagai nelayan tetapi memiliki kelebihan membuat ikan kering. Penduduk menurut mata pencaharian yaitu petani: 3763, nelayan: 5658, pedagang: 225, pengrajin: 45, buruh: 302, pns: 204, tni/polri : 7, pensiunan : 20.
Pendidikan di Karimunjawa sudah menjangkau sampai tingkat SMU. Selain memiliki sekitar 10 SD (lima di Karimun, tiga di Kemujan dan masing-masing satu di Parang dan Genting), Karimunjawa juga memiliki satu SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMK Negeri jurusan Budidaya Rumput Laut serta Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang merupakan sekolah gratis, serta satu Madrasah Aliyah di Kemujan. Penduduk menurut pendidikan yaitu Belum sekolah: 512, Tidak tamat SD: 5.378, Tamat SD: 3.266, Tamat SLP: 612, Tamat SLTA: 499, Perguruan Tinggi: 116.
2.6 SARANA DAN PRASARANA
2.6.1 Sarana
  • Sarana Udara
PESAWAT CARTER KAPASITAS PENUMPANG 4 – 8 ORANG ,BIAYA CARTER ± RP. 30.000.000,-
  • Sarana Laut
KMP Muria JARAK TEMPUH 5 – 6 JAM. RESERVATION: ASDP JEPARA ( 0291) 591048. Harga Tiket:
VIP : Rp. 60.000,-
BISNIS : Rp. 30.000,-
MOBIL : Rp. 215.000,-
SEPEDA MOTOR : Rp. 27.000,-
BARANG CURAH : Rp. 50.000,-/TON
2.6.2 Prasarana.
  • BANDAR UDARA 1 BUAH ( DEWA DARU )
  • JALAN KABUPATEN
  • DERMAGA PENYEBERANGAN
  • DERMAGA PERINTIS 2 ( DUA ) BUAH
  • DERMAGA RAKYAT 4 ( EMPAT ) BUAH

    1. POTENSI WISATA KARIMUNJAWA
  • Legon Lele, di Karimunjawa
  • Pulau Menjangan Kecil (Snorkeling dan Camping)
  • Kolam Hiu, di Pulau Menjangan Besar
  • Pulau Cemara Besar (sunbathing dan snorkling)
  • Pulau Cemara Kecil (diving, snorkling)
  • Tracking Hutan Mangrove, di Desa Kemojan
  • Pantai Batu Karang Pengantin, di dukuh Karang lawang, desa Kemojan, Pulau Kemojan
  • Pantai Ujung Gelam,
  • Pantai Barakuda
  • Pantai Nirwana
  • dll.











BAB III
LAPORAN ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR
DI KARIMUN JAWA


    1. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

3.1.1 Data Anak Usia Dini di Karimunjawa

Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya kita sebut PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani maupun rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.PAUD dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Namun hingga sekarang ini masyarakat masih beranggapan bahwa PAUD merupakan tahapan awal sebelum anak memasuki Taman Kanak-Kanak (TK).
3.1.2 Permasalahan yang Dihadapi Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran.
  • Kualifikasi ijazah guru belum memenuhi standar.
  • Semua guru PAUD nonformal belum memiliki sertifikat kompetensi.
  • Kurang memahami teknik menyusun rencana pembelajaran.
  • Kurang memahami karakteristik anak.
  • Kurang memahami teknik penilaian proses hasil belajar.
  • Banyaknya alat permainan belum sesuai dengan jumlah anak.
3.1.3 Permasalahan Dalam Merintis Penyelenggaraan Program PAUD Baru Jalur Pendidikan Nonformal.
  • Anak usia dini terfokus pada area tertentu.
  • Pada area tertentu tingkatan usia anak sangat bervariasi sehingga menyulitkan pengelompokan dalam membentuk kegiatan layanan.
  • Di Kampung Legong Boyo dan Alang-alang serata beberapa tempat lainnya terdapat anak usia dini yang cukup untuk membentuk kelompok kegiatan layanan baru tetapi letaknya sangat terpencil dan tidak didukung oleh ketersediaan tenaga pendidik yang memadai.
  • Keterbatasan daya tampung layanan kegiatan PAUD yang sudah ada belum memungkinkan untuk membuka layanan baru karena tidak didukung oleh sarana prasarana yang mencukupi.
  • PAUD belum populer di kalangan masyarakat khususnya di Pulau Genting.
  • Pada dasarnya masyarakat Pulau Genting setuju jika dibuka program PAUD baru namun kendala utama yang dihadapi adalah kekurangfahaman prosedur perintisan dan minimnya sosialisasi program PAUD nonformal.
  • Fakta lain menunjukkan bahwa hanya 8% dari responden di Pulau Genting yang mengetahui prosedur penyelenggaraan PAUD.



3.2 WAJIB BELAJAR 12 TAHUN
Pendidikan di Karimunjawa sudah menjangkau sampai tingkat SMU. Selain memiliki sekitar 10 SD (lima di Karimun, tiga di Kemujan dan masing-masing satu di Parang dan Genting), Karimunjawa juga memiliki satu SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMK Negeri jurusan Budidaya Rumput Laut serta Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang merupakan sekolah gratis, serta satu Madrasah Aliyah di Kemujan.

3.3 PENDIDIKAN NON FORMAL
Kampung Literasi adalah model paradigma baru tentang keaksaraan. Keaksaraan (literasi) tidak lagi diartikan sekedar kemampuan baca tulis hitung, tetapi masyarakat harus literate yang mampu memahami multi aksara sesuai tantangan dan penerapan fungsi-fungsi kehidupannya. Seperti, literasi kesehatan, literasi multi media, literasi pertanian, kewirausahaan, lansia dll yang kesemuanya memungkinkan dapat meningkat-kan derajat kehidupan masyarakat. Kepada warga juga telah diperkenalkan internet dan cara memanfaatkannya secara tepat guna. Dan pada tahun 2013 Karimun Jawa akan dijadikan pulau pasinaon (pasinaon; bahasa Jawa artinya pembelajaran). Yang penelitian awalnya sudah dilakukan pada tahun 2012, bahkan beberapa program PAUDNI pun sudah dilaksanakan di 3 pulau kawasan Karimun Jawa. Kepulauan Karimunjawa memiliki potensi sumberdaya arkeologi bawah air yang melimpah yang dapat digunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah dan budaya bahari masa lalu. Sayang sekali, sampai saat ini potensi tersebut belum mulai ditangani. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan SDM arkeologi yang mampu melaksanakan penelitian arkeologi bawah air. Kegiatan penelitian arkeologi bawah air sebagai langkah awal rangkaian kegiatan pengelolaan BCB (penelitian-pelestarian-pemanfaatan) belum pernah dilakukan. Untuk itu, pelatihan dan sertifikasi selam ini bertujuan :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas potensi SDM arkeologi bawah air agar mampu melaksanakan kegiatan pengelolaan BCB Bawah Air meliputi penelitian, pelestarian, danpemanfaatan
2. Menggali potensi  BCB Bawah Air di wilayah kerja
3. Merumuskan model pengembangan BCB Bawah Air agar dapat bermanfaat bagi masyarakat

Pengembangan kawasan wisata membawa dampak yang positif kepada kondisi sosial termasuk dunia pendidikan, adanya wisata membuka peluang untuk para pemuda menjadi guide (pemandu wisata), untuk itu pemerintah sudah mengadakan pelatihan untuk para pemuda yang bergabung dalam HPI, pendidikan ini bersifat non formal dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan loka karya, sekaligus dibekali menjadi tim SAR yang bertujuan untuk menjadi penyelamat jika terjadi kecelakaan pada wisatawan. Pengembangan kawasan Karimunjawa sebagai daerah wisata akan meningkatkan pengunjung yang berasal dari mancanegara, untuk para pengelola, pemilik toko souvenir, mereka dituntut untuk bisa berbahasa asing minimal Inggris jika tidak maka mereka harus mendatangkan orang lain atau pekerja yang mampu berbahasa asing, ini merupakan kesempatan bagi generasi muda yang ingin bergerak dalam jasa guide atau yang lain.Kurangnya tingkat pendidikan masyarakat yang bermminat menjadi Guide inilah yang menyebabkan kendala dalam bercakap cakap dengan turis asing, dan tidak tersedianya pelatihan yang bersertifikasi dalam bidang bahasa asing,sehingga para guide lokal cenderung Learn by Doing, atau hanya dengan pembiasaan saja.Dalam segi kerajinan sebenarnya masyrakat memiliki kerajinan khas yaitu ukiran kayu,akan tetapi kurang lengkapnya sarana dan harga jual yang terlalu tinggi dibandingkan dengan daerah Jepara yang sudah terkenal dengan kerajinan Ukirnya.Bahkan di tempat penjualan souvenir, barang – barang yang di jual malah berasal dan di produksi di Jepara.Sebenarnya antusias masyarakat sangat baik terhadap masuknya lembaga lembaga pendidikan dan pelatihan, karena menurut para penduduk memang sangat penting.
3.4 TEKNOLOGI
Dunia pendidikan dewasa ini tidak lepas dari yang namanya teknologi, karena dengan teknologi jaman sekarang yang sangat cepat perkembangan nya yang diakibatkan oleh era Globalisasi. Dengan kemajuan teknologi kita dapat mencari sebuah ilmu dari luar yang belum pernah kita ketahui secara cepat, mudah dan praktis. Permasalahan yang ada di pulau karimun yaitu kurangnya sarana untuk melakukan kegiatan yang berbentuk alat elektronik mulai dengan sinyal telepone yang kadang menghilang, pasokan listrik yang hanya mengandalkan pembangkit listrik diesel (PLTD) dan hanya hidup pada malam hari. Hal ini juga terkendala jika mesin diesel rusak, bisa berhari-hari kawasan ini tanpa penerangan yang memadai pada malam hari.Hal ini mengakibatkan nya hambatan dalam masyarakat untuk mencari pengetahuan.Diperlukanya tenaga tenaga penyuluh yang dapat memberikan pengetahuan terhadap masyarakat karimunjawa.
























BAB IV
EVALUASI


Selama KKL selama 3 hari efektif saya telah melakukan pengamatan pengamatan yang berkaitan dengan kebutuhan belajar masyarakat karimunjawa dimana sangat melimpahnya sumber daya alam dan masih kurangnya SDM yang mengolahnya. 
Praktikan menemui keberhasilan, kegagalan serta hambatan yang terjadi selama menangani masalah “AM” yaitu :
      1. Keberhasilan yang dicapai
Saya mendapatkan data yang akurat yang berasalkan dari tokoh setempat yang mengetahui keadaan karimunjawa.melalui teknik wawancara terhadap masyarakat langsung ,media diskusi saat acara inti KKL dan melakukan Pengamatan.
      1. Kegagalan yang dialami
Dalam melakukan pelaksanaan, Saya mengalami kesulitan karena pengetahuan terbatas, serta Saya kekurangan waktu untuk mengumpulkan data yang banyak dan lebih mendalam.
      1. Hambatan – hambatan yang terjadi
Hambatan yang dialami selama KKL yaitu terlalu padatnya acara rekreasi senhingga dalam melakukan kegiatan pengumpulan data kurang dari segi narasumber.






BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan


Keindahan panorama alam seperti terumbu karang, rumput laut, dan padang lamun dengan biota laut yang beraneka ragam, hutan mangrove, gunung dan sisa hutan tropis dataran rendah, semuanya dalam hamparan yang masih alami sehingga menjadikan kepulauan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut. Kepulauan ini secara administratif merupakan kecamatan dari wilayah kabupaten Jepara, yang berlokasi sekitar 45 mil arah barat laut kota Jepara.Masih terdapatnya kekurangan dalam hal bidang pendidikan yang mengakibatkan penurunan kualitas ekonomi dan pola hidup masyarakat.Sehingga diperlukan adanya lembaga untuk memberikan pengetahuan terhadap masyarakat untuk memecahkan masalahnya dan akhirnya dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan dapat hidup sesuai perkembangan zaman.

    1. SARAN
Demikianlah laporan yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan memenuhi terhadap tugas yang diberikan. Apabila ada kekeliruan dalam penyusunan makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar