Jumat, 28 Juni 2013

laporan linda ratna sari 1201412013



Laporan Identifikasi Kebutuhan Belajar di Kepulauan Karimunjawa
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asesmen Kebutuhan Belajar
Dosen Pengampu :
Prof Dr Joko Sutarto, M Pd
Hendra Dedi K, S Pd

Disusun oleh
Nama : Linda Ratna Sari
Nim :1201412013
Rombel : 1


JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB 1
PENDAHULUAN

    1. LATAR BELAKANG
Tujuan manusia belajar tentunya adalah untuk menjadi lebih baik, sehingga kelak ilmu yang mereka peroleh melalui proses belajar dan mengajar dapat diterapkan dalam kehidupannya. Demi mencapai tujuan tersebut, maka perlu perlu diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang perlu untuk diajarkan kepada masyarakat..
Kebutuhan belajar pada dasarnya menggambarkan jarak antara tujuan belajar yang diinginkan dan kondisi atau keadaan belajar yang sebenarnya. Kebutuhan setiap manusia di dalam kondisi yang dialaminya bermacam-macam.
Untuk itu, perlu diadakannya suatu proses identifikasi kebutuhan belajar untuk menentukan kebutuhan mana yang paling potensial dari segi kemanfaatan dan pemenuhannya. Melalui makalah ini, Penulis akan membahas mengenai hasil observasi dan wawancara mengenai identifikasi kebutuhan belajar di Kepulauan Karimunjawa

    1. RUMUSAN MASALAH
  1. Apakah pengertian Kebutuhan belajar ?
  2. Apakah pengertian Identifikasi kebutuhan belajar ?
  3. Bagaimanakah pendidikan yang ada di Karimunjawa?
  4. Apa sajakah kebutuhan belajar yang dibutuhkan dalam pendidikan di Karimunjawa?








BAB 2
PEMBAHASAN


Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk kehidupannya, demi mencapai suatu hasil (tujuan) yang lebih baik. Belajar adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih baik, yang mengubah seseorang yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak baik menjadi baik, yang tidak pantas menjadi pantas, dll. Kebutuhan belajar pada dasarnya menggambarkan jarak antara tujuan belajar yang diinginkan dan kondisi yang sebenarnya.
Menurut prof. Djuju Sudjana kebutuhan belajar dapat diartikan sebagai suatu jarak antara tingkat pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang dimiliki pada suatu saat dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang ingin diperoleh sesorang, kelompok, lembaga, dan/atau masyarakat yang hanya dapat dicapai melalui kegiatan belajar.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan belajar merupakan sebuah gap antara keadaan yang sesungguhnya dengan keadaan yang diharapkan dan itu harus terpenuhi dengan jalan belajar.
Identifikasi berasal dari kata “identify” yang artinya meneliti, menelaah. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarlan, mencatat data dan informasi dari lapangan. Jadi pengertian Identifikasi kebutuhan belajar adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk meneliti dan menemukan hal-hal yang diperlukan dalam belajar dan hal-hal yang dapat membantu tercapainya tujuan belajar itu sendiri, baik itu proses belajar yang berlangsung di lingkungan keluarga (informal), sekolah (formal), maupun masyarakat (non-formal).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada salah satu penduduk di Karimunjawa, Pendidikan di Karimunjawa sudah menjangkau sampai tingkat SMU. Selain memiliki sekitar 10 SD (lima di Karimun, tiga di Kemujan dan masing-masing satu di Parang dan Genting), Karimunjawa juga memiliki satu SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMK Negeri jurusan Budidaya Rumput Laut serta Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang merupakan sekolah gratis, serta satu Madrasah Aliyah di Kemujan.
Salah satu SD yang penulis kunjungi adalah SD 1 Karimunjawa yang berlokasi di sebelah timur Kantor Kecamatan. Gedung SD berbentuk L, terdiri dari 6 kelas. Keunikan dari sekolah ini adalah tahun berdirinya pada tahun 1912.

Selain SD, SMP, MTs dan SMK, disana juga sudah diselenggarakan program PAUD. Namun masih mengalami banyak permasalahan. Permasalahan dalam merintis penyelenggaraan Program PAUD baru jalur pendidikan nonformal antara lain :
  • Anak usia dini terfokus pada area tertentu.
  • Pada area tertentu tingkatan usia anak sangat bervariasi sehingga menyulitkan pengelompokan dalam membentuk kegiatan layanan.
  • Di Kampung Legong Boyo dan Alang-alang serata beberapa tempat lainnya terdapat anak usia dini yang cukup untuk membentuk kelompok kegiatan layanan baru tetapi letaknya sangat terpencil dan tidak didukung oleh ketersediaan tenaga pendidik yang memadai.
  • Keterbatasan daya tampung layanan kegiatan PAUD yang sudah ada belum memungkinkan untuk membuka layanan baru karena tidak didukung oleh sarana prasarana yang mencukupi.
  • PAUD belum populer di kalangan masyarakat khususnya di Pulau Genting.
  • Pada dasarnya masyarakat Pulau Genting setuju jika dibuka program PAUD baru namun kendala utama yang dihadapi adalah kekurang fahaman prosedur perintisan dan minimnya sosialisasi program PAUD nonformal.
Fakta lain menunjukkan bahwa hanya 8% dari responden di Pulau Genting yang mengetahui prosedur penyelenggaraan PAUD

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama di Karimunjawa, terdapat beberapa kendala pembelajaran yang ada di Karimunawa, antara lain :
  • Kualifikasi ijazah pendidik belum memenuhi standar.
  • Semua pendidik nonformal belum memiliki sertifikat kompetensi.
  • Kurang memahami teknik menyusun rencana pembelajaran.
  • Kurang memahami karakteristik anak dan peserta didik lainnya.
  • Kurang memahami teknik penilaian proses hasil belajar.
  • Banyaknya alat permainan belum sesuai dengan jumlah anak.
  • Kurangnya sumber belajar seperti buku dan pendidik.
  • Kurangnya sarana pendidikan
  • Kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh pendidik.


Berdasrakan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran di Karimunjawa, maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan belajar yang dibutuhkan oleh pendidikan dan pengembangan masyarakat di Karimunjawa antara lain :

  1. Tenaga pendidik yang berkompeten.
  2. Pembinaan kepada pendidik mengenai teknik penilaian proses hasil belajar
  3. Pemenuhan Sarana prasarana pendidikan
  4. Pemberian ketrampilan kepada pendidik
  5. Memberikan ketrampilan kepada masyarakat agar mereka bisa mengembangkan potensi yang ada.
























BAB 3
PENUTUP




3.1 KESIMPULAN

Identifikasi kebutuhan belajar adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk meneliti dan menemukan hal-hal yang diperlukan dalam belajar dan hal-hal yang dapat membantu tercapainya tujuan belajar itu sendiri, baik itu proses belajar yang berlangsung di lingkungan keluarga (informal), sekolah (formal), maupun masyarakat (non-formal).
Kebutuhan belajar pada dasarnya menggambarkan jarak antara tujuan belajar yang diinginkan dan kondisi yang sebenarnya.
kendala pembelajaran yang ada di Karimunawa, antara lain :
  • Kualifikasi ijazah pendidik belum memenuhi standar.
  • Semua pendidik nonformal belum memiliki sertifikat kompetensi.
  • Kurang memahami teknik menyusun rencana pembelajaran.
  • Kurang memahami karakteristik anak dan peserta didik lainnya.
  • Kurang memahami teknik penilaian proses hasil belajar.
  • Banyaknya alat permainan belum sesuai dengan jumlah anak.
  • Kurangnya sumber belajar seperti buku dan pendidik.
  • Kurangnya sarana pendidikan
  • Kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh pendidik.

Kebutuhan belajar yang dibutuhkan oleh pendidikan dan pengembangan masyarakat di Karimunjawa antara lain :
  1. Tenaga pendidik yang berkompeten.
  2. Pembinaan kepada pendidik mengenai teknik penilaian proses hasil belajar
  3. Pemenuhan Sarana prasarana pendidikan
  4. Pemberian ketrampilan kepada pendidik
  5. Memberikan ketrampilan kepada masyarakat agar mereka bisa mengembangkan potensi yang ada.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar